Setelah menyiapkan pakaian ganti untuk Hanzel, segera Lora ke dapur untuk memanaskan makanan sebelum Hanzel makan nanti, tidak lupa dia juga sudah menyiapkan segelas jus kiwi juga vitamin Hanzel di sebelahnya. Memang benar-benar enak jadi orang kaya, sebelum datang pagi tadi Hanzel sudah menyuruh orang untuk mengisi lemari es untuk stok sehari semalam dia berada di sana. Pekerjaan semacam ini tentulah hal yang biasa bagi Lora, apalagi semuanya dipermudah dengan alat-alat serba modern. Mulai dari mesin pembuat kopi, kompor listrik, dan banyak barang yang mudah digunakan sehingga tidak juga memakan banyak waktu.
Setelah beres menyiapkan itu semua, Lora juga merapihkan meja yang akan digunakan Hanzel nanti malam sebelum tidur, lalu kembali ke kamar untuk merapihkan baju kotor Hanzel meletakkan di tempat khusus cucian kotor.
" Berhentilah menyibukkan diri, kita maka malam dulu sebentar. " Ucap Hanzel.
Tak mau membantah pastinya, segera Lora meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti langkah kaki Hanzel untuk menuju meja makan.
" Hanya ada satu piring? Makananmu mana? " Tanya Hanzel.
" Tadi aku sudah makan duluan, Tuan. Soalnya jam enam sore tadi aku sudah sangat lapar. "
Hanzel menghela nafasnya.
" Duduk, kita makan ini berdua. "
" Tapi, "
" Duduk! "
Setelah makan bersama selesai.
" Kau sudah memutuskan dimana kau akan kuliah? "
" Sudah, di kampus x Tuan. "
" Ya sudah, pulang dari sini kita ambil brosur baru minta form untuk mengajukan pendaftaran. "
" Iya, aku juga sudah mencari di internet, di dekat kampus ada cafe yang menerima karyawan paruh waktu, jadi nanti aku sekalian kerja disana. "
Hanzel mengeryit seolah ingin menyampaikan bahwa dia tidak setuju, tapi dari pada membuat Lora bersedih, dia menahan diri saja dan membiarkan gadis itu bersosialisasi karena selama ini sudah terlalu lama mengurung diri.
Tidak ada kegiatan lain setelah itu, karena tak lama Lora sudah tertidur, sementara Hanzel mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum rampung. Barulah setelah selesai dia bisa menyusul Lora dan tidur disebelahnya.
Siang ini Lora dan Hanzel akan segera kembali ke kota karena semua pekerjaan Hanzel sudah rampung. Maunya sih tinggal sehari lagi untuk istirahat, tapi karena Ibu Rose sedang sakit, Hanzel jadi memaksakan diri untuk segera kembali dan melihat langsung keadaan Ibunya.
Dua hari setelah mereka meninggalkan desa, Hanzel mendapatkan kabar bahwa polisi sudah menangkap Ayah angkat Lora, dan itu menjadi salah satu kabar paling menyenangkan bagi Lora dan juga Hanzel.
Hari terus berlanjut, Lora semakin baik dalam memantaskan diri sebagai istri dari Hanzel. Dia mula terbiasa melayani Hanzel dari mandi, pakaian, makanan, pokonya hampir semua dia kerjakan untuk Hanzel barulah dia bisa beralih fokus kepada yang lain. Bukan karena jatuh cinta sampai buta dan gila, hanya saja itu seperti bentuk rasa terimakasih Lora karena Hanzel sudah melindunginya, membantunya dalam beberapa hal, bahkan dia juga memperlakukan Lora dengan sangat baik tidak seenaknya seperti kebanyakan suami istri kontrak lainnya.
Hanzel melihat ke arah jam tangannya, sebenarnya agak sebal juga karena Lora lama sekali di dalam kamar untuk bersiap karena hari ini adalah hari dia akan kuliah. Padahal jelas dia lihat tapi baju simple yang akan dikenakan Lora, tapi kenapa dan apa yang membuatnya lama? Hanzel sebenarnya bisa saja sarapan terlebih dulu, tapi dia merasa kurang nyaman kalau tanpa Lora, jadi mau tidak mau dia sabar saja menunggu istri bocah nya itu.
" Tuan, maaf lama menunggu! Aku tadinya mau pakai baju yang sudah aku siapkan, tapi karena terlalu ketat jadi aku pilih lagi baju lain. "
Hanzel menelan salivanya sendiri, Lora benar-benar sangat cantik, setelah casual yang ia kenakan kali ini terlihat mahal di tubuhnya, riasan yang tipis nampak natural semakin membuat wajahnya segar.
