Bab 3. Terlambat

"Kamu pikir kantor adalah tempat bermainmu, hah?!" seru pria yang umurnya kisaran 35 tahun.

Fahri terkejut. Ia melihat pria yang saat ini menghampiri dirinya menatap ke arahnya dengan nyalang.

"Ma-maafkan saya, Pak." Fahri tertunduk, pria itu tak berani menatap mata atasannya.

"Jika kau tidak ingin bekerja lagi, sebaiknya berhenti saja! Atau kamu ingin langsung dikeluarkan dari perusahaan ini?" tanya pria itu.

"Saya mohon, Pak. Jangan pecat saya," ucap Fahri.

Pria itu pun melemparkan berkas-berkas yang ia pegang dengan kasar, hingga berkas-berkas tersebut berhamburan.

"Aku sebenarnya sudah muak menghadapimu," ujar pria tersebut sembari mengernyitkan keningnya.

"Aku juga akan memaafkanmu untuk kali ini. Ku harap, kejadian ini tidak terulang lagi untuk kedepannya. Begitu juga dengan staf yang lainnya!" lanjut pria tersebut dengan lantang sembari menatap beberapa pegawai yang ada di ruangan itu.

"Ambil berkas itu dan kamu input ulang. Aku melihat beberapa kesalahan. Data yang kamu ketik tidak valid. Sebaiknya perbaiki dan kamu cek kembali dengan teliti, TELITI!!" tukas atasan Fahri dengan nada yang penuh penekanan.

"Baik, Pak. Saya akan merevisinya kembali dengan sangat teliti," ujar Fahri tertunduk.

Sang atasan tak menggubris ucapan Fahri. Ia melenggang meninggalkan ruangan tersebut, berjalan menuju ke ruangannya.

Fahri langsung berjongkok memunguti semua berkas yang berserakan. Semua orang yang ada di tempat itu menatap Fahri dengan rasa kasihan. Namun, tak ada satu pun yang berani membantu pria tersebut. Jika mereka melakukan hal itu, maka mereka juga yang akan terkena imbasnya.

Fahri sudah cukup lama bekerja di tempat tersebut. Namun, pria itu tak pernah mendapatkan perlakuan yang baik. Selalu saja dipandang rendah oleh atasannya .

Fahri mengumpulkan berkas-berkas itu, menumpuknya menjadi satu. Bekerja di sini sama seperti menjatuhkan harga dirinya. Akan tetapi, ia tak dapat berbuat apa-apa, karena Fahri bukanlah hidup sendiri melainkan ia mempunyai tanggung jawabnya, yaitu Sifa.

Demi Sifa, Fahri membuang rasa egoisnya jauh-jauh. Demi wanita itu, Fahri juga rela menjatuhkan harga dirinya untuk mencukupi kebutuhan sang istri.

Sanggupkah pria lain di posisi Fahri? Adakah pria yang sesabar Fahri? Jawabannya hanya satu berbanding seribu.

....

Fahri baru saja menyelesaikan berkas-berkas yang harus ia perbaiki tadi. Pria tersebut merapikan berkas itu dan menumpuknya menjadi satu kesatuan untuk diberikan langsung ke ruang atasannya.

Ia beranjak dari tempat duduknya. Berjalan menuju ke ruang sang atasan untuk memberikan tugas yang telah ia selesaikan.

TOKKK ... TOKKK ...

Pria itu mengetuk pintu, setelah mendapat persetujuan dari dalam, suara yang menyuruh prianitu masuk, Fahri pun langsung memasuki ruangan tersebut.

"Ini ... berkas yang tadi Bapak minta," ujar Fahri seraya menyodorkan berkas tersebut.

Pria itu pun mengambilnya dari tangan Fahri. "Baik, aku akan mengeceknya nanti," ucapnya.

"Sekarang kamu boleh keluar!" titah atasannya setelah menerima dokumen tersebut.

Fahri pun menundukkan kepalanya sejenak, lalu kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.

Waktu istirahat jam makan siang tiba. Namun, Fahri hanya memilih menuju pantry untuk menyeduh kopi saja. Rasa lapar ia tahan demi menghemat uang yang ada. Ia mengatasi laparnya dengan segelas kopi.

"Fahri, ayo kita makan siang!" ajak salah satu rekan kerja satu ruangan dengannya.

