Bab 18. Orang Asing

Mentari mulai menampakkan sinarnya. Fahri perlahan mengerjapkan mata. Samar-samar ia melihat Sifa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya, serta rambut yang basah.

"Mas Fahri sudah bangun?" tanya Sifa berjalan menuju ke lemari. Mengambil pakaian yang ada di lemari tersebut untuk ia kenakan.

"Iya," timpal Fahri singkat seraya mengusap matanya.

"Aku melihat ada obat-obatan serta kantong plastik yang berisi makanan ringan. Mas Fahri bisa membeli itu semua, apa Mas Fahri sudah terima gaji?" tanya Sifa dengan mata yang berbinar.

Fahri tersenyum miring. Bukankah istrinya sudah menyebutkan obat-obatan? Seharusnya yang ia tanyakan bukanlah masalah gaji, melainkan kondisi kesehatan sang suami.

"Aku dibayar harian. Lagi pula uangnya belum terkumpul banyak. Apakah kamu sudah ingin memintanya?" tanya Fahri.

"Iya, Mas. Uang gaji kemarin sudah habis. Lagi pula aku juga belum terima gaji dari tempat kerja," tutur Sifa seraya mengerucutkan bibirnya. Wanita tersebut telah berpakaian lengkap. Dan saat ini tengah mengeringkan rambutnya yang basah.

"Sepertinya uang lebih penting dari pada aku. Kamu bahkan tidak menanyakan kondisi ku saat ini, Sifa." Fahri berkata dalam hatinya.

Ia merasa benar-benar diacuhkan oleh sang istri. Bahkan orang asing yang tak ia kenal pun masih memiliki hati nurani untuk membelikannya obat dan menanyakan kondisinya. Sementara istrinya? Yang ada di pikirannya hanyalah uang, uang, dan uang.

Setelah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh Arumi semalam, kondisi Fahri sudah lumayan membaik. Kepalanya tak lagi merasa terlalu pusing.

Pria tersebut bangkit dari pembaringannya, ia kemudian mengambil dompet yang ada di dalam laci nakas. Ia pun memberikan upah yang diterimanya selama bekerja di toserba.

"Cuma segini, Mas?" tanya Sifa setelah menghitung uang pemberian Fahri.

"Mau berapa banyak? Lagi pula Mas belum ada satu bulan bekerja di sana. Kamu juga tidak menanyakan kondisi Mas saat ini. Yang kamu tanyakan hanya uang saja," gerutu Fahri. Ia mulai kesal dengan sikap istrinya yang semakin hari semakin parah.

"Kenapa kamu marah padaku, Mas? Apa kamu tidak ikhlas memberikan uang ini padaku? Yang seharusnya marah itu aku, Mas. Kamu tak pernah mencukupi kebutuhanku! Aku lelah hidup dalam lingkaran kemiskinan ini, Mas!" tukas Sifa.

"Aku ikhlas memberikanmu nafkah. Aku ikhlas membanting tulang untuk mencukupi kehidupanmu, Sifa. Tapi ... tolong kamu hargai sedikit saja aku. Jika suami pulang, seharusnya kamu sambut aku. Aku tahu jika kepulanganku sudah cukup larut. Tapi, kamu bisa mengantarkan makanan untukku ke toserba. Bukankah kamu tahu di mana tempatku bekerja?" keluh Fahri. Ia merasa sikap Sifa sudah benar-benar keterlaluan.

Mendengar ucapan suaminya, Sifa tertawa keras dengan tatapan tajam. "Jadi menurut Mas Fahri, Aku lah penyebabnya? Seharusnya kamu mikir, Mas. Yang salah itu kamu bukan aku!" ketusnya.

Fahri tak ingin lagi berdebat terlalu panjang dengan istrinya. Ia memilih untuk meninggalkan sang istri, laki kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Fahri menghela napas dengan berat. Sifa tak bisa diberi masukan sedikitpun. Bahkan jika Fahri menegur istrinya, pasti akan berujung dengan adu mulut. Dan Fahri enggan untuk melakukan hal itu.

BRAKKK ...

Fahri cukup terkejut dengan suara keras yang baru saja di dengarnya. Ia dapat menebak, bahwa Sifa saat itu tengah membanting pintu keluar dari kamar.

