Bab 7. Putri Pimpinan

Arumi tengah berdiri di depan sebuah pusara. Gadis itu melepas kacamata hitamnya, lalu kemudian berjongkok di samping nisan tersebut.

"Pa, aku pulang. Kata dokter, aku sudah dinyatakan sembuh total. Papa pasti senang kan mendengar kabar ini," ujar Arumi dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Arumi menadahkan tangannya, meminta kepada Sam untuk menyerahkan plastik yang berisi kelopak bunga mawar. Gadis itu pun menabur kelopak-kelopak bunga itu di atas pusara.

Fian Aryaduta, pria yang menjadi cinta pertamanya, kini telah berbaur menjadi satu dengan tanah. Sosok yang selalu mengerti dan memahami dirinya dibandingkan oleh ibunya sendiri.

Tiga tahun yang lalu, Fian mengalami kecelakaan tunggal seusai mengantarkan Arumi ke bandara. Karena kecelakaan itu, Fian akhirnya meregang nyawa.

Kala itu Arumi hendak pergi ke luar negeri hanya untuk sekedar jalan-jalan. Saat Fian mengalami kecelakaan, Arumi tak mengetahui kabar tersebut dikarenakan saat itu ia berada di penerbangan menuju negara yang hendak ia kunjungi.

Setibanya di sana, Arumi baru mendapatkan kabar tentang ayahnya yang mengalami kecelakaan. Gadis itu mencoba untuk memesan tiket pesawat lagi untuk kembali ke Indonesia.

Namun, naasnya jadwal penerbangan harus dibatalkan karena kondisi cuaca saat itu sedang buruk dan tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan.

Arumi benar-benar terpukul, ia hancur sehancur-hancurnya karena tak bisa melihat wajah sang ayah sebelum dimakamkan. Tak bisa mengantarkan kepulangan ayahnya di tempat terakhirnya.

Rasa sakit itu masih terasa hingga kini. Arumi mengingat semua itu seiring dengan air matanya yang mulai membasahi pipi.

Sam, pria gemulai yang selalu ada bersama dengan gadis itu, berusaha untuk menenangkannya. Tangan kekar pria tersebut tampak memegang pundak Arumi, berusaha untuk menenangkannya.

Samuel bukanlah pria gemulai sesungguhnya. Ia melakukan semua itu hanya untuk menghibur Arumi, agar gadis tersebut merasa nyaman jika berada di sampingnya.

"Jangan nangis. Om Fian nanti akan ikut sedih jika melihatmu menangis seperti ini," ujar Samuel.

Arumi menghapus air matanya. Ia menaburkan kelopak bunga yang ada di tangannya lagi. Lalu kemudian menyiram pusara ayahnya dengan sebotol air.

Gadis itu cukup lama mengusap nisan sang ayah seraya mengulas senyumnya. Benar yang diucapkan oleh Samuel tadi. Ia tak boleh menangis di depan pusara ayahnya, karena bisa saja ayahnya saat ini juga ikut bersedih melihat kesedihannya.

"Pa, Arumi pulang ya. Papa jaga diri, bahagia selalu ya di sana," ucap Arumi menarik segaris senyum di kedua sudut bibirnya.

Gadis itu beranjak dari duduknya, diikuti oleh Sam. Keduanya pun melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Princess, sepulang dari sini kita makan dulu ya. Cacing-cacing di perut sudah berteriak ingin minta diisi steak," ujar Samuel yang tengah memasang sabuk pengamannya. Pria itu duduk di kursi penumpang, sementara Arumi berada di kursi kemudi.

"Sepertinya cacing yang ada di perutmu cacing-cacing dengan tingkat high class," celetuk Arumi yang mulai menghidupkan mesin mobilnya.

Samuel hanya terkekeh seraya menampilkan deretan gigi putihnya. "Selagi yang mentraktir makan adalah orang kaya, apa salahnya?" timpalnya dengan begitu antusias.

Arumi melemparkan tatapan tajam pada pria yang ada di sampingnya sejenak, lalu kemudian kembali mengarahkan pandangannya menuju ke jalanan.