Lora tak menghiraukan tatapan Hanzel karena dia tidak bisa mengartikan tatapan itu, dengan segera dia mengambilkan nasi goreng ke piring Hanzel, telur ceplok, juga sosis bakar, tidak lupa teh hangat dan juga potongan buah sebagai pencuci mulut telah tersedia disana. Lora yang sudah terbiasa makan disebelah Hanzel kini menarik kursi untuk dia lebih leluasa duduk disana, barulah dia mulai menikmati makannya.
Tak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut Hanzel, pria itu terlalu terpanah sekarang ini hingga tidak bisa berucap. Bahkan beberapa hari ini dia juga dibuat tak berdaya di atas tempat tidur karena Lora benar-benar totalitas dalam melakukannya. Hanzel pikir hanyalah kepura-puraan saja untuk menyenangkan dirinya, tapi setelah beberapa kali mengamati Lora yang sungguh-sungguh merasakan nikmat sama seperti dirinya, Hanzel sedikit lega karena itu berarti dia tidak egois dalam melakukan hubungan suami istri.
" Tuan, mulai dari Senin besok aku sudah akan kerja paruh waktu. Dari pukul satu siang sampai jam enam sore. "
Hanzel tersadar dari lamunannya, kerja paruh waktu? Dengan penampilan yang sekarang ini? Hah! Tidak, tidak! bagaimana bisa dia membiarkan istrinya kerja paruh waktu padahal dia jelas bisa menghidupi Lora sampai tua nanti. Sampai tua? Hanzel kembali mengingat surat perjanjian itu, sebenarnya ada penyesalan dengan adanya surat perjanjian itu. Tapi nanti saatnya tiba dia berencana akan memperpanjang kontrak dengan beberapa alasan seolah dia juga terpaksa.
" Lora, kalau mau kuliah ya kuliah saja. Kerja paruh waktu nantinya akan membuatmu tidak fokus kuliah. "
Lora tersenyum, lalu menyender di lengan Hanzel. Iyah, memang pada awalnya dia sempat merasa takut kalau harus lancang seperti ini, tapi gara-gara Ita yang sampai sekarang masih terus mendoktrinya agar bisa mengambil hati Hanzel sepenuhnya.
" Tapi Tuan, aku bekerja kan untuk menghemat uang mu, juga untuk mencari pengalaman. "
Hanzel menghela nafasnya, gila sih dia sampai tidak habis pikir dengan dirinya sendiri yang jelas sekali terus mengalah seolah Lora memegang kendali atas dirinya.
" Bekerjalah secukupnya. Jangan sampai lembur, kau juga bukan hanya harus memikirkan diri mu sendiri kan? "
Lora mengangguk paham.
Setelah sarapan selsai, Hanzel menjalankan mobilnya untuk mengantarkan Kita ke kampus dulu, batu setelahnya dia akan pergi ke tempat kerjanya.
" Hati-hati di jalan, Tuan. " Ucap Lora sebelum menutup pintu mobil dan melambai setelahnya.
Sebenarnya masih tidak rela Lora pergi ke kampus dengan penampilan yang sangat cantik, tapi kalau terllau overprotektif nanti Lora juga bisa jadi kesal kan? Hanzel menghela nafasnya, lalu melajukan kendarannya.
Tak lama terdengar sorak beberapa pelajar kampus saat Nora datang. Maklum saja, Nora salah satu selebriti muda, jadi jangan heran kalau akan banyak yang antusias saat dia datang ke kampus. Tidak masalah, degan penampilannya yang sekarang, dia tahu benar pada akhirnya panggung adalah miliknya. Lora melepaskan makser yang ia kenakan, berbalik seraya mengibaskan rambut dan berjalan tak jauh dari Nora yang sudah lumayan jauh darinya.
" Itu dibelakang Nora siapa? Cantik ya? "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
good job 😍
2022-07-13
0
Styblawhyni
mantappp bngettt
2022-06-18
0
Eka ELissa
hyuuu...lora..ini saat y kmu bles dendam ma orang"...yg udh tega bikin kmu mndrita slma ini bhkn ayh ma sodra kmbar kmu juga tega biarin kmu idup sush dhl mreka brglimngan harta smpe lupa ma lora yg butuh prtolongan klian saat itu...
hyuuu...lora...tunjukin psonamu lok kmu bukn wanita lmah lagi tunjukin ma mreka lok kmu bukn lora yg dulu lagi lora yg mnyedihkn udh mati kini yg ada lora yg bgtu bhgia mnata idup nya dn siap tklukin dunia..dnn buat hanzel jgn prnh lpasin sbongkah brlian sprti lora jaga dn sayangi dia....
2022-06-17
2