"Aku tidak lapar," timpal Fahri berbohong. Pria itu mengembangkan senyumnya.

"Kamu benar-benar pelit, Fahri."

Fahri hanya memberikan respon dengan mengulas senyum. Lalu kemudian berlalu dari hadapan rekan kerja yang berbicara dengannya tadi.

Pria tersebut membawa secangkir kopinya menuju ke meja kerja. Ia memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya, menyibukkan diri agar rasa laparnya dapat teralihkan.

Baru saja ia menatap layar komputernya, tiba-tiba ponselnya berdering. Fahri merogoh sakunya, lalu kemudian melihat layar benda persegi itu yang tertera nama 'Ibu Mertua' tengah meneleponnya.

Fahri pun langsung menerima panggilan tersebut. "Assalamualaikum, Bu."

"Fahri, bisakah kau jemput ibu di stasiun? Ibu sangat malas sekali jika harus mencari taksi untuk ke tempatmu."

Fahri melirik jam yang ada di tangannya. Jam istirahat makan siang tak cukup jika dipergunakan untuk menjemput mertuanya.

"Maaf, Bu. Fahri tidak bisa menjemput ibu. Masalahnya jam istirahat aka...."

"Sudah ... sudah ... bilang saja jika kamu tidak mau menjemput ibu. Banyak alasan kamu! Punya menantu satu, tapi tidak bisa diandalkan sama sekali!"

Sambungan telepon terputus. Fahri menghela napasnya. Pria itu selalu saja salah di mata mertuanya. Bahkan saat Fahri mengucapkan salam, mertuanya tak membalas salam dari Fahri.

Pria itu meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Ia menyesal kopinya, mencoba untuk menghilangkan beban pikiran atas ucapan mertuanya tadi.

....

Waktu telah menunjukkan pukul enam sore. Fahri telah menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia pun melihat ke sekelilingnya, banyak yang sudah pulang lebih dulu darinya.

Fahri mengirimkan laporan yang ia buat dalam bentuk file melalui email atasannya. Setelah itu, ia pun mematikan komputer, serta membereskan meja kerjanya. Menumpuk beberapa dokumen yang telah ia input menjadi satu.

Fahri pun berjalan keluar dari kantor itu. Namun, setibanya ia diluar gedung, tiba-tiba saja hujan turun dengan sangat deras, membuat pria tersebut harus terpaksa menunggu hingga hujan reda.

Sesekali Fahri menadahkan tangannya, merasakan air hujan yang membasahi telapak tangan. Pria itu tersenyum. Hujan mampu meneduhkannya. Rasa panas dari emosi yang tadi selalu menjadi beban pikiran, kini seakan menguap begitu saja.

Hujan cukup deras, pria tak memiliki mobil seperti yang lainnya untuk pulang. Jangankan mobil, kendaraan roda dua saja ia tak punya. Jika dipikir-pikir, gaji yang ia peroleh bisa saja ia kreditkan dengan satu unit motor, akan tetapi karena pengeluaran sang istri yang selalu saja berlebihan, membuat mereka selalu hidup dalam kekurangan.

Hujan mulai reda, hanya menyisakan rintik kecil yang tak terlalu membasahi. Pria itu memilih untuk berjalan kaki sampai di rumahnya. Sembari menatap sekeliling kota yang mulai disinari oleh lampu-lampu yang begitu indah.

Fahri menyusuri jalanan yang cukup lenggang, karena memang hujan baru saja reda dan beberapa orang memilih untuk menaiki kendaraannya ataupun kendaraan umum yang dapat mengantarkan mereka sampai di rumah.

Setibanya di sebuah penyebrangan jalan, Fahri melihat sepasang suami istri yang tengah bercanda ria. Wanita itu tengah berbadan dua sembari mengusap perutnya, sementara sang pria menatap istrinya dengan penuh cinta, seraya memapah jalannya.

Dalam hati Fahri ada rasa iri melihat pasangan itu. Pasangan muda yang mampu tersenyum seraya melangkah bersama. Sedangkan dirinya, seorang pria matang yang sekuat tenaga menjadikan istrinya seorang ratu.

Namun, perjuangannya sejauh ini seakan tak terlihat. Ingin rasanya menyerah, akan tetapi Fahri mengingat semua kenangan manis yang pernah mereka ciptakan dulu. Walaupun kini, rasa cinta sang istri sedikit hambar, tetapi rasa cinta Fahri untuk istrinya masih sama manisnya.