Mobil yang dikendarai Arumi tiba di rumahnya. Samuel yang melihat hal itu pun langsung mengerucutkan bibirnya menatap gadis yang ada di sampingnya.

"Kau sangat pelit!" cecar Samuel.

"Kita baru pulang dari makam, sebaiknya mandi terlebih dahulu," tutur Arumi yang kemudian turun dari mobil.

"Baiklah," timpal Samuel dengan malas.

Keduanya masuk ke dalam rumah mewah tersebut. Arumi berjalan menuju ke kamarnya, sementara Samuel berjalan menuju ke kamar tamu. Pria itu memang sudah seperti keluarga bagi Arumi. Sepeninggal ayahnya, Samuel lah yang selalu ada di sisinya. Pria tersebut menemani Arumi di masa tersulitnya, dan Arumi juga tahu jika Samuel hanya berpura-pura menjadi pria yang gemulai agar Arumi merasa aman saat bersama dengannya.

Setelah menghabiskan waktu selama 20 menit, Arumi pun tampak cantik dengan mengenakan terusan berwarna peach.

Ia berjalan keluar dari kamarnya. Gadis itu melihat Samuel telah berganti pakaian yang disiapkan oleh asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Arumi.

"Sam, apakah tugas yang aku berikan padamu telah kamu kerjakan?" tanya Arumi seraya berjalan menuju mobilnya.

"Sudah aku siapkan. Apakah kamu membutuhkannya hari ini?" tanya Samuel.

"Bukan hari ini, mungkin besok. Kamu juga harus mempersiapkan diri untuk menemaniku esok hari," ucap Arumi.

"Kamu tenang saja, Baby."

...****************...

Fahri menundukkan pandangannya. Lagi-lagi ia dimarahi oleh atasannya dengan alasan bahwa pekerjaan yang ia kerjakan tidak sesuai.

"Ma-maafkan saya, Pak."

"Sampai kapan kamu terus meminta maaf? Kamu selalu saja membuatku naik pitam. Apa kamu sudah tidak ingin bekerja lagi?!" tanya atasannya.

"Jangan pecat saya, Pak. Saya sangat ingin bekerja. Saya berjanji akan memperbaikinya," ujar Fahri.

"Baik. Aku akan tunggu satu jam kemudian. Kau harus menyelesaikan semua kesalahan ini," ujar pria tersebut melemparkan berkas ke wajah Fahri.

Fahri menunduk, memunguti berkas-berkas yang berhamburan. Setelah semuanya terkumpul,.pria itu menundukkan kepalanya untuk pamit undur diri.

Pria itu sedikit menghempaskan tubuhnya menduduki kursi. Pria tersebut menghela napasnya, lalu kemudian mulai mengerjakan yang harus ia perbaiki ulang.

"Wanita itu ... bukankah dia adalah putri dari bapak pimpinan?" ujar bisik-bisik rekan kerja yang bersebelahan dengan Fahri. Keduanya tampak asyik dengan pembicaraan mereka.

Fahri mencoba mengabaikan orang-orang yang ada di sekitarnya, untuk lebih fokus lagi merevisi dokumen yang diminta oleh atasannya tadi.

Bisik-bisik itu semakin lama semakin mengganggu Fahri. Pria itu mengepalkan tangannya, saat merasa sudah tidak tahan, Fahri pun beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju ke pantry untuk membuat segelas kopi.

"Sebenarnya aku sudah muak dengan tekanan atasan yang ada di kantor ini. Namun, aku memiliki tanggung jawab saat ini. Istriku harus ku nafkahi," gumam Fahri.

Pria itu menyesap kopinya sejenak. Setelah kopinya habis, lalu kemudian ia membuang paper cup yang digunakan untuk mewadahi kopinya tadi ke kotak sampah.

