19. Di Tikung

Suasana didalam kamar inap Erliana sedikit ramai karena dua sahabat Tama dan dua sahabat Erliana datang secara bersama. Karena seringnya mereka bertemu, jadi mereka tidak lagi merasa canggung.

"Kalau lagi kumpul gini, enaknya ngapain ya,,?"Heru membuka suara

"Enaknya ngopi sambil makan camilan dan ngobrol ngalor ngidul Pak,," ide Ririn

"Boleh juga tuh,,"

"Pesen ayo,, pesen,," kata Heru

"Lah,, aku sama Tama baru selesai ngopi, masa iya mau ngopi lagi,," jelas Dika

"Pesen yang lain aja,, apa ke,," kata Heru

Mereka akhirnya memesan ke restorasi pesan jasa antar. Mereka pun memesan satu copi latte, dua es capucinno, satu jus alpukat, dan tiga porsi batagor dan tiga desert. Setengah jam yang lalu pesanan mereka sudah datang. Mereka berkumpul dimeja makan termasuk juga Erliana. Mereka memutuskan untuk mengobrol santai sembari menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Erli,, apa rencana kamu setelah keluar dari sini,,?" tanya Heru sambil menyeruput kopinya

Heru sengaja membuka obrolan dengan Erliana, agar Tama bisa mendengar sendiri rencana Erliana setelah keluar rumah sakit.

"Paling kerja sama kuliah Kak,,"Erliana

"Gak ada yang lain,,?" tanya Heru lagi

"Gak ada kak,, paling juga bolak-balik kontrol kesini,," Erliana

"Kalau itu nanti aku yang akan nemenin kamu,," celetuk Tama

Dika dan Heru saling memandang dan tersenyum tipis melihat sahabat mereka sangat peka,,

"Gak,, Gak usah kak,, aku nanti bisa pergi sama Lani atau Ririn,," jawab Erliana

Kedua sahabat Erliana hanya mengangguk saja,, tanda setuju.

"Gak,, tetep aku yang nemenin kamu,," jawab Tama

"Kalau mereka berdua yang nemenin kamu,, berarti mereka harus bolos kerja,,"

"Tama bener, mending kamu nanti kalau kontrol sama Tama aja." Dika mendukung

"Gak apa-apa memangnya,,?" tanya Erliana

"Emang kenapa,,?" tanya Tama

"Gak papa sih, cuma aku gak enak,, kali aja kakak sibuk,," kata Erliana

"Gak,, aku bisa kok,," jawab Tama tenang

Erliana memakan batagornya yang rasanya sedikit pedas,, lalu dia meringis karena perutnya masih sedikit nyeri.. Tama yang melihatnya bergegas menegur.

"Erli,, batagor kamu pedas ya,,?" tanya Tama

"Iya kak,," Erliana meringis dengan wajah tanpa dosa

"Jangan makan makanan yang pedas dulu." kata Tama

"Tapi aku kepengen kak,, selama ini kan aku selalu makan, makanan dari rumah sakit. Rasanya hambar,, makannya aku pesan yang agak pedas,," Erliana dengan wajah menunduk

"Bukan tidak boleh Erli, boleh tapi untuk sementara kamu memang harus menjauhi makanan pedas dulu." "Takutnya nanti perut kamu terasa perih, atau panas,, bagaimana,,?" jelas Dika

"Tuh kan, dengerin apa kata dokter,," kata Tama sembari mengambil batagor yang ada di depan Erliana

"Yah, Yah, kak,, itu batagor aku mau dibawa kemana,,?" tanya Erliana

"Buang,!! lebih baik jangan dimakan dari pada tambah sakit,," ketus Tama

"Kenapa dibuang,,?" mata Erliana berkaca-kaca

Dia langsung berdiri, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Pelan pelan dia berjalan menuju ranjangnya,, dia berbaring membelakangi sekumpulan orang di meja makan dengan mata berkaca-kaca. Tama merasa bersalah, dia mendekati Erliana untuk meminta maaf.

"Erli,, kamu marah,,?" tanya Tama lembut

Erliana hanya menggeleng saja.