Setelah usai membersihkan dirinya. Fahri pun keluar dari kamar mandi. Ia tak melihat keberadaan Sifa di dalam kamar. Pria tersebut langsung mengenakan pakaiannya, bersiap untuk pergi ke kantor.

Saat menuju dapur, ia tak menemukan apapun. Jangankan makanan, secangkir kopi pun tak ada di atas meja makan. Hanya ada obat-obatan serta makanan ringan yang masih terbungkus rapi di dalam kantong plastik yang ia bawa kemarin.

Pria tersebut membuka isi kantong plastik itu. Ia teringat selain makanan ringan, gadis semalam juga membeli beberapa bungkus roti. Fahri pun membuka plastik tersebut. Dan benar saja, ada dua bungkus roti di dalam kantong plastik itu.

Fahri mengambil satu bungkus roti. Memakan roti tersebut hingga habis, lalu kemudian mendorongnya dengan segelas air putih. Pria itu pun keluar dari rumahnya menuju ke kantor dengan berjalan kaki.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, Fahri tiba di depan kantor. Ia melihat beberapa rekan kerjanya memiliki kendaraan masing-masing, sementara pria tersebut hanya memiliki dua kaki yang menjadi acuannya untuk pulang dan pergi.

"Andaikan saja aku memiliki harta yang cukup, mungkin Sifa tidak akan memandangku sebelah mata," batin Fahri.

Fahri mengambil saputangannya di dalam saku, menyeka keringatnya sebelum memasuki gedung yang ada di hadapannya. Pria itu kembali memasukkan saputangan tersebut ke dalam sakunya. Ia melihat satpam yang tengah berjaga di tempat itu tersenyum ramah padanya.

"Wah Pak Fahri, kenapa tidak naik taksi saja, Pak. Gaji dari kantor dapat, dari toko juga dapat," ujar Satpam tersebut.

"Gaji saya serahkan semua ke istri, Pak. Biasa untuk kebutuhan sehari-hari," timpal Fahri seadanya.

Satpam tersebut hanya mengangguk seraya menepuk bahu Fahri pelan. "Kalau untuk keperluan anak sekolah memang selalu kurang, Pak. Tapi mau bagaimana lagi, pendidikan itu nomor satu."

"Maaf, Pak. Tapi saya belum memiliki anak," celetuk Fahri.

"Kalau begitu saya minta maaf, Pak. Saya kira Pak Fahri sudah memiliki anak. Duh, jadi tidak enak," ujar Satpam tersebut.

Fahri langsung merangkul pundak satpam yang saat ini tengah tertunduk karena merasa ucapannya terlalu lancang.

"Tidak apa-apa, Pak. Jangan merasa bersalah seperti itu," ucap Fahri seraya mengulas senyum.

"Ya sudah, kalau begitu saya ke atas dulu. Takut nanti ada Pak Indra datang," lanjut Fahri.

Satpam tersebut mengangguk pelan seraya menatap kepergian Fahri yang mulai melangkah pergi.

Fahri berjalan masuk ke dalam lift. Ada beberapa orang yang sudah berada di sana. Karena Fahri masuk paling akhir, ia pun memencet tombol lift tersebut.

Pintu lift baru saja hendak tertutup rapat. Tiba-tiba terbuka kembali. Fahri cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya. Seorang gadis cantik, bertubuh langsing dengan rambut yang diikat pony tail tengah berdiri di depan lift. Fahri sangat mengenal gadis tersebut, gadis yang memberikan obat padanya. Orang asing yang lebih memperhatikan Fahri dibandingkan istrinya.

"Kita pakai lift selanjutnya saja. Terlalu banyak orang," ujar Samuel. Ia berucap demikian bukan tanpa alasan, akan tetapi karena pria itu melihat Fahri ada di dalam lift tersebut.

"Jika kamu ingin menggunakan lift yang lain, silakan kamu pergi sendiri saja! Aku akan tetap memakai yang ini," ucap Arumi tersenyum penuh arti kepada salah seorang pria yang ada di dalam ruangan sempit itu.

Arumi melangkah masuk ke dalam lift. Lalu kemudian berdiri sejajar di samping Fahri. Baru saja Samuel hendak mengikutinya, akan tetapi Arumi lebih dahulu menekan tombol pada pintu lift tersebut.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

hahaaa...samueel

2024-12-20

0

YK

YK

gak njamin...