Fahri kembali ke meja kerjanya. Ia sudah mengobati rasa kesalnya dengan secangkir kopi. Pria itu pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di waktu yang bersamaan, Arumi menatap remeh pada pria yang tengah duduk di atas singgasana yang seharusnya itu adalah tempat Arumi. Pria tersebut terlihat tak bergeming, bahkan kedatangan Arumi seakan menjadi petaka baginya.

"Ada apa? Apa kamu merasa terkejut karena aku keluar dari rumah sakit," ujar gadis tersebut secara gamblang.

"Tentu saja tidak, Sepupuku. Aku sangat senang karena kamu telah pulih dari penyakitmu. Semoga saja suatu saat nanti penyakit itu tak datang menghampirimu lagi," ucap pria tersebut seraya terkekeh.

Samuel yang mendengarkan hal tersebut mengepalkan tangannya. Arumi memberikan kode pada Samuel untuk tetap tenang.

"Apakah kamu takut jika kesembuhan ku dapat kembali mengambil posisiku lagi?!" ujar Arumi tersenyum sinis.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

ohhh..ternyata oh ternyata..songong banget luh pk..sok banget gw kiranluh yg punya perusahaan ini..ternyata arumi yg punya..mana soknya ga ketulungan lgi hadeehhh gregetan gw

2024-12-20

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Ko yang ada dalam bayanganku visual Arumi itu Dilraba dimurat 😁

