Hanzel menatap Ayahnya dengan tatapan menggelitik, bagaimana tidak? Sedari tadi dia terus membayangkan bagaimana rasanya ditikung oleh orang terdekat sendiri, haha... Seru juga rasanya menggagalkan pernikahan ayahnya, lalu menggantikan Ayahnya untuk menikah. Tapi ada satu hal yang agak mengganjal sebenarnya, bagaimana bisa Ayahnya seperti belum pernah bertemu langsung dengan Lora? Kalau memang benar, bagaimana bisa sudah tidak suci di usianya yang masih muda? Padahal beberapa pemanen teh yang bekerja padanya pernah bergosip bahwa Lora adalah anak yang sangat pendiam, tidak memiliki teman, bahkan juga jarang keluar dari rumah, lalu bagaimana bisa dia tidak suci lagi?
" Hanzel, kau dan Risha kan sudah lama menjalin hubungan, lebih baik kau menikahi Risha saja dari pada merebut calon istri Ayahmu sendiri. "
Hanzel terkekeh geli mendengarnya, tidak tahu bagaimana harus bagaimana mengekspresikan rasa heran terhadap Ayahnya, tapi kalau melihat dari cara Ayahnya terus meminta untuk mengembalikan Lora padanya, dia kini sadar bahwa dia sangat menginginkan Lora.
" Lora itu kan sudah aku nikahi, apa Ayah ingin aku berbagi satu wanita seperti hewan? " Hanzel tersenyum mengejek Ayahnya.
" Jaga ucapan mu, Hanzel! Dimana sopan santun mu? Kau seharusnya bersikap hormat padaku, kalau bukan karena Ayahmu ini, mana bisa kau hidup dengan mewah, huh?! "
Hanzel tersenyum meski dia juga terlihat kesal, lagi-lagi mengungkit soal ini. Padahal kalau bukan karena modal dari Ibunya, mana mungkin akan seperti ini? Tapi ya sudahlah, mau mengulang sampai seribu kali pun, hasilnya tetap sama kan?
Hanzel sebentar menatap Lora yang sedari tadi terdiam seolah menahan kesal. Jelas sekali tai dia melihat bagaimana Lora menatap marah Ayahnya, dan itu cukup menjelaskan bahwa
Lora tidak seburuk yang ia kira.
" Istriku, Ayah mertuamu ingin mengambil mu dariku, bagaimana seharusnya aku bersikap? "
Lora mengeryit menatap Hanzel yang menatapnya dengan ekspresi tak terbaca. Entah dia harus menjawab apa, tapi kalau dipikirkan lagi, bukankah dia bukan binatang yang bisa diperlakukan sesuainya, oh, bahkan binatang juga diperlakukan lebih baik dari pada manusia.
" Istriku, jawablah, Ayah mertuamu ini sangat menginginkanmu loh, kalau kau diam saja begini aku bisa mengira kau mengiyakan permintaannya. " Hanzel tersenyum kepada Lora seolah memperingati lewat senyumnya itu.
" Aku sudah menikah dengan Tuan Hanzel, jadi mana bisa menikah dengan Ayah mertua? "
" Hanzel pasti mengancam mu kan? " Pria tua bernama Haris itu menatap Lora dengan tatapan menyelidik. Iya, dia tahu benar bagaimana Hanzel, selain suka berbuat sesuka hati, Hanzel juga sangat suka mengancam dan menekan melalui kata-kata, bahkan juga kadang dia sampai bertindak tegas kepada Ibu tirinya.
Lora mencoba menguatkan dirinya, bukan hanya karena Tuan Haris, tali juga karena Nora saudari kembarnya yang terlihat hidup bahagia, kini dia semakin bertekad untuk bertahan hidup dan berjuang dengan caranya agar bisa membalas rasa sakit hatinya itu.
" Tidak, Ayah mertua. Saya jatuh cinta dengan Tuan Hanzel saat pertama kali melihatnya. "
Hanzel tersenyum tipis, benar-benar sangat pintar berbohong. Tatapan mata Lora barusan sungguh-sungguh tak menunjukkan kebohongan sedikitpun. Kalau saja dia tidak melihat bagaimana takutnya Lora saat malam pertama mereka, mungkin dia akan percaya dengan ucapan Lora saat ini. Tidak masalah, toh akan lebih baik juga kalau Lora bisa di ajak bekerja sama seperti ini.
" Aku jadi semakin yakin kalau kau pasti di ancam oleh Hanzel. " Ucapnya seraya bangkit dari duduknya, lalu dibantu oleh pengawal yang biasanya memang selalu berada di dekat Tuan Haris.
