Bab 4. Kunjungan Mertua

Setelah cukup lama menyusuri jalanan malam itu, Fahri pun tiba di apartemennya. Pria tersebut tak mendapati sang istri berada di rumahnya.

Fahri berjalan menuju ke kamar, ia melucuti pakaiannya, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Cukup lama Fahri menyelesaikan mandinya. Pria itu keluar sembari mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk kecil. Ia melihat jam telah menunjukkan pukul delapan malam, akan tetapi sang istri belum juga pulang.

Fahri mengambil ponsel yang ada di atas nakas, mencoba menghubungi Sifa. Namun, nomor sang istri saat itu sedang tidak aktif.

Kruukkk ....

Perut Fahri berbunyi. Cacing-cacing yang ada di dalam perutnya minta diisi, karena sedari siang tadi pria tersebut memang hanya meminum kopi tanpa memakan apapun.

Besar harapan Fahri menemukan masakan sang istri di bawah tudung nasi, akan tetapi saat ia menyingkapnya, ternyata isinya kosong melompong.

Fahri memeriksa rak penyimpanan, tempat biasanya Sifa menyimpan mie instan. Lagi-lagi ia tak menemukan apapun di dalam sana.

Fahri membuka kulkas. Dan ternyata isi kulkas sama mengenaskan dengan yang lainnya. Hanya ada air mineral di dalam kulkas tersebut.

Pria itu mengambil botol air dan menenggaknya hingga kandas. "Bukankah aku sudah memberinya uang, kenapa ia tidak belanja makanan?" gumam Fahri.

Fahri menatap jam yang sudah hampir memasuki pukul setengah sembilan. Hujan di luar kembali deras. Pria itu mengambil payung, lalu kemudian keluar dari apartemennya.

Ia mencoba untuk mencari keberadaan sang istri. Namun, baru saja Fahri keluar dari huniannya. Ia melihat Sifa dengan mertuanya tengah bermuka masam seraya membawa cukup banyak belanjaan.

Fahri membantu mertuanya yang membawa beberapa paper bag. Wanita itu berwajah masam seraya memberikan paper bag yang ada di tangannya.

Setibanya di dalam rumah. Fahri meletakkan semua paper bag tersebut ke atas meja ruang tengahnya. Pria itu dapat melihat bahwa yang dibeli oleh kedua wanita ini adalah pakaian dan beberapa alat kecantikan. Tak ada satu pun bahan makanan atau pun makanan yang dibelanjakan oleh keduanya.

"Kamu jadi seorang suami sangat tidak peka, ya?! Istrimu dan mertuamu kehujanan, bukannya di jemput malah enak-enakan," ketus mertua Fahri.

"Maaf, Bu. Tapi aku tidak tahu kemana perginya ibu dan Sifa. Lagi pula, aku sudah mencoba menghubungi Sifa, tapi nomornya tidak aktif," timpal Fahri.

"Kamu memang sangat pandai jika beralasan. Lagu pula Sifa! kenapa kamu bisa-bisanya memilih suami seperti dia," ujar sang mertua dengan tatapan yang sinis.

Fahri mencoba mengontrol dirinya. Ia tidak ingin terbawa emosi akan ucapan mertuanya.

"Sudah, Bu. Lagi pula kita juga yang salah, mau pergi tidak bilang-bilang Mas Fahri. Sekarang, ibu ganti pakaian saja dulu. Nanti ibu masuk angin," bujuk Sifa.

Mertua Fahri menatap ke arah menantunya sejenak. "Pergaulan Sifa semuanya orang kaya, tapi kenapa dia menikah dengan pria yang hanya mempersulit hidupnya. Setidaknya kau belikan mobil untuk istrimu, biar dia bisa kemana pun tanpa harus kehujanan," cecar Mertua Fahri seraya menunjuk-nunjuk wajah Fahri.

Fahri menenggak salivanya. Ia benar-benar merasa tersinggung dengan ucapan mertuanya. Namun, Sifa memegang lengan Fahri, seakan memohon agar Fahri tak bereaksi pada ucapan ibunya.

"Sudah, Bu. Cepatlah ganti pakaian ibu," titah Sifa mencoba untuk menjadi penenang suasana yang terbilang sedikit menegangkan itu.

Mertua Fahri pun berjalan menuju ke kamar untuk mengganti pakaiannya yang sedikit basah. Sementara Sifa, wanita itu mengelus bahu suaminya, mencoba untuk menenangkan Fahri.

