Nora Queenera, gadis cantik kembaran Lora Queenera yang selama ini menjadi pusat perhatian, mulai dari wajah cantiknya, tubuh ideal, gaya berpakaian yang stylish dan mahal, bahkan cara berjalan yang sudah dilatih untuk menjadi model jelas terlihat sangat anggun. Senyum tipis menghiasi wajahnya, di seolah membalas sapaan para penggemar yang menatapnya kagum. Hal ini tentu saja adalah ha biasa baginya, apalagi setelah dia memperbaiki bentuk wajah, mulai dari hidung, menambah ketebalan bibir dengan filler, bahkan bila matanya juga menggunakan softlens berwarna grey selaras dengan warna bajunya, penampilan berkelas itu semakin mempesona saja.
Nora dan Lora memang lahir dari Ayah dan Ibu yang sama, tapi perbedaan wajah di antara mereka cukup jauh meskipun tetap saja agak mirip. Nora mirip seperti Ayahnya, sementara Lora mirip seperti Ibunya. Dulu saat mereka masih kecil, akan banyak orang yang bisa menebak jika mereka kembar meski wajah mereka tak terlalu mirip. Tapi dengan perawatan wajah juga filler yang ditambahkan di wajah Nora, pasti tidak akan ada yang tahu jika mereka adalah kembar.
Nora terus berjalan dengan percaya diri layaknya Miss universe sedang berjalan di atas panggung megah meliukkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri dengan mimik anggun sesuai dengan image yang dia bentuk demi kebutuhan TV.
Lora, gadis yang terbuang malang di desa itu kini telah menjelma menjadi seorang gadis cantik bak bidadari turun dari bulan. Matanya yang coklat, rambutnya yang agak kecoklatan natural sangat terlihat indah. Lora tidak tersenyum, tapi mimiknya sangat mempesona ditambah rambutnya yang tertiup angin seperti seorang artis yang tengah mempromosikan produk shampo. Mata ya g tadinya menatap kagum untuk Nora kini beralih menatap Lora yang berjalan di belakang Nora.
" Ups! Maaf. " Ucap Lora, lalu tersenyum karena menyenggol lengan Nora saat akan mendahului. Entah drama apa yang sudah Lora tonton, tapi tadi itu benar-benar sengaja.
" Cantik sekali. " Ucap para pelajar yang melihat Lora.
Nora tersentak melihat wajah Lora tadi. Seperti dia pernah lihat, senyum indah itu, tatapan mata yang lembut bak seorang peri seperti sangat akrab dengannya. Siapa? Tapi dibanding memikirkan itu terlalu lama, Nora sebenarnya agak heran juga kalau pada akhirnya ada seseorang gadis yang mampu mematahkan pesonanya.
" Siapa dia? " Gumam Nora.
Beberapa saat kemudian, kegiatan pengenalan mahasiswa baru mulai di gelar, dan lagi-lagi banyak mata termanjakan melihat mahasiswi yang cantik-cantik di angkatan baru ini. Nora mencuri perhatian karena statusnya yang adalah selebriti muda, Lora yang mampu bersinar terang karena kecantikan wajahnya mampu mengalahkan Nora dan membuat Nora geser menjadi nomor dua.
Pengenalan mahasiswa dan mahasiswi hari ini berjalan lancar, kemudian akan diadakan ospek esok harinya. Jadi, kegiatan selanjutnya setelah pengenalan mahasiswa/i selanjutnya adalah berkeliling kampus untuk memberitahu sekaligus meminta para mahasiswa/i untuk menghafal letaknya.
Lora membuang nafas lelahnya seraya mengambil posisi berjongkok. Ternyata hanya berjualan memutar sembari menghafal posisi ruangan juga sangat membuatnya lelah.
Tadinya Kita sudah akan bangkit dan segera pulang karena kegiatan pengenalan mahasiswa/i angkatan baru sudah selesai. Tapi siapa sangka kalau Lora akan melihat Nora tengah bersama seorang pria yamg tadi juga ikut membimbing jalannya kegiatan hari ini. Kalau dilihat cara mereka mengobrol, sepertinya mereka memang sangat akrab, bahkan Nora tidak canggung saat memegang lengan pria itu. Tampan memang, tapi bagi Lora tak ada yang bisa mengalahkan ketampanan Hanzel, pria yang adalah suami tersayangnya.
Lora membuang nafas seraya melangkahkan kaki dengan sengaja mengabaikan Nora dan pria itu.
" Tunggu! "
Lora berhenti, lalu menatap pria yang bersama Nora tengah melangkahkan kakinya mendekati Lora.