" Ya ampun, Ayah! Bangkit dari duduk saja Ayah membutuhkan orang untuk membantu, bagaimana bisa Ayah masih ingin menikahi gadis muda yang jelas menginginkan pasangan yang hebat di atas tempat tidur. " Hanzel tersenyum setelah mengakhiri kalimatnya, sementara Tuan Haris, pria paruh baya itu melotot kesal tapi masih bisa menahan emosinya yang sebenarnya sudah sulit untuk ia tahan.
" Kalau bukan karena ulahmu, aku tidak mungkin akan seperti ini. " Ujarnya lalu segera melajukan langkahnya karena tidak ingin lebih terbakar emosi dan pada akhirnya harus bertengkar lagi dengan putranya sendiri.
Setelah kepergian Tuan Haris, Hanzel berjalan masuk menuju kamarnya, lalu kembali dengan selembar kertas putih, dan duduk persis di sebelah Lora.
" Baca terlebih dahulu, lalu tanda tangani saat kau merasa yakin. " Ucap Hanzel seraya menyodorkan selembar surat perjanjian.
Seperti kebanyakan pernikahan tanpa cinta lainnya, disana banyak sekali peraturan-peraturan yang sebenarnya lebih menguntungkan untuk Hanzel sendiri. Seperti tidak boleh ikut campur urusan pribadinya, tidak boleh keluar rumah tanpa izin darinya, pekerjaan rumah tangga dikerjakan bersama Ita, juga tetap harus melayani kebutuhan ranjangnya. Ada satu lagi, yaitu pernikahan ini akan berlangsung selama satu tahun, dan setelah mereka bercerai nanti, Lora harus membuat surat pernyataan bahwa tidak akan menikah dengan Tuan Haris selaku Ayah mertuanya dengan alasan apapun.
" Tuan, bisakah saya mengajukan syarat karena merasa tidak mampu menjalankannya? "
" Apa? kau masih berkeinginan untuk menikah dengan Ayahku setelah bercerai? "
Lora menunduk karena ragu-ragu untuk mengatakannya, tapi karena merasa jika akan lebih baik kalau diungkapkan, maka Lora memberanikan diri saja untuk mengatakan apa yang membuatnya keberatan.
" Melayani anda di atas ranjang, bisakah tidak usah melakukannya? "
Hanzel terdiam sesaat karena tersentak dengan ucapan Lora. Bagaimana bisa ada wanita yang menolaknya seperti ini? Bukankah saat malam pertama itu bukanlah yang pertama untuk ya meski dia masih merasa kesulitan saat melakukannya? Apa yang membuat Lora mengatakan itu? Apakah dia ingin berpura-pura menjadi gadis lugu dan menarik perhatiannya? Membingungkan, Lora terlihat tidak seperti itu, ditambah lagi rumor yang terdengar juga Lora bahkan jarang sekali keluar rumah.
Hanzel menghela nafas, lalu kembai menatap Lora.
" Tidak bisa, mendengar ucapannya barusan, aku jadi ingin menambahkan satu syarat lagi, yaitu, kau harus lebih menarik lagi di atas tempat tidur dan jangan hanya diam seperti batang pohon pisang. "
Lora meremas kain bajunya sembari menutup mata karena ucapan Hanzel benar-benar terasa menyakitkan untuknya.
" Tuan, setelah satu tahun ini berlaku, apakah saya akan dibuang seperti sampah? "
Hanzel tersenyum sebentar.
" Aku inginnya begitu, tapi beruntungnya kau karena aku bukan orang semacam itu. Aku akan memberikan kompensasi berupa uang, berapa jumlahnya tergantung bagaimana kau melayaniku selama pernikahan berlangsung. "
Lora terdiam sesaat, satu tahun, ini hanya sebentar, tidak apa-apa, lagi pula harga dirinya juga sudah hancur lebur, jadi biarkan saja dan anggap dia sudah tidak punya harga diri lagi.
" Baiklah, saya akan berusaha melakukan yang terbaik. " Ucap Lora.
" Satu lagi, aku ingin bertanya dengan serius padamu, jadi kau harus menjawab dengan jujur. "
" Silahkan, Tuan. "
" Usiamu masih sangat muda, tapi kau sudah tidak suci lagi, apakah kau memang gadis seperti yang aku pikirkan? "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
full dukungan sampai sini dulu 😍
2022-07-08
0
rosediana
lanjut kak
2022-06-11
0
Eka ELissa
sbar ya lora..blom ada stahun juga bkln bucin akut tu hazel bhkn stlah tau masa lalu mu yg mnyakitkn bkln tmbh sayang hnzel pada mu bhkn mnjaga mu mnyayangi mu mncintai mu sonuh hati....
jujur aj lora lok kmu di leceh kn ma ayah angkat mu yg biadap itu biar anzel seret dia kpnjara...biar membusuk dia di sana lora😈😏😏
krna sprti nya hnzel orang baik cumn krna tingkah ayah y yg jlek jadi ikutan ktus tu anak..😁😁😏
2022-06-08
3