Fahri menghela napasnya dengan berat. Lalu kemudian memegang kedua sisi bahu Sifa. Menatap mata istrinya dengan lekat.

"Sayang, aku tahu, aku adalah pria dengan seribu macam kekurangan. Namun, aku minta satu hal padamu. Jangan pernah menyesal karena telah menikah dengan pria miskin sepertiku. Aku ingin saja menjadikanmu ratu, membalut tubuhmu menggunakan gaun dengan butiran berlian. Tapi aku hanya pria biasa, Sifa. Aku tidak mampu melakukan itu," lirih Fahri.

Sifa hanya terdiam tanpa pembelaan sedikit pun untuk Fahri. Bahkan wanita itu seolah membenarkan ucapan ibunya yang mengatakan bahwa Fahri adalah pria yang payah dalam segala sesuatu.

Melihat reaksi istrinya. Fahri mengendurkan pegangan tangannya di bahu Sifa. Ia mencoba menatap ke langit-langit rumah, berusaha untuk tegar dan mempertahankan rumah tangganya.

"Kalian beli apa tadi?" tanya Fahri yang kembali memasang wajah cerianya. Ia seakan mencoba untuk melupakan apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

"Aku dan ibu beli pakaian, Mas. Lihatlah! Ini sangat cantik kan?" tanya Sifa dengan antusias mengeluarkan salah satu pakaian lalu memperlihatkannya pada Fahri.

Fahri tersenyum. Mencoba menutupi luka di hatinya. Pria itu berusaha menghemat mati-matian, sementara istrinya menghambur-hamburkan uang dengan begitu saja.

"Kok cuma senyum aja? Cantik atau tidak?" Sifa mengulangi pertanyaannya.

"Cantik. Pakaian apapun yang kamu kenakan akan selalu terlihat cantik di mataku," ujar Fahri.

Sifa tersenyum seraya menyocokkan baju tersebut di tubuhnya. Ia benar-benar membutakan matanya dengan hal-hal yang berbau kemewahan.

"Kamu nanti tidurnya di kamar sama ibu ya. Biar mas tidur di sofa aja," ucap Fahri.

"Iya, Mas." Sifa mengembangkan senyumnya menatap Fahri.

Wanita tersebut membereskan semua belanjaannya, hendak membawanya ke dalam kamar. Baru beberapa langkah ia berjalan, Sifa kembali berbalik badan menatap sang suami.

"Mas sudah makan?" tanya Sifa.

"Belum," timpal Fahri menarik segaris senyum di bibirnya.

"Kalau begitu aku pesankan gofood aja ya?" tawar Sifa.

"Tidak usah. Tadi aku sempat merasa lapar, akan tetapi sekarang tidak lagi," sahut Fahri.

"Oh, baiklah." wanita itu pun melanjutkan langkah kakinya .

Fahri berjalan menuju ke sofa. Pria itu merebahkan tubuhnya di sofa tersebut dengan tangan yang di letakkan di keningnya.

"Yang ku butuhkan, bukanlah nikmat masakan orang lain. Aku ingin merasakan rasa cinta dari masakanmu saja walaupun rasanya sangatlah tidak sopan (asin)." batin Fahri.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki menghampirinya. Fahri menyingkirkan tangan yang menutupi matanya. Pria itu mengubah posisinya menjadi duduk saat melihat istrinya.

Sifa memberikan bantal dan selembar selimut untuk di pakai sang suami. "Setidaknya buatlah dirimu nyaman walaupun berada di sofa. Maafkan aku ya, karena sedikit merepotkanmu," ujar Sifa.

"Tidak apa-apa, Istriku. Lagi pula ibu juga jarang berkunjung ke sini. Jadi tak masalah bagiku jika dia ingin bermalam sekalipun," tutur Fahri.

"Terima kasih, Suamiku."

Cup!

Wanita itu menghadiahi Fahri dengan sebuah kecupan singkat, lalu kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya.

