Little Wife

Little Wife

BAB 1

Seorang anak kecil berusia lima tahun kini tengah menatap seorang wanita yang terbujur kaku tak berdaya. Matanya yang kosong kini tengah menangis tanpa suara. Jemarinya saling bertautan kuat seolah menahan rasa yang seperti ingin mendobrak dari hatinya.

Dia adalah Lora Queenera.

" Lora, Bibi turut berduka cita atas meninggalnya Ibumu. " Ucap seorang wanita kepadanya. Tak hanya berucap, wanita paruh baya itu juga memeluk erat tubuh Lora berharap agar Lora tak begitu terpukul dan tetap semangat menjalankan hidupnya.

Masih tak ada jawaban, entah sudah berapa banyak tetangga yang datang untuk mengucapkan kata turut berduka cita, tapi anak lima tahun itu masih tak bergeming. Matanya tak lepas dari wajah Ibunya yang tertutup kain seolah menuntut jawaban atas apa yang terjadi sekarang.

Pemakaman sudah selesai, tapi Lora masih tak berekspresi, beberapa tetangga sudah banyak yang bertanya apakah dia baik-baik saja atau tidak, tapi Lora masih tetap diam membisu. Ketika sampai dirumah yang sudah ditinggali bersama dengan Ibunya beberapa bulan terakhir, Lora menjadi begitu emosional saat melihat potretnya bersama sang Ibu yang tengah tersenyum begitu indah. Lora menatap tajam seolah dia marah hingga matanya merah dan mengeluarkan air mata. Dia meraih photo itu dan melemparnya di lantai dengan kuat.

Prang!

Lora tak bersuara, dengan mata tajam yang terus meneteskan air mata itu dia tetap menatap dengan tajam.

" Pembohong! " Ucap Lora kepada photo yang ia banting ke lantai. Marah, tangannya juga mengepal kuat hingga gemetar.

" Ibu bilang akan menjagaku selamanya, Ibu bilang akan selalu ada untukku! Pembohong! " Lora kini mulai sesegukan tapi matanya tetap menatap marah. Dia marah, kecewa, juga sangat sedih dengan apa yang terjadi. Usianya baru lima tahun, tapi dia harus tinggal sendiri tanpa Ibunya lagi padahal kata-kata manis yang selalu di ucapkan oleh Ibunya semua tentang cinta, janji akan menemani, menjaga, juga merawat sampai dewasa. Kemana? Dimana? Janji itu menghilang kemana? Kenapa orang mudah sekali berjanji dan mati begitu saja sebelum memenuhi janjinya?

" Aku benci! Aku benci Ibu! Ibu seharunya tidak boleh mati sendirian, Ibu seharunya membawaku, aku tidak bisa kalau tidak bersama Ibu. " Lora duduk lemas di lantai sembari terus menangis. Sekarang dia harus kemana? Dengan siapa dia akan hidup? Kalaupun ingin mencari Ayah dan saudari kembarnya itu juga tidak mungkin karena mereka sudah tinggal di luar negeri semenjak perceraian orang tuanya.

" Lora? " Seorang wanita yang tak lain adalah sahabat dari Ibunya kini datang ke rumah karena mendengar barang pecah.

" Lora, ikutlah bersama Bibi ya? Biarkan Bibi menjagamu, Bibi Janji akan baik padamu. "

Ukuran tangan itu, dan senyum hangat itu nampak tulus. Lora yang saat itu hancur dan kehilangan arah hanya bisa menyodorkan tangannya untuk meraih tangan hangat yang terulur kepadanya.

Hari demi hari Lora habiskan sebisa mungkin menjadi anak berbakti, dia sama sekali tak pernah manja. Dia mengerjakan segala apa yang dia bisa, mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah tangga, membantu menjaga anak dari wanita yang merawatnya, bahkan bersekolah pun hampir tidak pernah Lora membawa uang saku karena memang merasa tidak enak. Tapi, hari ini seolah semua pengorbanannya tak cukup, Lora yang saat itu telah berusia enam belas tahun harus merasakan pedihnya luka kehidupan saat suami dari wanita yang mengasuhnya melecehkannya. Menyedihkan? Iya! Tapi penderitaan Lora tak cukup sampai disitu saja.