2022-10-18

1

Raflesia

Raflesia

kasian sam😅😅😅😅

2022-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tak Semanis Dulu
2 Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3 Bab 3. Terlambat
4 Bab 4. Kunjungan Mertua
5 Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6 Bab 6. Selalu Salah
7 Bab 7. Putri Pimpinan
8 Bab 8. Rencana
9 Bab 9. Suara Itu ...
10 Bab 10. Pria Masa Lalu
11 Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12 Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13 Bab 13. Suami?
14 Bab 14. Pria Dambaan
15 Bab 15. Dia Berselingkuh?
16 Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17 Bab 17. Taman Kota
18 Bab 18. Orang Asing
19 Bab 19. Rasa Iba
20 Bab 20. Pria Beristri
21 Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22 Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23 Bab 23. Tujuan Yang Sama
24 Bab 24. Ancaman Elena
25 Bab 25. Sikap Yang Manis
26 Bab 26. Kembali Seperti Semula
27 Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28 Bab 28. Lima Ratus Juta
29 Bab 29. Nyawa Sembilan.
30 Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31 Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32 Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33 Bab 33. Dukungan Orang Tua
34 Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35 Bab 35. Semakin Menyakitkan
36 Bab 36. Bukti
37 Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38 Bab 38. Tawaran
39 Bab 39. Dipecat!
40 Bab 40. Hampir Ketahuan
41 Bab 41. Suatu Alasan
42 Bab 42. Terlalu Buta
43 Bab 43. Penyerahan Uang
44 Bab 44. Kurang Beruntung
45 Bab 45. Sangat Posesif
46 Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47 Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48 Bab 48. Kepingan Kenangan
49 Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50 Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51 Bab 51. Merasa Bosan
52 Bab 52. Aroma ini ...
53 Bab 53. Pria 500 Juta
54 Bab 54. Dugaan Lainnya
55 Bab 55. Nikmati Karmamu!
56 Bab 56. Fitting Baju
57 Bab 57. Flashback
58 Bab 58. Surat Undangan
59 Bab 59. Salah Kirim
60 Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61 Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62 Bab 62. Hari H
63 Bab 63. Cobaan Berat
64 Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65 Bab 65. Lebih Dihargai
66 Bab 66. Permohonan
67 Bab 67. Langit Jingga
68 Bab 68. Tolong Papa
69 Bab 69. Mimpi
70 Bab 70. Restui Kami
71 Bab 71. Perdebatan
72 Bab 72. Tampan Dan Memukau
73 Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74 Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75 Bab 75. Obat Penyembuh
76 Bab 76. Deal!
77 Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78 Bab 78. Tugas Seorang Istri
79 Bab 79. First Kiss
80 Bab 80. Aku Cemburu!
81 Bab 81. Sikap Manis
82 Bab 82. Insiden Di Dapur
83 Bab 83. Pengantin Baru
84 Bab 84. Kebohongan Aldo
85 Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86 Bab 86. Terlalu Positif
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Pesta
89 Bab 89. Garis Keturunan
90 Bab 91. Ancaman Aldo
91 Bab 92. Keluarga Harmonis
92 Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93 Bab 94. Supir Taksi
94 Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95 Bab 96. Alasan Lain
96 Bab 97. Berhenti Bekerja
97 Bab 98. Teman Lama
98 Bab 99. Rasa Cinta
99 Bab 100. Keracunan?
100 Bab 101. Sandiwara Dewi
101 Bab 102. Tertangkap Basah
102 Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103 Bab 104. Penyesalan Sifa
104 Bab 105. Pria Asing
105 Bab 106. Kata Cinta
106 Bab 107. Kebohongan
107 Bab 108. Foto
108 Bab 109. Pesan Yang Hilang
109 Bab 110. Semakin Curiga
110 Bab 111. Kejahatan Dewi
111 Bab 112. Berdebat Di Kantor
112 Bab 113. Bukan Pria Lemah
113 Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114 Bab 115. Meminjam Uang
115 Bab 116. Informasi
116 Bab 117. Sikat Gigi
117 Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118 Bab 119. Kabur Dari Rumah
119 Bab 120. Sangat Manis
120 Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121 Bab 122. Merajuk
122 Bab 123. Tes DNA
123 Bab 124. Kebakaran