"Maaf,, bukan maksud aku.." ucapan Tama dipotong oleh Erliana

"Aku tahu kakak gak mau aku sakit,, tapi gak gitu juga kak,, main seenaknya membuang makanan. Mubazir kak,, mungkin bagi kakak itu kecil, tapi bagi kami. Banyak orang di luar sana yang gak bisa makan,,"

Ucapan Erliana berhenti dengan bahunya sedikit berguncang

Deg,,

"Maaf,, tapi memang aku gak bermaksud seperti itu." Tama berjalan memutar ranjang Erliana mendekat agar bisa melihat wajah Erliana

"Maaf aku salah,," katanya lagi dengan menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Oke,, Aku janji gak akan seperti itu lagi,, tapi kamu ngerti kan maksud aku..?" Tama dengan nada sedih

"Iya kak gak papa,," Erliana. Dia bingung sendiri kenapa dia harus merajuk sampai seperti ini.

Kedua sahabat Tama yang melihat adegan itu, sudah bisa menebak kalau Sahabatnya itu sedang mode jatuh cinta. Karena seorang Tama hanya bisa berkata maaf dengan lembut dengan seseorang yang dicintainya. Berbeda Tama dengan orang lain,, walaupun dia salah. Dia mengaku salah dan meminta maaf saja. Itu sudah cukup baginya,, tidak peduli mau dimaafkan atau tidak yang penting dia sudah meminta maaf.

Sahabat Erliana pun dibuat bingung pada Erliana,, kenapa juga dia harus marah..? Kan Tama bukan siapa siapa dia.

"Kayaknya bener broo,," celetuk Heru

"Iya,," Dika tersenyum tipis

Heru dan Dika berbisik membicarakan Tama.

"Selama ini dia gak pernah kan begitu sama cewek,," kata Heru

"Kalau ada cewek merajuk begitu sama dia,, udah ditinggal pergi aja,," kata Heru lagi

"Tapi sayang dia gak mau ngomong,," kata Dika

"Dia takut,, kalau perhatian Erli sama dia itu. Hanya sebatas berterima kasih, karena mau bertanggung jawab. Itu katanya,,"

"Kenapa gak tanya langsung ke orangnya,,?" tanya Heru pada Dika

"Dia gak berani,, mungkin juga dia masih menimbang nimbang,," jelas Dika

"Kamu gak inget dia pernah punya pengalaman yang gak enak.,"

"Bener,, itu juga yang jadi bahan pertimbangannya,," kata Heru

"Ya ampun seneng banget jadi Er,," celetuk Lani

"Iyaa,, semoga dia beneran udah move on dari si kupret itu,," Ririn geram

Kedua sahabat Tama mendengar perkataan Lani.

"Udah move on gimana maksudnya,,?" tanya Heru

"Eh, itu pak,," Lani tidak bisa melanjutkan perkataannya

"Kenapa, Erli pernah putus cinta,,?" tanya Heru penasaran

"Ya gitu deh pak,, Erli pernah diselingkuhin.." ceplos Ririn

"Upss,, Ririn membekap mulutnya sendiri."

Lani melotot mendengar omongan Ririn.

"Bener Bener jodoh kayak mereka,," celetuk Dika

"Nasibe podo wae,," cerocos Heru

"Haahh,," Kedua sahabat Erliana terkejut mendengar perkataan Heru

"Jadi Erli pernah diselingkuhin juga,,?" "Pantesan mereka seperti menjaga jarak satu sama lain.." Kata Heru

Flass off

Tiga tahun yang lalu saat Erliana baru mulai kuliah bukan cuma Ririn dan Lani saja sahabatnya. Masih ada satu sahabat Erliana namanya Chaca. Hubungan Erliana dan Chaca sebelumnya baik-baik saja sebelum Erliana mengenal Adi. Adi menyukai Erliana,, sifatnya yang lemah lembut juga tidak mudah marah dan juga pengertian membuat adi jatuh hati pada Erliana. Erliana dan Aditya pun mulai berpacaran,, Ketiga Sahabatnya tahu kalau Erliana sudah jadian dengan Adi.

"Hai,,?" Adi menyapa Erliana

"Anda berbicara dengan saya,," tanya Erliana

"Iya,, kita sering ketemu,, boleh gak kenalan,,?" Adi

"Aku Adi,," Adi mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Erliana

"Oh ya kak,, aku Erliana. Kakak yang punya kedai Ayam geprek itu kan,,?" Erliana membalas uluran tangan Adi

Singkat perkenalan mereka berdua. Mereka sering bertemu karena Erliana dan Sahabatnya sering membeli ayam geprek di kedai Adi saat makan siang.