2022-09-26

1

Lari Ada Wibu

Lari Ada Wibu

kekekekkeke

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tak Semanis Dulu
2 Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3 Bab 3. Terlambat
4 Bab 4. Kunjungan Mertua
5 Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6 Bab 6. Selalu Salah
7 Bab 7. Putri Pimpinan
8 Bab 8. Rencana
9 Bab 9. Suara Itu ...
10 Bab 10. Pria Masa Lalu
11 Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12 Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13 Bab 13. Suami?
14 Bab 14. Pria Dambaan
15 Bab 15. Dia Berselingkuh?
16 Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17 Bab 17. Taman Kota
18 Bab 18. Orang Asing
19 Bab 19. Rasa Iba
20 Bab 20. Pria Beristri
21 Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22 Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23 Bab 23. Tujuan Yang Sama
24 Bab 24. Ancaman Elena
25 Bab 25. Sikap Yang Manis
26 Bab 26. Kembali Seperti Semula
27 Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28 Bab 28. Lima Ratus Juta
29 Bab 29. Nyawa Sembilan.
30 Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31 Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32 Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33 Bab 33. Dukungan Orang Tua
34 Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35 Bab 35. Semakin Menyakitkan
36 Bab 36. Bukti
37 Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38 Bab 38. Tawaran
39 Bab 39. Dipecat!
40 Bab 40. Hampir Ketahuan
41 Bab 41. Suatu Alasan
42 Bab 42. Terlalu Buta
43 Bab 43. Penyerahan Uang
44 Bab 44. Kurang Beruntung
45 Bab 45. Sangat Posesif
46 Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47 Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48 Bab 48. Kepingan Kenangan
49 Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50 Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51 Bab 51. Merasa Bosan
52 Bab 52. Aroma ini ...
53 Bab 53. Pria 500 Juta
54 Bab 54. Dugaan Lainnya
55 Bab 55. Nikmati Karmamu!
56 Bab 56. Fitting Baju
57 Bab 57. Flashback
58 Bab 58. Surat Undangan
59 Bab 59. Salah Kirim
60 Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61 Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62 Bab 62. Hari H
63 Bab 63. Cobaan Berat
64 Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65 Bab 65. Lebih Dihargai
66 Bab 66. Permohonan
67 Bab 67. Langit Jingga
68 Bab 68. Tolong Papa
69 Bab 69. Mimpi
70 Bab 70. Restui Kami
71 Bab 71. Perdebatan
72 Bab 72. Tampan Dan Memukau
73 Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74 Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75 Bab 75. Obat Penyembuh
76 Bab 76. Deal!
77 Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78 Bab 78. Tugas Seorang Istri
79 Bab 79. First Kiss
80 Bab 80. Aku Cemburu!
81 Bab 81. Sikap Manis
82 Bab 82. Insiden Di Dapur
83 Bab 83. Pengantin Baru
84 Bab 84. Kebohongan Aldo
85 Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86 Bab 86. Terlalu Positif
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Pesta
89 Bab 89. Garis Keturunan
90 Bab 91. Ancaman Aldo
91 Bab 92. Keluarga Harmonis
92 Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93 Bab 94. Supir Taksi
94 Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95 Bab 96. Alasan Lain
96 Bab 97. Berhenti Bekerja
97 Bab 98. Teman Lama
98 Bab 99. Rasa Cinta
99 Bab 100. Keracunan?
100 Bab 101. Sandiwara Dewi
101 Bab 102. Tertangkap Basah
102 Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103 Bab 104. Penyesalan Sifa
104 Bab 105. Pria Asing
105 Bab 106. Kata Cinta
106 Bab 107. Kebohongan
107 Bab 108. Foto
108 Bab 109. Pesan Yang Hilang
109 Bab 110. Semakin Curiga
110 Bab 111. Kejahatan Dewi
111 Bab 112. Berdebat Di Kantor
112 Bab 113. Bukan Pria Lemah
113 Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114 Bab 115. Meminjam Uang
