Arumi tiba di rumahnya. Gadis itu menghempaskan tubuhnya sedikit kasar. "Aku benar-benar sangat lelah. Lelah mengejar pria yang merupakan suami orang," gumamnya seraya terkekeh di akhir kalimat.
Ada rasa sakit saat mengingat semuanya. Namun, bersamaan dengan itu juga, ia merasa lucu akan dirinya sendiri.
"Susah untuk jatuh cinta. Sekalinya jantungku berdegup kencang untuk seorang pria, ternyata pria dambaanku milik wanita lain," ucapnya.
"Haruskah aku mengejarnya? Atau melepaskannya?"
"Terserahlah! Aku lelah! Jangan mengingat tentang pria itu lagi jika tidak ingin merasa sakit hati," ujar Arumi mensugesti dirinya sendiri.
Gadis itu memilih untuk beranjak dari tempat tidurnya. Menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Di lain tempat, Fahri tengah duduk di sisi ranjang tidurnya. Menatap ke arah sang istri yang saat ini sedang duduk di depan cermin meja rias untuk menghapus make up yang ia kenakan.
Sifa usai membersihkan wajahnya, ia menatap sang suami dengan menarik sudut bibirnya. "Ada apa? Apa Mas Fahri masih menagih penjelasan dariku?" tanya Sifa yang berusaha untuk bersikap selembut mungkin.
Fahri terdiam. Tak lama kemudian, ia menganggukkan kepalanya. Saat pergi tadi Sifa meminta izin padanya untuk menemani Elena pergi berbelanja. Namun, tak mungkin jika hanya belanja sampai menggunakan heels, dress cantik, serta riasan yang cukup tebal.
Sifa berjalan ke sisi ranjang. Ia duduk tepat di samping sang suami yang saat ini tengah menatap lekat dirinya.
"Maafkan aku, Mas. Elena memang awalnya ingin memintaku untuk menemaninya pergi berbelanja. Tapi ... ternyata dia berbohong. Dia memintaku untuk datang ke pesta ulang tahunnya. Awalnya aku menolak, Mas. Aku tahu kalau kamu pasti tidak mengizinkannya. Namun, dia bersikeras dan membuatku tak enak hati. Terpaksa aku menuruti permintaannya. Dan alasanku menunggumu di tempat kerja, karena aku merasa bersalah," tutur Sifa panjang dan lebar, akan tetapi semua ucapannya hanyalah kebohongan belaka.
"Ya sudah. Kalau begitu lain kali kamu tidak apa-apa menghadiri pesta apapun itu asalkan bersama dengan temanmu. Aku minta juga sama kamu, untuk tidak melewati batas. Karena kamu bukanlah seorang wanita single lagi, melainkan sudah memiliki seorang suami," jelas Fahri yang mulai termakan akan ucapan istrinya.
Sifa mengembangkan senyum. Lalu kemudian mengecup bibir suaminya dengan lembut. "Suamiku memang yang terbaik," ujar Sifa sembari tersenyum penuh arti.
"Untunglah Mas Fahri tidak mencurigaiku," batin Sifa.
...****************...
Satu Minggu telah berlalu. Sejak kejadian itu, Arumi sibuk mencari akal untuk kembali merebut posisinya tanpa harus di geser dengan alasan kesehatannya.
Samuel sudah memutar otak, mencari bahan-bahan untuk membantu Arumi menjatuhkan Indra. Namun, Indra memiliki kartu as yang cukup kuat. Meskipun nantinya Arumi bisa mengambil posisi itu, tentunya Indra akan kembali merebutnya dengan memperlihatkan dokumen palsu tentang kesehatan Arumi.
"Jalan satu-satunya memang aku harus mencari suami untuk mempertahankan posisiku kelak," keluh Arumi seraya memegang keningnya.
"Jika kamu memang ingin menikah, pria di hadapanmu ini sangat bersedia untuk menerima tawaran itu," celetuk Samuel dengan sedikit terkekeh.
Arumi langsung mendelik, menatap Samuel seakan menelannya hidup-hidup. "Bisa-bisanya aku tambah gila jika memiliki suami seperti dirimu," ketus Arumi.
"Ayolah! Aku akan menjadi suami yang baik. Kamu tenang saja, aku tidak banyak tingkah. Bukankah tugasku hanya di rumah, duduk santai sembari menikmati kekayaanmu?" gurau Samuel.
"Dasar tak tahu malu!" cecar Arumi.
Gadis itu melemparkan dokumen yang ada di tangannya ke atas meja. Ia beranjak dari tempat duduknya, mengambil tas jinjing yang ada di sebelahnya.
"Kamu mau kemana?" tanya Samuel melihat Arumi yang hendak pergi meninggalkannya.
"Perawatan. Beberapa kerutan sudah muncul di wajahku karena terlalu banyak memikirkan cara untuk menyingkirkan Indra, hingga aku lupa untuk memanjakan diriku sendiri," ujar Arumi.
"Perawatan? Kenapa tidak sekalian ajak aku!" protes Samuel.
"Aku juga ingin berbelanja beberapa keperluanku," celetuk Arumi.