Sudah setengah tahun Adi dekat dengan Erliana,, Adi mempunyai rasa dengan Erliana, begitu pula dengan Erliana. Dan akhirnya Adi pun menyatakan cintanya pada Erliana.

"Er,, nanti pulang kerja ada waktu gak,,? sebentar aja kok. Gak akan lama,,"

"Iya kak ada,, memang ada apa,,?" Tanya Erliana

"Nanti aja aku ngomongnya kalau kamu udah pulang kerja,, sekarang kan kamu lagi istirahat makan siang.." kata Adi

"Iya kak,," Erliana

"Aku tunggu ditempat biasa yah..?" Adi

Jam empat sore Erliana sudah keluar dari Toko buku tempat dia bekerja. Dia berjalan menuju tempat dimana dia sudah janjian dengan Adi.

"Kak Adi,," Erliana memanggil adi dan melambaikan tangannya

Adi membalas dengan melambaikan tangannya juga.

"Sudah pulang,,?" tanya Adi basa basi untuk menghilangkan kegugupannya

"Iya kak. Kakak katanya mau ngomong sesuatu sama aku,, Apa,,?" tanya Erliana

"Em,, begini Er,, Em." Adi gugup

"Ada apa kak,,?" Erliana

"Er,, Aku suka sama kamu,, aku sayang sama kamu,, mau gak kamu jadi pacar aku,,?" Adi mengutarakan isi hatinya dengan satu tarikan nafas agar tidak gugup

Erliana yang mendengarnya pun terkejut dan ayal dia juga bahagian. Pasalnya Dia juga sangat menyukai Adi,, dan ternyata sekarang dia menyatakan cintanya..

"Kak adi serius,, gak lg becandain aku kan,,?" tanya Erliana menyelidiki omongan Adi

"Serius Er,, masa aku mau bohongin kamu sih."

"Gimana Er,,?" tanya adi, dengan raut wajah memohon

"Iya kak,, aku mau,," jawab Erliana

Mereka berdua pun memutuskan untuk pacaran.

Adi juga cowok yang baik, setiap hari dia selalu memanjakan Erliana. Ntah dari menjemput ditempat kerja sampai berangkat dan pulang kuliah pun diantar jemput. Adi bagai supir untuk Erliana dan ketiga sahabatnya. Karena jika adi menjemput Erliana, dia pasti akan membawa serta sahabat Erliana. Karena bagi Adi tidak enak kalau hanya Erliana saja yang diajak,, toh mereka satu kost. Apa salahnya,,? Adi tidak keberatan karena memang dia yang menginginkannya.

Tadinya hubungan mereka berdua baik baik saja. Saat hubungan mereka berjalan satu tahun, ternyata ada kejadian yang membuat Erliana benar-benar harus melupakan sosok adi dari kehidupannya. Chaca teman kerja, teman satu kost dan sekaligus sahabat Erliana, dia menusuk Erliana dari belakang. Chaca merasa iri dengan Erliana yang selalu dimanjakan oleh Adi. Ketika Erliana ke kampus bersama Ririn, Chaca selalu mempunyai kesempatan untuk menggoda Adi. Tadinya Adi tidak memperdulikannya. Tapi semakin lama akhirnya Adi tergoda juga. Bagaimana tidak, Chaca memberikan apa yang tidak Erliana berikan kepada Adi. Saat itu Erliana dan Ririn baru saja sampai di kampus diantar oleh Adi.

Selama ini Erliana tidak curiga pada Adi dan Chaca, setelah mengantarkan Erliana ke kampus ternyata dia tidak pulang,, dia pergi ke tempat kost Erliana untuk bertemu Chaca. Erliana dan Ririn yang sudah ada dikampus tidak mengetahuinya. Begitu pun dengan Lani. Lani satu kerja dan satu kampus dengan Erliana dan Ririn. Hanya Chaca saja yang tidak kuliah.Kebetulan dikampus dosen yang mengajar tidak ada,, jadi mereka bertiga memutuskan untuk pulang ke kost mereka. Saat didepan rumah Erliana melihat mobil Adi terparkir didepan gerbang.