" Iya? "
" Kau mahasiswi baru kan? " Tanyanya seraya berjalan mendekati Lora.
Lora mengangguk, lalu tersenyum sopan meski sebenarnya dia sedang sangat malas. Maklum saja, sudah lelah seharian disuruh keliling berputar-putar seperti gangsing, untung saja dia tidak mual karena pusing.
" Iya, kak. " Jawab Lora sopan, lalu Lora kembali tersenyum. Padahal apa yang dia lakukan adalah hal yang biasa saja kan? Tapi saat Lora tak sengaja melihat Nora menatap tak suka, atau bisa di artikan cemburu. Lora yang yang tidak paham hanya bisa berlaku sopan saja menjawab apa yang ditanyakan pria itu.
" Sudah mau pulang atau mau kemana dulu? "
" Oh, saya mau pulang kak. " Jawab Lora polos.
" Kalau mau pulang, arahnya terbalik. Jalannya kesana. " Tunjuk pria itu ke arah berlawanan dari arah jalan yang dilalui Lora saat ini.
" Oh, baik! Terimakasih. " Ucap Lora.
" Siapa namamu? " Celetuk Nora dengan ekspresi yang tidak bisa Lora baca.
Lora tersenyum tipis, dia menatap kedua bola mata Nora dan mengingat bagaimana dulu mereka selalu bersama, tapi tak jarang juga Nora sering memukulnya, Lora menahan tubuhnya yang seakan gemetar. Dia mencoba untuk tersenyum, menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan dari Nora.
" Lora, namaku Lora. "
Deg!
Nora mengigit bibir bawahnya yang gemetar, matanya tak fokus melihat ke kanan dan ke kiri, dia bahkan jelas menelan salivanya beberapa kali. Dia kembali menatap wajah Lora yang tersenyum seolah dia tidak mengenal Nora sama sekali.
" Wah, nama kalian hampir sama ya? " Ujar pria itu.
Lora tersenyum, lalu menatap seolah dia terkejut.
" Oh ya? Memang siapa namanya? "
Pria itu mengeryit seolah heran dengan pertanyaan Lora.
" Kau tidak tahu dia itu siapa? "
Lora menggeleng dengan yakin.
Aku tidak mengenal dia lagi, dia bukan Nora yang aku kenal.
" Nora adalah selebriti muda yang melejit dua tahun ini loh. "
Lora mengangguk saja seolah dia tidak tertarik untuk mengetahuinya.
'' Begitu ya? Wah, senang sekali memiliki teman selebriti, nama juga hampir sama. " Ujar Lora lalu tersenyum seolah dia menghargai.
" Tapi kau tidak tahu dia selebriti, apa kau tidak pernah melihat televisi atau media sosial? " Tanya pria itu.
" Ah, aku tinggal di desa yang jarang ada listrik, televisi, juga tidak punya ponsel. " Ujar Lora yang kali ini terlihat benar-benar serius.
" Desa? Tidak ada listrik? Tidak punya ponsel? " Pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung? Iya! Bagaimana gadis dari pedesaan yang kalau di deskripsikan dari ceritanya seharusnya dia tidak secantik, dan modis begini? Kulitnya juga sangat bagus, putih dan cerah.
" Kau sedang berbohong ya? "
" Tidak kok. Aku serius. "
Nora sedari tadi menatap Lora dengan tatapan yang tak biasa.
" Siapa nama panjang mu? " Tanya Nora.
Lora terdiam sebentar, haruskah dia menjawab pertanyaan itu? Toh cepat atau lambat Nora akan tahu juga.
" Aku- " Suara dering ponsel Lora memutuskan ucapannya, segar Lora mengeluarkan ponselnya yang tersimpan di dalam tas, lalu menggeser tombol untuk menerima panggilan dari Hanzel.
" Halo? Aku sudah selesai! Aku naik taksi saja ya? Ya sudah aku tunggu. "
" Maaf, kakak. Aku permisi dulu ya? " Lora beranjak dari sana dengan buru-buru.
Sementara pria itu semakin bingung dibuatnya.
" Tadi bilang tinggal di desa terpencil, tidak ada ponsel, tapi ponselnya barusan keluaran terbaru. Aku saja sudah sujud masih belum dibelikan oleh orang tuaku. "
" Kak, tolong cari tahu nama lengkap gadis itu ya? "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Desy Noviana
wahh lora hati2 ya,kalo liat suamimu bisa2 jadi bibit pelakor nantinya
2022-06-17
2
rosediana
😅😅😅😅😅😅
2022-06-17
0
rosediana
eaea
2022-06-17
0