115 Bab 116. Informasi
116 Bab 117. Sikat Gigi
117 Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118 Bab 119. Kabur Dari Rumah
119 Bab 120. Sangat Manis
120 Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121 Bab 122. Merajuk
122 Bab 123. Tes DNA
123 Bab 124. Kebakaran
124 Bab 125. Kembalinya Sifa
125 Bab 126. Pengakuan
126 Bab 127. Rencana
127 Bab 128.Detak Jantung
128 Bab 129. Kemarahan Fahri
129 Bab 130. Menyebalkan!
130 Bab 131. Korban Budak Cinta
131 Bab 132. Tertangkap
132 Bab 133. Berkebun
133 Bab 134. Bayar Hutang
134 Bab 135. Kantor Pengadilan
135 Bab 136. Selalu Sabar
136 Bab 137. Masuk Angin
137 Bab 138. Tak Bisa Menolak
138 Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139 Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140 Bab 141. Kecelakaan
141 Bab 142. Suami Siaga
142 Bab 143. Hamil
143 Bab 144. Mempertahankan
144 Bab 145. Kecurigaan Arumi
145 Bab 146. Berubah
146 Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147 Bab 148. Undangan Dari Elena
148 Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149 Bab 150. Melupakan
150 Bab 151. Hari-H
151 Bab 152. Calon Menantu
152 Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153 Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154 Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155 Bab 156. Penyesalan
156 Bab 157. Penasaran
157 Bab 158. Insiden Di Kamar
158 Bab 159. Hancur Seketika
159 Bab 160. Aku Gagal!
160 Bab 161. Umpan
161 Bab 162. Pulang
162 Bab 163. Mengunjungi Indra
163 Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164 Bab 165. Menyusun Rencana
165 Bab 166. Bebas
166 Bab 167. Diculik
167 Bab 168. Gudang Kosong
168 Bab 169. Pasangan Yang Manis
169 Bab 170. Sepasang Tuyul
170 Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171 Bab 172. Satu Garis Buram
172 Bab 173. Makan Siang
173 Bab 174. Naik Level
174 Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175 Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176 Bab 177. Roda Kehidupan
177 Bab 178. Kardiomiopati
178 Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179 Bab 180. Ikatan Batin
180 Bab 181. Garis Dua
181 Bab 182. Mencoba Memaafkan
182 Bab 183. Keluarga Kecil
183 Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184 Bab 185. Anak Kembar
185 Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186 Bab 187. End
187 Bab 188. Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Tak Semanis Dulu
2
Bab 2. Kunci Sebuah Keutuhan
3
Bab 3. Terlambat
4
Bab 4. Kunjungan Mertua
5
Bab 5. Diamku Masih Terlihat Baik
6
Bab 6. Selalu Salah
7
Bab 7. Putri Pimpinan
8
Bab 8. Rencana
9
Bab 9. Suara Itu ...
10
Bab 10. Pria Masa Lalu
11
Bab 11. Senyum Untuk Pria Lain
12
Bab 12. Cinta Membuatku Gila
13
Bab 13. Suami?
14
Bab 14. Pria Dambaan
15
Bab 15. Dia Berselingkuh?
16
Bab 16. Haruskah Aku Merebutmu?
17
Bab 17. Taman Kota
18
Bab 18. Orang Asing
19
Bab 19. Rasa Iba
20
Bab 20. Pria Beristri
21
Bab 21. Sebuah Pengkhianatan
22
Bab 22. Suami Yang Payah + Bonus Visual
23
Bab 23. Tujuan Yang Sama
24
Bab 24. Ancaman Elena
25
Bab 25. Sikap Yang Manis
26
Bab 26. Kembali Seperti Semula
27
Bab 27. Panggilan Dari Fahri
28
Bab 28. Lima Ratus Juta
29
Bab 29. Nyawa Sembilan.
30
Bab 30. Biar Ku Rebut Suaminya
31
Bab 31. Berbaikan Dengan Samuel
32
Bab 32. Sikap Yang Berubah-ubah
33
Bab 33. Dukungan Orang Tua
34
Bab 34. Tak Sanggup Kehilanganmu
35
Bab 35. Semakin Menyakitkan
36
Bab 36. Bukti
37
Bab 37. Berjuang Kalah Dengan Yang Beruang
38
Bab 38. Tawaran
39
Bab 39. Dipecat!
40
Bab 40. Hampir Ketahuan
41
Bab 41. Suatu Alasan
42
Bab 42. Terlalu Buta
43
Bab 43. Penyerahan Uang
44
Bab 44. Kurang Beruntung
45
Bab 45. Sangat Posesif
46
Bab 46. Selamat Atas Perceraianmu!
47
Bab 47. Berkunjung Ke Rumah Fahri
48
Bab 48. Kepingan Kenangan
49
Bab 49. Insiden Di Ruang Kerja
50