Tok,,Tok,,Tok

Pintu kamar kost terbuka, Chaca sudah menunggu kedatangan Adi.

"Sudah sampai kampus mereka kak,,?" tanya Chaca

"Udah,," jawab Adi Singkat

"Aku kangen kak,," kata Chaca sambil memeluk Adi yang sudah ada di dalam kamar kostnya

"Aku juga,," Adi membalas pelukan dari Chaca

Mereka berdua bercumbu didalam kamar kost.

Ketiga gadis itu memutuskan untuk pulang karena tidak ada dosen pembimbing. Tapi saat sampai di depan rumah kostnya, mereka terkejut karena ada mobil Adi terparkir didepan gerbang.

"Rin,, kok perasaan aku gak enak ya,,?" Kata Erliana, saat didalam angkot

Mereka bertiga pulang naik angkutan umum, karena tidak enak kalau Adi harus menjemput mereka kembali.

"Kenapa tadi gak bilang aja sama kak adi minta dijemput,," kata Lani

"Gak enak ah,, tadi baru dianterin. Masa dia baru nyampe rumahnya udah harus jemput Aku lagi.." Erliana

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai didepan rumah kostnya.

"Kok mobil kak adi ada di sini,,?" Erliana penasaran

Mereka memutuskan untuk masuk ke dalam rumah kost,, sampai didepan kamarnya pintu kamar tidak dikunci dan agak terbuka sedikit. Kebetulan tidak banyak penghuni kos yang ada dikamar karena sebagian besar mereka adalah karyawan dan mahasiswa.

"Kalian dengar gak itu suara apa,?" kata Erliana

Pintu sedikit terbuka jadi mereka dapat mendengar suara yang ada di dalam kamar. Mereka menempelkan telinga mereka di pintu.

"Kok,, suaranya dari dalam yah,, jangan jangan-jangan,,"

Brak,,

Pintu terbuka, Seketika mereka semua terpaku. Erliana, Ririn dan Lani terkejut dengan keadaan orang yang ada di dalam kamar. Begitu juga dengan Adi dan Chaca, mereka terkejut melihat Erliana dan dua sahabatnya ada didepan pintu.

"Ya Tuhan apa yang kalian lakukan,,??" mata Erliana berkaca-kaca

"Rin, Lan,, aku harap,, Semoga saja aku salah lihat."

"Kalian gila yah,, tega sekali kalian,," teriak Ririn

"Cha,,!!". "Bisa bisanya kamu nikung sahabatmu sendiri,," Ririn marah pada Chaca

"Aku bener-bener gak nyangka Cha, ternyata kamu bisa setega itu sama Er,," Lani dengan raut wajah tak percaya

Erliana hanya diam dan melihat mereka berdua dengan jijik.

"Er,, maaf,, Aku digoda sama dia,," kata Adi

"Kak,, selama ini kak adi asyik asyik aja, kenapa malah ngomong begitu,,?" Chaca marah

"Selama ini,,? Jadi kalian bukan baru kali ini aja begituan,,? Astaghfirllah,, bodohnya aku,," Erliana sudah tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar

"Ya iyalah,, aku itu sama kak adi udah lama begituan, kamu aja yang bego." "Makanya jadi cewek itu jangan sok suci,," Chaca yang sudah tertangkap basah malah menjadi jadi.

"Kak,, maaf sepertinya jangan teruskan lagi hubungan kita, cukup sampai di sini aja,, mungkin dia lebih baik dari aku."

Setelah memutuskan hubungan dengan Adi, Erliana pergi dengan wajah yang sudah berlinang air mata. Tanpa mendengarkan jawaban apapun dari Adi dan Chaca.

Flass on

"Kita berdoa aja buat Er,, moga mendapatkan laki-laki yang baik dan sayang padanya,," Lani berdoa untuk Erliana

"Aamiin,," jawab Ririn dengan menengadahkan tangannya.

Setelah kejadian itu Erliana memutuskan untuk fokus pada kuliahnya,, karena gara gara masalah itu, Kuliahnya sempat berantakan.