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

leg tuh cinta fahri..ayoo banguun banguun fahri...jngn merem trùus..melek dikiit liat sekeliling kamuu...kamu berhsk untk majuu..jngn lemah terhadap istri n mertua..ada kalanya ksmu sabar ada kalanya nggaa fahri...

2024-12-20

0

Chyka Asika

Chyka Asika

makan tuh cinta fahri,,,
huuuuhhhh,,,gw jadi emosi 😏

2023-01-11

0

Siti Fatonah

Siti Fatonah

istri yang tak bersyukur...

2022-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tak Semanis Dulu
2 Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3 Bab 3. Terlambat
4 Bab 4. Kunjungan Mertua
5 Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6 Bab 6. Selalu Salah
7 Bab 7. Putri Pimpinan
8 Bab 8. Rencana
9 Bab 9. Suara Itu ...
10 Bab 10. Pria Masa Lalu
11 Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12 Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13 Bab 13. Suami?
14 Bab 14. Pria Dambaan
15 Bab 15. Dia Berselingkuh?
16 Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17 Bab 17. Taman Kota
18 Bab 18. Orang Asing
19 Bab 19. Rasa Iba
20 Bab 20. Pria Beristri
21 Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22 Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23 Bab 23. Tujuan Yang Sama
24 Bab 24. Ancaman Elena
25 Bab 25. Sikap Yang Manis
26 Bab 26. Kembali Seperti Semula
27 Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28 Bab 28. Lima Ratus Juta
29 Bab 29. Nyawa Sembilan.
30 Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31 Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32 Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33 Bab 33. Dukungan Orang Tua
34 Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35 Bab 35. Semakin Menyakitkan
36 Bab 36. Bukti
37 Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38 Bab 38. Tawaran
39 Bab 39. Dipecat!
40 Bab 40. Hampir Ketahuan
41 Bab 41. Suatu Alasan
42 Bab 42. Terlalu Buta
43 Bab 43. Penyerahan Uang
44 Bab 44. Kurang Beruntung
45 Bab 45. Sangat Posesif
46 Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47 Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48 Bab 48. Kepingan Kenangan
49 Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50 Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51 Bab 51. Merasa Bosan
52 Bab 52. Aroma ini ...
53 Bab 53. Pria 500 Juta
54 Bab 54. Dugaan Lainnya
55 Bab 55. Nikmati Karmamu!
56 Bab 56. Fitting Baju
57 Bab 57. Flashback
58 Bab 58. Surat Undangan
59 Bab 59. Salah Kirim
60 Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61 Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62 Bab 62. Hari H
63 Bab 63. Cobaan Berat
64 Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65 Bab 65. Lebih Dihargai
66 Bab 66. Permohonan
67 Bab 67. Langit Jingga
68 Bab 68. Tolong Papa
69 Bab 69. Mimpi
70 Bab 70. Restui Kami
71 Bab 71. Perdebatan
72 Bab 72. Tampan Dan Memukau
73 Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74 Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75 Bab 75. Obat Penyembuh
76 Bab 76. Deal!
77 Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78 Bab 78. Tugas Seorang Istri
79 Bab 79. First Kiss
80 Bab 80. Aku Cemburu!
81 Bab 81. Sikap Manis
82 Bab 82. Insiden Di Dapur
83 Bab 83. Pengantin Baru
84 Bab 84. Kebohongan Aldo
85 Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86 Bab 86. Terlalu Positif
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Pesta
89 Bab 89. Garis Keturunan
90 Bab 91. Ancaman Aldo
91 Bab 92. Keluarga Harmonis
92 Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93 Bab 94. Supir Taksi
94 Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95 Bab 96. Alasan Lain
96 Bab 97. Berhenti Bekerja
97 Bab 98. Teman Lama
98 Bab 99. Rasa Cinta
99 Bab 100. Keracunan?
100 Bab 101. Sandiwara Dewi
101 Bab 102. Tertangkap Basah
102 Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103 Bab 104. Penyesalan Sifa
104 Bab 105. Pria Asing
105 Bab 106. Kata Cinta
106 Bab 107. Kebohongan
107 Bab 108. Foto
108 Bab 109. Pesan Yang Hilang
109 Bab 110. Semakin Curiga
110 Bab 111. Kejahatan Dewi
111 Bab 112. Berdebat Di Kantor
112 Bab 113. Bukan Pria Lemah
113 Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114 Bab 115. Meminjam Uang
115 Bab 116. Informasi
116 Bab 117. Sikat Gigi