124 Bab 125. Kembalinya Sifa
125 Bab 126. Pengakuan
126 Bab 127. Rencana
127 Bab 128.Detak Jantung
128 Bab 129. Kemarahan Fahri
129 Bab 130. Menyebalkan!
130 Bab 131. Korban Budak Cinta
131 Bab 132. Tertangkap
132 Bab 133. Berkebun
133 Bab 134. Bayar Hutang
134 Bab 135. Kantor Pengadilan
135 Bab 136. Selalu Sabar
136 Bab 137. Masuk Angin
137 Bab 138. Tak Bisa Menolak
138 Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139 Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140 Bab 141. Kecelakaan
141 Bab 142. Suami Siaga
142 Bab 143. Hamil
143 Bab 144. Mempertahankan
144 Bab 145. Kecurigaan Arumi
145 Bab 146. Berubah
146 Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147 Bab 148. Undangan Dari Elena
148 Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149 Bab 150. Melupakan
150 Bab 151. Hari-H
151 Bab 152. Calon Menantu
152 Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153 Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154 Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155 Bab 156. Penyesalan
156 Bab 157. Penasaran
157 Bab 158. Insiden Di Kamar
158 Bab 159. Hancur Seketika
159 Bab 160. Aku Gagal!
160 Bab 161. Umpan
161 Bab 162. Pulang
162 Bab 163. Mengunjungi Indra
163 Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164 Bab 165. Menyusun Rencana
165 Bab 166. Bebas
166 Bab 167. Diculik
167 Bab 168. Gudang Kosong
168 Bab 169. Pasangan Yang Manis
169 Bab 170. Sepasang Tuyul
170 Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171 Bab 172. Satu Garis Buram
172 Bab 173. Makan Siang
173 Bab 174. Naik Level
174 Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175 Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176 Bab 177. Roda Kehidupan
177 Bab 178. Kardiomiopati
178 Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179 Bab 180. Ikatan Batin
180 Bab 181. Garis Dua
181 Bab 182. Mencoba Memaafkan
182 Bab 183. Keluarga Kecil
183 Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184 Bab 185. Anak Kembar
185 Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186 Bab 187. End
187 Bab 188. Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Tak Semanis Dulu
2
Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3
Bab 3. Terlambat
4
Bab 4. Kunjungan Mertua
5
Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6
Bab 6. Selalu Salah
7
Bab 7. Putri Pimpinan
8
Bab 8. Rencana
9
Bab 9. Suara Itu ...
10
Bab 10. Pria Masa Lalu
11
Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12
Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13
Bab 13. Suami?
14
Bab 14. Pria Dambaan
15
Bab 15. Dia Berselingkuh?
16
Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17
Bab 17. Taman Kota
18
Bab 18. Orang Asing
19
Bab 19. Rasa Iba
20
Bab 20. Pria Beristri
21
Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22
Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23
Bab 23. Tujuan Yang Sama
24
Bab 24. Ancaman Elena
25
Bab 25. Sikap Yang Manis
26
Bab 26. Kembali Seperti Semula
27
Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28
Bab 28. Lima Ratus Juta
29
Bab 29. Nyawa Sembilan.
30
Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31
Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32
Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33
Bab 33. Dukungan Orang Tua
34
Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35
Bab 35. Semakin Menyakitkan
36
Bab 36. Bukti
37
Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38
Bab 38. Tawaran
39
Bab 39. Dipecat!
40
Bab 40. Hampir Ketahuan
41
Bab 41. Suatu Alasan
42
Bab 42. Terlalu Buta
43
Bab 43. Penyerahan Uang
44
Bab 44. Kurang Beruntung
45
Bab 45. Sangat Posesif
46
Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47
Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48
Bab 48. Kepingan Kenangan
49
Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50
Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51
Bab 51. Merasa Bosan
52
Bab 52. Aroma ini ...
53
Bab 53. Pria 500 Juta
54
Bab 54. Dugaan Lainnya
55
Bab 55. Nikmati Karmamu!
56
Bab 56. Fitting Baju
57
Bab 57. Flashback
58
Bab 58. Surat Undangan
59
Bab 59. Salah Kirim
60
Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61
Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62
Bab 62. Hari H
63
Bab 63. Cobaan Berat
64
Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65
Bab 65. Lebih Dihargai
66
Bab 66. Permohonan
67
Bab 67. Langit Jingga
68
Bab 68. Tolong Papa
69
Bab 69. Mimpi
70
Bab 70. Restui Kami
71
Bab 71. Perdebatan
72
Bab 72. Tampan Dan Memukau
73
Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74
Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75
Bab 75. Obat Penyembuh
76
Bab 76. Deal!
77
Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78
Bab 78. Tugas Seorang Istri
79
Bab 79. First Kiss
80
Bab 80. Aku Cemburu!
81
Bab 81. Sikap Manis
82
Bab 82. Insiden Di Dapur
83
Bab 83. Pengantin Baru
84
Bab 84. Kebohongan Aldo
85
Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86
Bab 86. Terlalu Positif
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Pesta
89
Bab 89. Garis Keturunan
90
Bab 91. Ancaman Aldo
91
Bab 92. Keluarga Harmonis
92
Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93
Bab 94. Supir Taksi
94
Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95
Bab 96. Alasan Lain
96
Bab 97. Berhenti Bekerja
97
Bab 98. Teman Lama
98
Bab 99. Rasa Cinta
99
Bab 100. Keracunan?
100
Bab 101. Sandiwara Dewi
101
Bab 102. Tertangkap Basah
102
Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103
Bab 104. Penyesalan Sifa
104
Bab 105. Pria Asing
105
Bab 106. Kata Cinta
106
Bab 107. Kebohongan
107
Bab 108. Foto
108
Bab 109. Pesan Yang Hilang
109
Bab 110. Semakin Curiga
110
Bab 111. Kejahatan Dewi
111
Bab 112. Berdebat Di Kantor
112
Bab 113. Bukan Pria Lemah
113
Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114
Bab 115. Meminjam Uang
115
Bab 116. Informasi
116
Bab 117. Sikat Gigi
117
Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118
Bab 119. Kabur Dari Rumah
119
Bab 120. Sangat Manis
120
Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121
Bab 122. Merajuk
122
Bab 123. Tes DNA
123
Bab 124. Kebakaran
124
Bab 125. Kembalinya Sifa
125
Bab 126. Pengakuan
126
Bab 127. Rencana
127
Bab 128.Detak Jantung
128
Bab 129. Kemarahan Fahri
129
Bab 130. Menyebalkan!
130
Bab 131. Korban Budak Cinta
131
Bab 132. Tertangkap
132
Bab 133. Berkebun
133
Bab 134. Bayar Hutang
134
Bab 135. Kantor Pengadilan
135
Bab 136. Selalu Sabar
136
Bab 137. Masuk Angin
137
Bab 138. Tak Bisa Menolak
138
Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139
Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140
Bab 141. Kecelakaan
141
Bab 142. Suami Siaga
142
Bab 143. Hamil
143
Bab 144. Mempertahankan
144
Bab 145. Kecurigaan Arumi
145
Bab 146. Berubah
146
Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147
Bab 148. Undangan Dari Elena
148
Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149
Bab 150. Melupakan
150
Bab 151. Hari-H
151
Bab 152. Calon Menantu
152
Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153
Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154
Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155
Bab 156. Penyesalan
156
Bab 157. Penasaran
157
Bab 158. Insiden Di Kamar
158
Bab 159. Hancur Seketika
159
Bab 160. Aku Gagal!
160
Bab 161. Umpan
161
Bab 162. Pulang
162
Bab 163. Mengunjungi Indra
163
Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164
Bab 165. Menyusun Rencana
165
Bab 166. Bebas
166
Bab 167. Diculik
167
Bab 168. Gudang Kosong
168
Bab 169. Pasangan Yang Manis
169
Bab 170. Sepasang Tuyul
170
Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171
Bab 172. Satu Garis Buram
172
Bab 173. Makan Siang
173
Bab 174. Naik Level
174
Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175
Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176
Bab 177. Roda Kehidupan
177
Bab 178. Kardiomiopati
178
Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179
Bab 180. Ikatan Batin
180
Bab 181. Garis Dua
181
Bab 182. Mencoba Memaafkan
182
Bab 183. Keluarga Kecil
183
Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184
Bab 185. Anak Kembar
185
Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186
Bab 187. End
187
Bab 188. Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!