Episodes
1 1. Selamat kan Dia
2 2. Menawarkan diri
3 3. Ohh.. Erliana namanya
4 4. Perhatian
5 5. Sudah lewat masa kritisnya
6 6. Sudah bangun
7 7. Nyawaku
8 8. Salah Tingkah
9 9. Hutang
10 10.Tidak Pulang
11 11. Sahabat bar bar
12 12. Tatapan Mengintimidasi
13 13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14 14. Diusir
15 15. Dia itu siapa..?
16 16. Pertanyaan Tama
17 17. Sudah Nyaman
18 18. move on
19 19. Di Tikung
20 20. Foto
21 21. Isi hati Tama
22 22. Gara-gara Tiang infus
23 23. Tama Galau
24 24. Kedatangan Kakung Praba
25 25. Rasa ingin tahu Erliana
26 26. Opss, keceplosan
27 27. Mengantarkan Pulang
28 28. Cari tahu
29 29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30 30. Saingan
31 31. Kesambet
32 32. Mengawasi
33 33. Masa lalu Heru
34 34. Informasi dari Heru
35 35. Penjelasan Tama
36 36. Rencana Rosma
37 37. Takut Kecewa
38 38. Jadi Mantu
39 39. Bukan hakku melarangmu
40 40. Bicara hati ke hati
41 41. Menunggu kabar
42 42. Kompor Mledug
43 43. Tiga nenek lampir
44 44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45 45. Jodoh Rahasia Tuhan
46 46. Filling Tama
47 47. Ditolak
48 48. Janjian dulu
49 49. Pak Boss
50 50. Rencana untuk Rosma
51 51. Cemburu
52 52. Membuntuti Tama
53 53. Ancaman Tama
54 54. Hukuman
55 55. Belum waktunya
56 56. Bikin kapok
57 57. Cek Cok
58 58. Kedatangan Heru
59 59. Perjanjian
60 60. Terpojok
61 61. Ucapan adalah doa
62 62. Menjemput Erliana
63 63. Penyesalan Rosma
64 64. Minta Maaf
65 65. "Nduk, Nduk"
66 66. Pura-pura lupa
67 67. Kakung Mau Pulang
68 68. Sama-sama gak pengalaman
69 69. Ketemu Mantan
70 70. Cincin Pemberian Tama
71 71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72 72. Ciuman panas
73 73. Berbelanja
74 74. Pelakor
75 75. Salah lawan
76 76. Gagal ngedate
77 77. Ngeyel
78 78. Mas itu siapa?
79 79. Kalah Telak
80 80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81 81. Bukan Cewek yang Egois
82 82. Calon istri
83 83. Mengungkapkan Kebenaran
84 84. Boleh, Tapi dikacangin
85 85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86 86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87 87. Besok Aku Pulang, Nduk
88 88. Teman Gak ada Akhlak
89 89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90 90. Emak-Emak kompleks
91 91. Tau ih, keponya kebangetan
92 92. Bukan Orang Sembarangan
93 93. Kamu Pikir Aku wes om om
94 94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95 95. Cerita Erliana
96 96. Prioritas Utama
97 97. Serah Jabatan
98 98. Sopo iku Erliana?
99 99. LDRan
100 100. Ngabisin Waktu berdua
101 101. Kecurigaan Tama
102 102. Magang
103 103. Berasa Para normal
104 104. Mulai Magang
105 105. Ucapan Selamat Datang
106 106. Orang Misterius
107 107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108 108. So Sweet Gundulmu
109 109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110 110.Masuk Jebakan
111 111. Bertemu Klien
112 112. Butuh Refresing
113 113. Rasa Penasaran Wildan
114 114. Cinta itu Buta
115 115. Sisi lain dari Tama
116 116. Sebelas Dua belas
117 117. Bagai Pinang dibelah kampak
118 118. Ungkapan hati Erliana
119 119. Jomblo Ngenes
120 120. Curhatan Tama
121 121. Perang Dunia ke Lima
122 122. Bolos Kuliah
123 123. Pikir Keri
124 124. Gara-gara Fokus Ngegame
125 125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126 126. Lembur Dadakan
127 127. Heru Mulai Waspada
128 128. Heru Meyakinkan Tama
129 129. Siap Membantu
130 130. Tidak Percaya
131 131. Di Interogasi
132 132. Menjalankan Misi
133 133. Penyamaran Arif
134 134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135 135. Dua Sahabat Yang Unik
136 136. Pulang bareng
137 137. Senyuman Manis
138 138. Rita Cemburu
139 139. Menyerang secara terang-terangan
140 140. Katro sih Katro
141 141. Gawe Geger
142 142. Lampu Hijau
143 143. Ruangan Cctv
144 144. Mana Ada Maling Ngaku
145 145. Cuci Tangan
146 146. Demi Kepentingan Pribadi
147 147. Memberi Kesempatan
148 148. Dilarang Protes
149 149. Cogan Perusahaan
150 150. Ikut Ke Kota A
151 151. Sudah Saatnya
152 152. Menghibur
153 153. Jalan Pintas
154 154. Hukum Karma
155 155. Datang ke Kantor Heru
156 156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157 157. Hampir Keceplosan
158 158. Ditraktir
159 159. Berasa Tua
160 160. Gak Pamit
161 161. Aku gak sekatro itu
162 162. Erliana Gugup
163 163. Drama
164 164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165 165. Ngeles melulu
166 166. Penyakit aneh
167 167. Tolong jangan ditolak
168 168. Martabak
169 169. Ngelamar
170 170. Pemimpin bijaksana
171 171. Selonong Boy
172 172. Persiapan Interview
173 173. Tidak menyangka
174 174. Kakung yang mengajari Aku
175 175. Citra
176 176. Muring-muring
177 177. Refreshing
178 177. Membolak-balikan pertanyaan
179 179. Kebanggaan orang tua
180 180. Ohh, atasan
181 181. Jangan Panggil saya, Pak
182 182. Martabak
183 183. Nindi bikin kaget
184 184. Promosi Citra
185 185. Undangan Makan Malam
186 186. Ora Kakung Ora Putune Podo wae
187 187. Bukan anak kecil lagi
188 188. Di Interogasi
189 189. Pagi-pagi buta sudah di kantor
190 190. Orangnya jutek
191 191. Podo-podo Atose
192 192. Iih Narsis
Episodes

