BAB 9

Setelah kepergian Hanzel, Lora kini mendatangi kamar Ita, dan untunglah Ita juga tidak sedang tidur dan hanya berbaring di tempat tidur saja. Lora mulai menanyakan banyak hal untuk tahu bagaimana caranya menyenangkan suami, tentu saja urusan tempat tidur lah yang paling detail diberitahu oleh Ita.

Sebenarnya Lora sangat malu menceritakan hal itu, tapi mau bagaimana lagi? Ita kan seorang janda, masalah ranjang tentu saja dia lebih paham dibanding dirinya kan?

" Kak Ita, tapi aku punya minyak wangi, perabotan make up pun aku tidak punya. Kalaupun punya, aku juga tidak bisa menggunakannya. "

Ita tersenyum, lalu bangkit dari posisi berbaring nya.

" Lihat nih! " Ita menyodorkan layar ponselnya yang menyala.

" Ini, apa maksudnya? " Tanya Lora bingung.

" Tuan baru saja mengirim uang, ini banyak sekali loh, Tuan bilang kalau kita sudah istirahat, dia memintaku untuk membawamu berbelanja pakaian, dan kebutuhan Non Lora. "

Lora menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Kak Ita, bisa tidak panggil aku Lora saja? Tidak usah pakai Non segala. "

" Hah? Kenapa? "

" Aku tidak terbiasa kak, bisa kan? "

" Oke lah, Non- Maksudku Lora. "

Seperti yang di perintahkan Hanzel, Lora dan Ita kini tengah berbelanja di sebuah pusat belanja. Lora yang tidak menahu tentang style, mau tidak mau dia hanya bisa mengikuti langkah kaki Ita saja. Entah sudah berapa banyak pakaian yang dibeli Ita untuk Lora, belum lagi sendal, sepatu, pakaian dalam, tas, aksesoris, make up, perawatan tubuh, keperluan mandi, bahkan sampai segala beli lingerie berwarna hitam. Ah, benar-benar seperti bukan pakaian manusia, batin Lora.

" Aduh, Lora! Ternyata berbelanja seperti menyenangkan juga ya? Setelah ini kita beli ponsel untukmu, terus kita ke salon ya? "

Lora sebenarnya agak bingung mau mengatakan iya atau tidak, tapi mulut Ita itu sangat bawel, kalau mau bilang tidak, dia pasti akan terkena omelan Ita yang seperti sirine.

Setelah selesai membeli ponsel, kini Lora dan Ita berada di sebuah salon yang lumayan terkenal.

" Kak Ita, ini salonnya mewah sekali, pasti mahal ya? Apa tidak apa-apa terlalu boros begini? " Tanya Lora yang merasa tak enak, untuk pakaian, dan barang-barang, juga ponsel saja sudah menghabiskan uang puluhan juta, sekarang salon mewah juga pasti bukan hanya akan menghabiskan satu atau dua juta saja kan?

" Tidak apa-apa, Lora. Tuan bilang memang harus membelikan barang-barang keperluan mu, sekalian untuk memperbaiki potongan rambut, supaya lebih segar kan jadi semakin enak di pandang. " Lora tersenyum, lalu mengangguk. Tidak masalah, toh ini bukan permintaannya, tapi dengan begini juga akan memperlancar jalannya.

" Kak Ita, kekasih Tuan Hanzel sering datang kerumah ya? "

Ita terdiam sebentar, agak aneh sih seorang istri menanyakan hal semacam itu.

" Jujur, ia sih. Tapi sudah hampir dua bulan tidak datang kerumah, tapi kabarnya mereka masih belum berpisah, jadi tidak tahu bagaimana jelasnya. "

Lora mengangguk tanpa ekspresi.

" Dia apakah sangat cantik? " Tanya Lora lagi.

" Cantik, tapi Lora tidak kalah cantik kok. "

Setelah kembali dari salon, tak membuang waktu dan segera kembali ke rumah. Sesampainya disana, rupanya Hanzel juga masih belum pulang. Tak ingin membuang waktu luang, Lora lagi-lagi harus merepotkan Ita karena dia ingin meminta di ajari menggunakan ponsel, lalu cara menggunakan perawatan wajah, dan tubuh. Maklum saja, selama ini Lora sama sekali tidak pernah mengenal benda-benda semacam itu.

" Kak, ternyata setelah rambut dirawat hasilnya akan jadi seindah ini ya? " Tanya Lora kepada Ita setelah selesai menggunakan hair dryer untuk mengeringkan rambut Lora.

" Lora juga sudah tahu caranya memaki masker wajah kan? Kalau perawatan untuk kulit wajah selain masker boleh digunakan setiap hari, tapi khusus untuk masker jangan terlaku sering oke? " Ita mengangkat dua jempolnya untuk menyemangati.