Bab 50. Alasan Untuk Tetap Di Sisinya
51
Bab 51. Merasa Bosan
52
Bab 52. Aroma ini ...
53
Bab 53. Pria 500 Juta
54
Bab 54. Dugaan Lainnya
55
Bab 55. Nikmati Karmamu!
56
Bab 56. Fitting Baju
57
Bab 57. Flashback
58
Bab 58. Surat Undangan
59
Bab 59. Salah Kirim
60
Bab 60. Berada Di Kapal Yang Sama
61
Bab 61. Kabar Tentang Pernikahan
62
Bab 62. Hari H
63
Bab 63. Cobaan Berat
64
Bab 64. Sesuatu Untuk Arumi
65
Bab 65. Lebih Dihargai
66
Bab 66. Permohonan
67
Bab 67. Langit Jingga
68
Bab 68. Tolong Papa
69
Bab 69. Mimpi
70
Bab 70. Restui Kami
71
Bab 71. Perdebatan
72
Bab 72. Tampan Dan Memukau
73
Bab 73. Fahri Yang Berbeda
74
Bab 74. Suasana Yang Sedikit Canggung
75
Bab 75. Obat Penyembuh
76
Bab 76. Deal!
77
Bab 77. Hadir Di Pernikahan Mantan
78
Bab 78. Tugas Seorang Istri
79
Bab 79. First Kiss
80
Bab 80. Aku Cemburu!
81
Bab 81. Sikap Manis
82
Bab 82. Insiden Di Dapur
83
Bab 83. Pengantin Baru
84
Bab 84. Kebohongan Aldo
85
Bab 85. Bertemu Dengan Elena
86
Bab 86. Terlalu Positif
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Pesta
89
Bab 89. Garis Keturunan
90
Bab 91. Ancaman Aldo
91
Bab 92. Keluarga Harmonis
92
Bab 93. Aku Akan Melindungimu!
93
Bab 94. Supir Taksi
94
Bab 95. Ancaman Bertubi-tubi
95
Bab 96. Alasan Lain
96
Bab 97. Berhenti Bekerja
97
Bab 98. Teman Lama
98
Bab 99. Rasa Cinta
99
Bab 100. Keracunan?
100
Bab 101. Sandiwara Dewi
101
Bab 102. Tertangkap Basah
102
Bab 103. Siapa Dalang Sebenarnya?
103
Bab 104. Penyesalan Sifa
104
Bab 105. Pria Asing
105
Bab 106. Kata Cinta
106
Bab 107. Kebohongan
107
Bab 108. Foto
108
Bab 109. Pesan Yang Hilang
109
Bab 110. Semakin Curiga
110
Bab 111. Kejahatan Dewi
111
Bab 112. Berdebat Di Kantor
112
Bab 113. Bukan Pria Lemah
113
Bab 114. Mencoba Baik-Baik Saja
114
Bab 115. Meminjam Uang
115
Bab 116. Informasi
116
Bab 117. Sikat Gigi
117
Bab 118. Wanita Yang Berbahaya
118
Bab 119. Kabur Dari Rumah
119
Bab 120. Sangat Manis
120
Bab 121. Senyumku Mengalihkan Duniamu
121
Bab 122. Merajuk
122
Bab 123. Tes DNA
123
Bab 124. Kebakaran
124
Bab 125. Kembalinya Sifa
125
Bab 126. Pengakuan
126
Bab 127. Rencana
127
Bab 128.Detak Jantung
128
Bab 129. Kemarahan Fahri
129
Bab 130. Menyebalkan!
130
Bab 131. Korban Budak Cinta
131
Bab 132. Tertangkap
132
Bab 133. Berkebun
133
Bab 134. Bayar Hutang
134
Bab 135. Kantor Pengadilan
135
Bab 136. Selalu Sabar
136
Bab 137. Masuk Angin
137
Bab 138. Tak Bisa Menolak
138
Bab 139. Antara Gula Dan Gila
139
Bab 140. Rasa Yang Sulit Dimengerti
140
Bab 141. Kecelakaan
141
Bab 142. Suami Siaga
142
Bab 143. Hamil
143
Bab 144. Mempertahankan
144
Bab 145. Kecurigaan Arumi
145
Bab 146. Berubah
146
Bab 147. Dukungan Dari Ibu
147
Bab 148. Undangan Dari Elena
148
Bab 149. Rasa Yang Hampir Membunuhku
149
Bab 150. Melupakan
150
Bab 151. Hari-H
151
Bab 152. Calon Menantu
152
Bab 153. Jodoh Tak Terduga
153
Bab 154. Hadiah Untuk Arumi
154
Bab 155. Gara-Gara Flashdisk
155
Bab 156. Penyesalan
156
Bab 157. Penasaran
157
Bab 158. Insiden Di Kamar
158
Bab 159. Hancur Seketika
159
Bab 160. Aku Gagal!
160
Bab 161. Umpan
161
Bab 162. Pulang
162
Bab 163. Mengunjungi Indra
163
Bab 164. Siapa Yang Berkhianat?
164
Bab 165. Menyusun Rencana
165
Bab 166. Bebas
166
Bab 167. Diculik
167
Bab 168. Gudang Kosong
168
Bab 169. Pasangan Yang Manis
169
Bab 170. Sepasang Tuyul
170
Bab 171. Lingkungan Pertemanan
171
Bab 172. Satu Garis Buram
172
Bab 173. Makan Siang
173
Bab 174. Naik Level
174
Bab 175. Berpacu Dengan Waktu
175
Bab 176. Menjaga Kepercayaan
176
Bab 177. Roda Kehidupan
177
Bab 178. Kardiomiopati
178
Bab 179. Kejutan Untuk Sifa
179
Bab 180. Ikatan Batin
180
Bab 181. Garis Dua
181
Bab 182. Mencoba Memaafkan
182
Bab 183. Keluarga Kecil
183
Bab 184. Berdamai Dengan Masa Lalu
184
Bab 185. Anak Kembar
185
Bab 186. Rumah Sakit Jiwa
186
Bab 187. End
187
Bab 188. Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!