Updated 192 Episodes

1
1. Selamat kan Dia
2
2. Menawarkan diri
3
3. Ohh.. Erliana namanya
4
4. Perhatian
5
5. Sudah lewat masa kritisnya
6
6. Sudah bangun
7
7. Nyawaku
8
8. Salah Tingkah
9
9. Hutang
10
10.Tidak Pulang
11
11. Sahabat bar bar
12
12. Tatapan Mengintimidasi
13
13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14
14. Diusir
15
15. Dia itu siapa..?
16
16. Pertanyaan Tama
17
17. Sudah Nyaman
18
18. move on
19
19. Di Tikung
20
20. Foto
21
21. Isi hati Tama
22
22. Gara-gara Tiang infus
23
23. Tama Galau
24
24. Kedatangan Kakung Praba
25
25. Rasa ingin tahu Erliana
26
26. Opss, keceplosan
27
27. Mengantarkan Pulang
28
28. Cari tahu
29
29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30
30. Saingan
31
31. Kesambet
32
32. Mengawasi
33
33. Masa lalu Heru
34
34. Informasi dari Heru
35
35. Penjelasan Tama
36
36. Rencana Rosma
37
37. Takut Kecewa
38
38. Jadi Mantu
39
39. Bukan hakku melarangmu
40
40. Bicara hati ke hati
41
41. Menunggu kabar
42
42. Kompor Mledug
43
43. Tiga nenek lampir
44
44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45
45. Jodoh Rahasia Tuhan
46
46. Filling Tama
47
47. Ditolak
48
48. Janjian dulu
49
49. Pak Boss
50
50. Rencana untuk Rosma
51
51. Cemburu
52
52. Membuntuti Tama
53
53. Ancaman Tama
54
54. Hukuman
55
55. Belum waktunya
56
56. Bikin kapok
57
57. Cek Cok
58
58. Kedatangan Heru
59
59. Perjanjian
60
60. Terpojok
61
61. Ucapan adalah doa
62
62. Menjemput Erliana
63
63. Penyesalan Rosma
64
64. Minta Maaf
65
65. "Nduk, Nduk"
66
66. Pura-pura lupa
67
67. Kakung Mau Pulang
68
68. Sama-sama gak pengalaman
69
69. Ketemu Mantan
70
70. Cincin Pemberian Tama
71
71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72
72. Ciuman panas
73
73. Berbelanja
74
74. Pelakor
75
75. Salah lawan
76
76. Gagal ngedate
77
77. Ngeyel
78
78. Mas itu siapa?
79
79. Kalah Telak
80
80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81
81. Bukan Cewek yang Egois
82
82. Calon istri
83
83. Mengungkapkan Kebenaran
84
84. Boleh, Tapi dikacangin
85
85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86
86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87
87. Besok Aku Pulang, Nduk
88
88. Teman Gak ada Akhlak
89
89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90
90. Emak-Emak kompleks
91
91. Tau ih, keponya kebangetan
92
92. Bukan Orang Sembarangan
93
93. Kamu Pikir Aku wes om om
94
94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95
95. Cerita Erliana
96
96. Prioritas Utama
97
97. Serah Jabatan
98
98. Sopo iku Erliana?
99
99. LDRan
100
100. Ngabisin Waktu berdua
101
101. Kecurigaan Tama
102