" Iya kak, aku sudah paham. "

Ita tersenyum, dia menatap lekat wajah polos Lora yang nampak begitu imut dan cantik. Sungguh paling sih kalau sudah di rawat seperti ini, dulu memang cantik, tapi Lora sangat tidak terurus jadi cantiknya seolah redup. Ita menghela nafas, lalu kembali tersenyum.

Sekarang harus menentukan banyak makanan agar dia sedikit bersisi. Dia pasti jarang sekali makan, badannya benar-benar seperti tulang dibungkus kulit.

" Kak, menurutmu apakah Tuan Hanzel tidak akan mengira aku wanita murahan kalau terlalu seperti yang kakak sarankan? " Tanya lagi Lora, maklum saja lah ya, pikirannya selalu ragu-ragu kalau membayangkan ucapan Ita, terlebih ini sudah akan malam, sebentar lagi Hanzel pasti akan segera pulang kerumah.

" Lihat situasi saja dulu, Lora. Kau harus bijak dan tepat dala bertindak agar tidak dinilai murahan. Biarkan Tuan yang memulai terlebih dulu, baru kau bisa memanasinya. Aku sudah memberikan banyak petuah tentang tempat tidur, masa kau belum paham juga? "

" Iya, aku akan coba sebaik mungkin kak. "

Benar saja, tak lama dari itu terdengar suara mobil Hanzel. Lora menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya perlahan. Sudah, sekarang hilangkan saja gugup dan takut di hati, perjanjian memang hanya satu tahun, tapi satu tahun juga seharusnya dia gunakan sebaik mungkin untuk bisa memperpanjang waktu setidaknya sampai tujuannya selesai.

" Selamat malam, Tuan. " Sapa Lora seraya berjalan mendekati Hanzel, lalu mengambil tas bawaan Hanzel dan meletakkan di meja Yang dan di dekat jendela kamar.

Hanzel sebentar menatap Lora, cantik, dan terlihat sangat cocok dengan potongan rambut sebahu nya.

" Bagus, pertahankan penampilanmu yang sekarang. Satu tahun tidaklah lama, kompensasi mu tergantung bagaimana setahun kita bersama. " Ucap Hanzel seraya membuka kancing kemejanya untuk segera membersihkan tubuhnya yang berkeringat karena aktivitas padat seharian ini.

Lora tersenyum, lalu mengangguk.

" Baik, Tuan saya paham. Saya siapkan baju ganti anda sekarang. "

Selesai Hanzel mandi dan mengganti baju, Lora rupanya masih berdiri menunggu Hanzel tidur barulah dia akan tidur. Sekarang dia harus berani, tidak perlu menghindar lagi karena ada tujuan yang sangat penting yang harus dia capai.

" Sampai kapan kau akan berdiri disana? " Tanya Hanzel yang bingung melihat Lora diam saja berdiri di pojokan.

" Eh, iya, Tuan. " Lora segera berjalan mendekati tempat tidur, laku ikut membaringkan tubuhnya disebelah Hanzel, menata posisinya untuk berlindung dari dinginnya kamar Hanzel dengan selimut tebal yang sama.

" Selamat malam Tuan, saya tidur lebih dulu, semoga Tuan mimpi indah. " Ucap Lora sesuai dengan nasehat yang diberikan Ita kepadanya.

" Siapa yang menyuruhmu untuk tidur lebih dulu, Hem? "

Lora menelan salivanya melihat Hanzel yang sudah mengubah posisi menjadi di atas tubuhnya.

" Temani aku bermain sebentar, baru boleh tidur. " Ucap Hanzel lalu segera menyatukan bibirnya dengan bibir Lora, lalu memulai kegiatan yang biasa dilakukan oleh suami dan istri.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

ita emang teman yg jmpolan...
bhkn misi bikin hazel brtekuk lutut ma lora bkln brhsil bhkn blom smpe sthun...😁😁👌👌

2022-06-12

1

langitsenja

langitsenja

terimakasih Ita udh jadi teman sekaligus guru jg kk yg baik buat Lora, bentar lagi lora jd tmbah sexi lebih woww dari kekasihnya Hanzel..aaaa ga sabar lora jadi semakin wowww

2022-06-11

2

🍁𝐌𝐈𝐌𝐈❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐌𝐈𝐌𝐈❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

Dijamin belum genap setahun perjanjian kalian pasti Hanzel bucin akut sama kamu g mau menceraikanmu Lora ini keberuntungan yg berlipat ganda bagimu 💪😍😂

2022-06-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!