Fahri tersenyum, ia mengusap pipi yang tadi baru saja di cium oleh Sifa. "Ini adalah salah satu alasanku mempertahankannya. Aku yakin, dia bisa menjadi seorang istri yang lebih baik lagi suatu hari nanti," batin Fahri. Ia pun merebahkan dirinya, dan memakai selimut pemberian dari istrinya

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

bedok pgi bangun mertua ribut lgi deh...kok ga ada sarapaan...apa yg msu d masak bahannya aja ga adaa...sebbeelll

2024-12-20

0

Yuen

Yuen

Fahri tidak payah cuma bodoh dan buta aja sih

2023-06-04

0

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

prinsip bodoh, jd ingat sdr ku terlalu baik dg istri gajian d ks semua dirinya cm d ks uang bensin 300rb, bgtu anak2 mw msk sklh br ketauan g ada biaya gj yg d ks cm hbs utk mencukupi gaya hdup🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️antara sabar dg bodoh cm beti aja

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tak Semanis Dulu
2 Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3 Bab 3. Terlambat
4 Bab 4. Kunjungan Mertua
5 Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6 Bab 6. Selalu Salah
7 Bab 7. Putri Pimpinan
8 Bab 8. Rencana
9 Bab 9. Suara Itu ...
10 Bab 10. Pria Masa Lalu
11 Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12 Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13 Bab 13. Suami?
14 Bab 14. Pria Dambaan
15 Bab 15. Dia Berselingkuh?
16 Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17 Bab 17. Taman Kota
18 Bab 18. Orang Asing
19 Bab 19. Rasa Iba
20 Bab 20. Pria Beristri
21 Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22 Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23 Bab 23. Tujuan Yang Sama
24 Bab 24. Ancaman Elena
25 Bab 25. Sikap Yang Manis
26 Bab 26. Kembali Seperti Semula
27 Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28 Bab 28. Lima Ratus Juta
29 Bab 29. Nyawa Sembilan.
30 Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31 Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32 Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33 Bab 33. Dukungan Orang Tua
34 Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35 Bab 35. Semakin Menyakitkan
36 Bab 36. Bukti
37 Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38 Bab 38. Tawaran
39 Bab 39. Dipecat!
40 Bab 40. Hampir Ketahuan
41 Bab 41. Suatu Alasan
42 Bab 42. Terlalu Buta
43 Bab 43. Penyerahan Uang
44 Bab 44. Kurang Beruntung
45 Bab 45. Sangat Posesif
46 Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47 Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48 Bab 48. Kepingan Kenangan
49 Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50 Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51 Bab 51. Merasa Bosan
52 Bab 52. Aroma ini ...
53 Bab 53. Pria 500 Juta
54 Bab 54. Dugaan Lainnya
55 Bab 55. Nikmati Karmamu!
56 Bab 56. Fitting Baju
57 Bab 57. Flashback
58 Bab 58. Surat Undangan
59 Bab 59. Salah Kirim
60 Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61 Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62 Bab 62. Hari H
63 Bab 63. Cobaan Berat
64 Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65 Bab 65. Lebih Dihargai
66 Bab 66. Permohonan
67 Bab 67. Langit Jingga
68 Bab 68. Tolong Papa
69 Bab 69. Mimpi
70 Bab 70. Restui Kami
71 Bab 71. Perdebatan
72 Bab 72. Tampan Dan Memukau
73 Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74 Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75 Bab 75. Obat Penyembuh
76 Bab 76. Deal!
77 Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78 Bab 78. Tugas Seorang Istri
79 Bab 79. First Kiss
80 Bab 80. Aku Cemburu!
81 Bab 81. Sikap Manis
82 Bab 82. Insiden Di Dapur
83 Bab 83. Pengantin Baru
84 Bab 84. Kebohongan Aldo
85 Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86 Bab 86. Terlalu Positif
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Pesta
89 Bab 89. Garis Keturunan
90 Bab 91. Ancaman Aldo
91 Bab 92. Keluarga Harmonis
92 Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93 Bab 94. Supir Taksi
94 Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95 Bab 96. Alasan Lain
96 Bab 97. Berhenti Bekerja
97 Bab 98. Teman Lama
98 Bab 99. Rasa Cinta
99 Bab 100. Keracunan?
100 Bab 101. Sandiwara Dewi
101 Bab 102. Tertangkap Basah
102 Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103 Bab 104. Penyesalan Sifa
104 Bab 105. Pria Asing
105 Bab 106. Kata Cinta
106 Bab 107. Kebohongan