117 Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118 Bab 119. Kabur Dari Rumah
119 Bab 120. Sangat Manis
120 Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121 Bab 122. Merajuk
122 Bab 123. Tes DNA
123 Bab 124. Kebakaran
124 Bab 125. Kembalinya Sifa
125 Bab 126. Pengakuan
126 Bab 127. Rencana
127 Bab 128.Detak Jantung
128 Bab 129. Kemarahan Fahri
129 Bab 130. Menyebalkan!
130 Bab 131. Korban Budak Cinta
131 Bab 132. Tertangkap
132 Bab 133. Berkebun
133 Bab 134. Bayar Hutang
134 Bab 135. Kantor Pengadilan
135 Bab 136. Selalu Sabar
136 Bab 137. Masuk Angin
137 Bab 138. Tak Bisa Menolak
138 Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139 Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140 Bab 141. Kecelakaan
141 Bab 142. Suami Siaga
142 Bab 143. Hamil
143 Bab 144. Mempertahankan
144 Bab 145. Kecurigaan Arumi
145 Bab 146. Berubah
146 Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147 Bab 148. Undangan Dari Elena
148 Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149 Bab 150. Melupakan
150 Bab 151. Hari-H
151 Bab 152. Calon Menantu
152 Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153 Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154 Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155 Bab 156. Penyesalan
156 Bab 157. Penasaran
157 Bab 158. Insiden Di Kamar
158 Bab 159. Hancur Seketika
159 Bab 160. Aku Gagal!
160 Bab 161. Umpan
161 Bab 162. Pulang
162 Bab 163. Mengunjungi Indra
163 Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164 Bab 165. Menyusun Rencana
165 Bab 166. Bebas
166 Bab 167. Diculik
167 Bab 168. Gudang Kosong
168 Bab 169. Pasangan Yang Manis
169 Bab 170. Sepasang Tuyul
170 Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171 Bab 172. Satu Garis Buram
172 Bab 173. Makan Siang
173 Bab 174. Naik Level
174 Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175 Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176 Bab 177. Roda Kehidupan
177 Bab 178. Kardiomiopati
178 Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179 Bab 180. Ikatan Batin
180 Bab 181. Garis Dua
181 Bab 182. Mencoba Memaafkan
182 Bab 183. Keluarga Kecil
183 Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184 Bab 185. Anak Kembar
185 Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186 Bab 187. End
187 Bab 188. Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Tak Semanis Dulu
2
Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3
Bab 3. Terlambat
4
Bab 4. Kunjungan Mertua
5
Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6
Bab 6. Selalu Salah
7
Bab 7. Putri Pimpinan
8
Bab 8. Rencana
9
Bab 9. Suara Itu ...
10
Bab 10. Pria Masa Lalu
11
Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12
Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13
Bab 13. Suami?
14
Bab 14. Pria Dambaan
15
Bab 15. Dia Berselingkuh?
16
Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17
Bab 17. Taman Kota
18
Bab 18. Orang Asing
19
Bab 19. Rasa Iba
20
Bab 20. Pria Beristri
21
Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22
Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23
Bab 23. Tujuan Yang Sama
24
Bab 24. Ancaman Elena
25
Bab 25. Sikap Yang Manis
26
Bab 26. Kembali Seperti Semula
27
Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28
Bab 28. Lima Ratus Juta
29
Bab 29. Nyawa Sembilan.
30
Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31
Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32
Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33
Bab 33. Dukungan Orang Tua
34
Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35
Bab 35. Semakin Menyakitkan
36
Bab 36. Bukti
37
Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38
Bab 38. Tawaran
39
Bab 39. Dipecat!
40
Bab 40. Hampir Ketahuan
41
Bab 41. Suatu Alasan
42
Bab 42. Terlalu Buta
43
Bab 43. Penyerahan Uang
44
Bab 44. Kurang Beruntung
45
Bab 45. Sangat Posesif
46
Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47
Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48
Bab 48. Kepingan Kenangan
49
Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50
Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51
Bab 51. Merasa Bosan
52
Bab 52. Aroma ini ...
53
Bab 53. Pria 500 Juta
54
Bab 54. Dugaan Lainnya
55
Bab 55. Nikmati Karmamu!