Semenjak kejadian pelecehan yang dilakukan oleh suami dari wanita yang merawatnya, Lora tak lagi berani keluar dari kamar kalau pria itu ada di rumah, dia menjadi semakin pendiam, bahkan makan pun sehari sekali, kadang juga tidak makan kalau seharian pria itu ada di rumah.

Tibalah hari ini, hari dimana Lora lulus sekolah menengah atas, wanita yang merawatnya, atau sebut saja Ibu angkat ternyata tak setulus itu merawatnya. Dengan dalih merasa iba, dia memberi tempat tinggal dan juga makan untuk Lora, tapi kenyataannya dia menyimpan maksud tersembunyi selama ini. Ibu angkatnya ternyata memiliki hutang besar dengan seorang yang terkenal kaya dan sudah memiliki dua istri, niatnya adalah untuk menyodorkan Lora sebagai bentuk pembayaran. Melihat Lora yang begitu cantik, pria itu tentu saja tak menolak, dengan segera dia menyetujuinya dan menunggu tepat saat Lora lulus sekolah menengah atas.

Andaikan bisa seperti kebanyakan cerita di novel yang lari dari pernikahan dan menemukan cinta baru juga seorang pangeran, maka itu berbanding terbalik dengan Lora. Gadis itu hanya bisa menangis pilu karena tak bisa kabur barang selangkah pun, dan terpaksa menikah dengan pria tiga puluh tahun itu.

" Lepas bajumu, atau aku yang akan melepasnya? " Tanya pria itu, pria yang sekejap mata telah menjadi suaminya. Dia adalah Hanzel, anak dari pengusaha kaya, dan kini dia juga adalah penerus usaha sang Ayah. Tak heran memang kalau dia sudah memiliki dua istri sebelumnya, karena selain dia kaya, dia juga memiliki paras yang sangat tampan.

" Tuan, tolong jangan lakukan ini. " Pinta Lora, gadis cantik itu hanya bisa menggenggam erat menahan rasa takut hingga tubuhnya gemetar. Padahal bukan keinginannya seperti ini, lalu kenapa dia tidak memiliki pilihan lain?

Pria itu tersenyum miring, tatapannya terlihat begitu ingin menerkam Lora.

" Kau pikir uang empat ratus dua puluh juta itu sedikit? Uang itu bahkan tidak pantas untuk membeli mu. Jadi jangan menguji kesabaran ku, setidaknya kau harus menunjukkan bahwa kau bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan agar aku tidak merasa sayang dengan uang itu. "

Lora mengigit bibir bawahnya dengan mata yang tak henti menitihkan air mata. Kenapa? Padahal bukan dia yang berhutang, tapi kenapa dia harus membayarnya, bahkan juga harus dengan tubuhnya juga.

" Tuan, tolong jangan begini. " Lora meminta dengan tatapan memohon saat Hanzel meraih dagunya dan membuat wajahnya terangkat menatapnya.

" Aku benar-benar penasaran, apakah kau sungguh gadis baik-baik, atau sedang memakai topeng. " Hanzel menarik lengan Lora, menyeretnya untuk dia hempaskan ke atas tempat tidur mengabaikan bagaimana Lora terus menangis dan memohon untuk dilepaskan.

" Jangan! Tuan, aku mohon jangan! " Hanzel tak mendengarnya, dia justru menjadi lebih semangat untuk melakukan apa yang memang dia inginkan. Dengan tak sabaran Hanzel merobek baju yang dikenakan Lora, melepas paksa semua kain yang melekat di tubuhnya, menahan kedua tangan Lora ke atas kepala, meregangkan kedua kakinya dan tanpa perduli mulai melakukan kegiatan suami istri.

" Rasanya memang sempit, tapi aku yakin itu bukan yang pertama bagimu kan? "

Lora memegangi kain untuk menutup tubuhnya. Hanya suara tangis yang keluar dari bibirnya. Entah kapan penderitaan ini akan berakhir, tapi setelah apa yang terjadi beberapa tahun lalu, dan juga hari ini, dia sudah mulai tak lagi mengharapkan kebahagiaan yang mustahil untuk ia rasakan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

awal cerita menyedihkan hidupnya lora

2024-09-13

1

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku melow bgt..,.

2023-03-01

0

Lis Eka

Lis Eka

aku mampir otor🙂

2022-07-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!