102. Magang
103
103. Berasa Para normal
104
104. Mulai Magang
105
105. Ucapan Selamat Datang
106
106. Orang Misterius
107
107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108
108. So Sweet Gundulmu
109
109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110
110.Masuk Jebakan
111
111. Bertemu Klien
112
112. Butuh Refresing
113
113. Rasa Penasaran Wildan
114
114. Cinta itu Buta
115
115. Sisi lain dari Tama
116
116. Sebelas Dua belas
117
117. Bagai Pinang dibelah kampak
118
118. Ungkapan hati Erliana
119
119. Jomblo Ngenes
120
120. Curhatan Tama
121
121. Perang Dunia ke Lima
122
122. Bolos Kuliah
123
123. Pikir Keri
124
124. Gara-gara Fokus Ngegame
125
125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126
126. Lembur Dadakan
127
127. Heru Mulai Waspada
128
128. Heru Meyakinkan Tama
129
129. Siap Membantu
130
130. Tidak Percaya
131
131. Di Interogasi
132
132. Menjalankan Misi
133
133. Penyamaran Arif
134
134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135
135. Dua Sahabat Yang Unik
136
136. Pulang bareng
137
137. Senyuman Manis
138
138. Rita Cemburu
139
139. Menyerang secara terang-terangan
140
140. Katro sih Katro
141
141. Gawe Geger
142
142. Lampu Hijau
143
143. Ruangan Cctv
144
144. Mana Ada Maling Ngaku
145
145. Cuci Tangan
146
146. Demi Kepentingan Pribadi
147
147. Memberi Kesempatan
148
148. Dilarang Protes
149
149. Cogan Perusahaan
150
150. Ikut Ke Kota A
151
151. Sudah Saatnya
152
152. Menghibur
153
153. Jalan Pintas
154
154. Hukum Karma
155
155. Datang ke Kantor Heru
156
156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157
157. Hampir Keceplosan
158
158. Ditraktir
159
159. Berasa Tua
160
160. Gak Pamit
161
161. Aku gak sekatro itu
162
162. Erliana Gugup
163
163. Drama
164
164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165
165. Ngeles melulu
166
166. Penyakit aneh
167
167. Tolong jangan ditolak
168
168. Martabak
169
169. Ngelamar
170
170. Pemimpin bijaksana
171
171. Selonong Boy
172
172. Persiapan Interview
173
173. Tidak menyangka
174
174. Kakung yang mengajari Aku
175
175. Citra
176
176. Muring-muring
177
177. Refreshing
178
177. Membolak-balikan pertanyaan
179
179. Kebanggaan orang tua
180
180. Ohh, atasan
181
181. Jangan Panggil saya, Pak
182
182. Martabak
183
183. Nindi bikin kaget
184
184. Promosi Citra
185
185. Undangan Makan Malam
186
186. Ora Kakung Ora Putune Podo wae
187
187. Bukan anak kecil lagi
188
188. Di Interogasi
189
189. Pagi-pagi buta sudah di kantor
190
190. Orangnya jutek
191
191. Podo-podo Atose
192
192. Iih Narsis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!