"Kalau begitu aku juga menitip untuk membelikan diriku sesuatu. Kamu pasti akan membelikannya bukan?" ujar Samuel dengan mata yang berbinar.
"Apa? Bra? Aku hendak pergi membeli pakaian dalamku. Apakah kamu juga menginginkannya?"
"Kalau begitu tidak jadi. Dadaku tidak setinggi gunung Himalaya, dan aku tidak membutuhkan benda itu," ucap Samuel.
"Baguslah!"
Arumi pun melenggang pergi dari tempat tersebut. Ia keluar dari rumahnya, menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
"Samuel memang sialan! Di mana mobil kesayanganku yang sebenarnya!" gerutu Arumi seraya menghidupkan mesin mobil tersebut. Ia pun membawa mobil itu menuju ke jalanan.
Seperti yang dikatakannya pada Samuel tadi. Arumi ingin memanjakan dirinya sejenak. Kini gadis itu tengah melakukan spa, mencoba untuk membuat dirinya rileks dan melakukan serangkaian perawatan lainnya.
Setelah melakukan perawatan, ia menuju ke salah satu toko kosmetik terbesar di kota tersebut. Beberapa karyawan menyambut kedatangan Arumi, karena Arumi di cap sebagai pelanggan VVIP di tempat tersebut.
Arumi tertegun dengan salah satu pegawai yang ada di sana. Ia menatap Arumi dengan senyum ramahnya layaknya pegawai yang lain. Wanita itu pun yang melayani Arumi secara langsung.
"Bukankah wanita ini adalah istrinya pria itu?" batin Arumi.
Sifa sibuk menjelaskan beberapa produk agar Arumi terpikat untuk membelinya. Namun, Arumi hanya menatap Sifa dengan seksama, ia tak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut.
"Suamimu ...." kata itu lolos begitu saja di bibir Arumi.
Sifa mengerutkan keningnya. "I-iya, ada apa dengan suami saya?" tanya Sifa yang merasa heran karena tiba-tiba pelanggannya yang satu ini membahas tentang suaminya.
"Maaf, maksudku kamu sudah memiliki suami? Dari segi wajah, kamu masih terlihat seperti wanita umur belasan tahun," kilah Arumi yang mencoba untuk membahas sesuatu yang lain.
"Ah, Nona bisa saja!" Sifa pun langsung mengulum senyumnya dan kedua pipinya bersemu merah.
Setelah berbelanja kosmetik, Arumi pun langsung berjalan keluar dari gedung tersebut. Ia masuk ke dalam mobilnya, lalu kemudian membaca tulisan besar yang ada di gedung tersebut.
"Beauty Store. Istrinya bekerja di tempat ini?" gumam Arumi.
....
Setelah pulang dari berbelanja perlengkapannya, Arumi saat ini tengah berada di depan toserba tempat Fahri bekerja. Ia bahkan rela menunggu kedatangan Fahri, hanya untuk melihat kembali pria yang selalu saja membuat jantungnya berdebar saat pandangan pertama.
Arumi masih sering melihat Fahri dari jauh, walaupun itu hanya sebentar. Arumi tak dapat melupakan Fahri begitu saja. Karena hingga sampai detik ini, jantung Arumi masih berdebar untuk pria yang pernah menolongnya dari maut.
Saat ini, Arumi memberanikan dirinya keluar dari mobil dan masuk ke dalam toserba tersebut. Arumi hanya ingin menatap pria yang sudah beristri itu dari jarak yang cukup dekat, dengan alasan membeli beberapa camilan hanya untuk melihat Fahri.
Arumi tidak tahu nama pria yang ia dambakan selama ini. Mungkin jika mengetahui namanya saja, Arumi bisa merasakan bahagia yang luar biasa. Anggap saja Arumi terlalu lebay dalam hal seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi? .Ia tak dapat menampik bahwa pria toserba itu adalah pria pertama yang membuat jantungnya berdebar dan hatinya menghangat hanya dengan mendengarkan suaranya saja.
Arumi berpura-pura melihat deretan makanan ringan. Sesekali ia menatap Fahri yang saat itu tengah melayani beberapa pembeli.
Arumi mengembangkan senyumnya saat melihat pria yang berdiri di balik meja kasir itu dengan tersenyum. Setelah cukup lama, hingga tak ada satu pun lagi orang lain yang ada di sana kecuali Fahri dan Arumi. Gadis itu pun membawa keranjang belanjaannya ke meja kasir.
Fahri sibuk men-scan belanjaan Arumi. Sementara Arumi, ia sibuk memperhatikan wajah tampan Fahri yang terpampang nyata di depannya.
"Totalnya seratus tiga puluh tujuh ribu rupiah," ujar Fahri.
Arumi tak menggubris ucapan Fahri. Ia sibuk menatap lekat pria itu.
"Maukah kamu menjadikanku istri ke dua?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
J. Alexander smith Enderson
when patrick said: pembohong kamu pembohong
2022-10-15
1
🍁K3yk3y🍁
what??? istri kedua 🤣🤣🤣
2022-10-10
2
Rinnie Erawaty
😱😱😱😁😁😁 isteri kedua....
2022-10-02
1