56
Bab 56. Fitting Baju
57
Bab 57. Flashback
58
Bab 58. Surat Undangan
59
Bab 59. Salah Kirim
60
Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61
Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62
Bab 62. Hari H
63
Bab 63. Cobaan Berat
64
Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65
Bab 65. Lebih Dihargai
66
Bab 66. Permohonan
67
Bab 67. Langit Jingga
68
Bab 68. Tolong Papa
69
Bab 69. Mimpi
70
Bab 70. Restui Kami
71
Bab 71. Perdebatan
72
Bab 72. Tampan Dan Memukau
73
Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74
Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75
Bab 75. Obat Penyembuh
76
Bab 76. Deal!
77
Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78
Bab 78. Tugas Seorang Istri
79
Bab 79. First Kiss
80
Bab 80. Aku Cemburu!
81
Bab 81. Sikap Manis
82
Bab 82. Insiden Di Dapur
83
Bab 83. Pengantin Baru
84
Bab 84. Kebohongan Aldo
85
Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86
Bab 86. Terlalu Positif
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Pesta
89
Bab 89. Garis Keturunan
90
Bab 91. Ancaman Aldo
91
Bab 92. Keluarga Harmonis
92
Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93
Bab 94. Supir Taksi
94
Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95
Bab 96. Alasan Lain
96
Bab 97. Berhenti Bekerja
97
Bab 98. Teman Lama
98
Bab 99. Rasa Cinta
99
Bab 100. Keracunan?
100
Bab 101. Sandiwara Dewi
101
Bab 102. Tertangkap Basah
102
Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103
Bab 104. Penyesalan Sifa
104
Bab 105. Pria Asing
105
Bab 106. Kata Cinta
106
Bab 107. Kebohongan
107
Bab 108. Foto
108
Bab 109. Pesan Yang Hilang
109
Bab 110. Semakin Curiga
110
Bab 111. Kejahatan Dewi
111
Bab 112. Berdebat Di Kantor
112
Bab 113. Bukan Pria Lemah
113
Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114
Bab 115. Meminjam Uang
115
Bab 116. Informasi
116
Bab 117. Sikat Gigi
117
Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118
Bab 119. Kabur Dari Rumah
119
Bab 120. Sangat Manis
120
Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121
Bab 122. Merajuk
122
Bab 123. Tes DNA
123
Bab 124. Kebakaran
124
Bab 125. Kembalinya Sifa
125
Bab 126. Pengakuan
126
Bab 127. Rencana
127
Bab 128.Detak Jantung
128
Bab 129. Kemarahan Fahri
129
Bab 130. Menyebalkan!
130
Bab 131. Korban Budak Cinta
131
Bab 132. Tertangkap
132
Bab 133. Berkebun
133
Bab 134. Bayar Hutang
134
Bab 135. Kantor Pengadilan
135
Bab 136. Selalu Sabar
136
Bab 137. Masuk Angin
137
Bab 138. Tak Bisa Menolak
138
Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139
Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140
Bab 141. Kecelakaan
141
Bab 142. Suami Siaga
142
Bab 143. Hamil
143
Bab 144. Mempertahankan
144
Bab 145. Kecurigaan Arumi
145
Bab 146. Berubah
146
Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147
Bab 148. Undangan Dari Elena
148
Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149
Bab 150. Melupakan
150
Bab 151. Hari-H
151
Bab 152. Calon Menantu
152
Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153
Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154
Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155
Bab 156. Penyesalan
156
Bab 157. Penasaran
157
Bab 158. Insiden Di Kamar
158
Bab 159. Hancur Seketika
159
Bab 160. Aku Gagal!
160
Bab 161. Umpan
161
Bab 162. Pulang
162
Bab 163. Mengunjungi Indra
163
Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164
Bab 165. Menyusun Rencana
165
Bab 166. Bebas
166
Bab 167. Diculik
167
Bab 168. Gudang Kosong
168
Bab 169. Pasangan Yang Manis
169
Bab 170. Sepasang Tuyul
170
Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171
Bab 172. Satu Garis Buram
172
Bab 173. Makan Siang
173
Bab 174. Naik Level
174
Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175
Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176
Bab 177. Roda Kehidupan
177
Bab 178. Kardiomiopati
178
Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179
Bab 180. Ikatan Batin
180
Bab 181. Garis Dua
181
Bab 182. Mencoba Memaafkan
182
Bab 183. Keluarga Kecil
183
Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184
Bab 185. Anak Kembar
185
Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186
Bab 187. End
187
Bab 188. Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!