107 Bab 108. Foto
108 Bab 109. Pesan Yang Hilang
109 Bab 110. Semakin Curiga
110 Bab 111. Kejahatan Dewi
111 Bab 112. Berdebat Di Kantor
112 Bab 113. Bukan Pria Lemah
113 Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114 Bab 115. Meminjam Uang
115 Bab 116. Informasi
116 Bab 117. Sikat Gigi
117 Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118 Bab 119. Kabur Dari Rumah
119 Bab 120. Sangat Manis
120 Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121 Bab 122. Merajuk
122 Bab 123. Tes DNA
123 Bab 124. Kebakaran
124 Bab 125. Kembalinya Sifa
125 Bab 126. Pengakuan
126 Bab 127. Rencana
127 Bab 128.Detak Jantung
128 Bab 129. Kemarahan Fahri
129 Bab 130. Menyebalkan!
130 Bab 131. Korban Budak Cinta
131 Bab 132. Tertangkap
132 Bab 133. Berkebun
133 Bab 134. Bayar Hutang
134 Bab 135. Kantor Pengadilan
135 Bab 136. Selalu Sabar
136 Bab 137. Masuk Angin
137 Bab 138. Tak Bisa Menolak
138 Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139 Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140 Bab 141. Kecelakaan
141 Bab 142. Suami Siaga
142 Bab 143. Hamil
143 Bab 144. Mempertahankan
144 Bab 145. Kecurigaan Arumi
145 Bab 146. Berubah
146 Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147 Bab 148. Undangan Dari Elena
148 Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149 Bab 150. Melupakan
150 Bab 151. Hari-H
151 Bab 152. Calon Menantu
152 Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153 Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154 Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155 Bab 156. Penyesalan
156 Bab 157. Penasaran
157 Bab 158. Insiden Di Kamar
158 Bab 159. Hancur Seketika
159 Bab 160. Aku Gagal!
160 Bab 161. Umpan
161 Bab 162. Pulang
162 Bab 163. Mengunjungi Indra
163 Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164 Bab 165. Menyusun Rencana
165 Bab 166. Bebas
166 Bab 167. Diculik
167 Bab 168. Gudang Kosong
168 Bab 169. Pasangan Yang Manis
169 Bab 170. Sepasang Tuyul
170 Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171 Bab 172. Satu Garis Buram
172 Bab 173. Makan Siang
173 Bab 174. Naik Level
174 Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175 Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176 Bab 177. Roda Kehidupan
177 Bab 178. Kardiomiopati
178 Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179 Bab 180. Ikatan Batin
180 Bab 181. Garis Dua
181 Bab 182. Mencoba Memaafkan
182 Bab 183. Keluarga Kecil
183 Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184 Bab 185. Anak Kembar
185 Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186 Bab 187. End
187 Bab 188. Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Tak Semanis Dulu
2
Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3
Bab 3. Terlambat
4
Bab 4. Kunjungan Mertua
5
Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6
Bab 6. Selalu Salah
7
Bab 7. Putri Pimpinan
8
Bab 8. Rencana
9
Bab 9. Suara Itu ...
10
Bab 10. Pria Masa Lalu
11
Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12
Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13
Bab 13. Suami?
14
Bab 14. Pria Dambaan
15
Bab 15. Dia Berselingkuh?
16
Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17
Bab 17. Taman Kota
18
Bab 18. Orang Asing
19
Bab 19. Rasa Iba
20
Bab 20. Pria Beristri
21
Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22
Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23
Bab 23. Tujuan Yang Sama
24
Bab 24. Ancaman Elena
25
Bab 25. Sikap Yang Manis
26
Bab 26. Kembali Seperti Semula
27
Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28
Bab 28. Lima Ratus Juta
29
Bab 29. Nyawa Sembilan.
30
Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31
Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32
Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33
Bab 33. Dukungan Orang Tua
34
Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35
Bab 35. Semakin Menyakitkan
36
Bab 36. Bukti
37
Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38
Bab 38. Tawaran
39
Bab 39. Dipecat!
40
Bab 40. Hampir Ketahuan
41
Bab 41. Suatu Alasan
42
Bab 42. Terlalu Buta
43
Bab 43. Penyerahan Uang
44
Bab 44. Kurang Beruntung
45
Bab 45. Sangat Posesif
46
Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47
Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48
Bab 48. Kepingan Kenangan
49
Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50
Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51
Bab 51. Merasa Bosan
52
Bab 52. Aroma ini ...
53
Bab 53. Pria 500 Juta
54
Bab 54. Dugaan Lainnya
55
Bab 55. Nikmati Karmamu!
56
Bab 56. Fitting Baju
57
Bab 57. Flashback
58
Bab 58. Surat Undangan
59
Bab 59. Salah Kirim
60
Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61
Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62
Bab 62. Hari H
63
Bab 63. Cobaan Berat
64
Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65
Bab 65. Lebih Dihargai
66
Bab 66. Permohonan
67
Bab 67. Langit Jingga
68
Bab 68. Tolong Papa
69
Bab 69. Mimpi
70
Bab 70. Restui Kami
71
Bab 71. Perdebatan
72
Bab 72. Tampan Dan Memukau
73
Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74
Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75
Bab 75. Obat Penyembuh
76
Bab 76. Deal!
77
Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78
Bab 78. Tugas Seorang Istri
79
Bab 79. First Kiss
80
Bab 80. Aku Cemburu!
81
Bab 81. Sikap Manis
82
Bab 82. Insiden Di Dapur
83
Bab 83. Pengantin Baru
84
Bab 84. Kebohongan Aldo
85
Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86
Bab 86. Terlalu Positif
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Pesta
89
Bab 89. Garis Keturunan
90
Bab 91. Ancaman Aldo
91
Bab 92. Keluarga Harmonis
92
Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93
Bab 94. Supir Taksi
94
Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95
Bab 96. Alasan Lain
96
Bab 97. Berhenti Bekerja
97
Bab 98. Teman Lama
98
Bab 99. Rasa Cinta
99
Bab 100. Keracunan?
100
Bab 101. Sandiwara Dewi
101
Bab 102. Tertangkap Basah
102
Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103
Bab 104. Penyesalan Sifa
104
Bab 105. Pria Asing
105
Bab 106. Kata Cinta
106
Bab 107. Kebohongan
107
Bab 108. Foto
108
Bab 109. Pesan Yang Hilang
109
Bab 110. Semakin Curiga
110
Bab 111. Kejahatan Dewi
111
Bab 112. Berdebat Di Kantor
112
Bab 113. Bukan Pria Lemah
113
Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114
Bab 115. Meminjam Uang
115
Bab 116. Informasi
116
Bab 117. Sikat Gigi
117
Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118
Bab 119. Kabur Dari Rumah
119
Bab 120. Sangat Manis
120
Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121
Bab 122. Merajuk
122
Bab 123. Tes DNA
123
Bab 124. Kebakaran
124
Bab 125. Kembalinya Sifa
125
Bab 126. Pengakuan
126
Bab 127. Rencana
127
Bab 128.Detak Jantung
128
Bab 129. Kemarahan Fahri
129
Bab 130. Menyebalkan!
130
Bab 131. Korban Budak Cinta
131
Bab 132. Tertangkap
132
Bab 133. Berkebun
133
Bab 134. Bayar Hutang
134
Bab 135. Kantor Pengadilan
135
Bab 136. Selalu Sabar
136
Bab 137. Masuk Angin
137
Bab 138. Tak Bisa Menolak
138
Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139
Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140
Bab 141. Kecelakaan
141
Bab 142. Suami Siaga
142
Bab 143. Hamil
143
Bab 144. Mempertahankan
144
Bab 145. Kecurigaan Arumi
145
Bab 146. Berubah
146
Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147
Bab 148. Undangan Dari Elena
148
Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149
Bab 150. Melupakan
150
Bab 151. Hari-H
151
Bab 152. Calon Menantu
152
Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153
Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154
Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155
Bab 156. Penyesalan
156
Bab 157. Penasaran
157
Bab 158. Insiden Di Kamar
158
Bab 159. Hancur Seketika
159
Bab 160. Aku Gagal!
160
Bab 161. Umpan
161
Bab 162. Pulang
162
Bab 163. Mengunjungi Indra
163
Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164
Bab 165. Menyusun Rencana
165
Bab 166. Bebas
166
Bab 167. Diculik
167
Bab 168. Gudang Kosong
168
Bab 169. Pasangan Yang Manis
169
Bab 170. Sepasang Tuyul
170
Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171
Bab 172. Satu Garis Buram
172
Bab 173. Makan Siang
173
Bab 174. Naik Level
174
Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175
Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176
Bab 177. Roda Kehidupan
177
Bab 178. Kardiomiopati
178
Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179
Bab 180. Ikatan Batin
180
Bab 181. Garis Dua
181
Bab 182. Mencoba Memaafkan
182
Bab 183. Keluarga Kecil
183
Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184
Bab 185. Anak Kembar
185
Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186
Bab 187. End
187
Bab 188. Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!