Bimo memesan teh manis panas. Kemudian mengambil tempat duduk di dalam warung makan itu. Ia tak sanggup minum di luar warung. Karena hawa sangat dingin. Saat asyik menyesap rokoknya. Ia merasakan bahunya di tepuk lembut seseorang dari belakang.
Bimo pun dengan cepat memutar leher nya. Memastikan siapa ya g menepuk bahunya itu.
"Jenifer?" wajah Bimo yang dari tadi tegang, kini semakin tegang melihat gadis yang ia kenal ada juga di warung makan itu.
"Bang Bim, kebetulan sekali kita bertemu di sini." Ujar wanita itu dengan ramahnya. Ia sangat excited berjumpa dengan Bimo.
Bimo tersenyum menatap ke arah wanita yang bernama Jenifer itu, kemudian ia mengalihkan pandangannya sambil mengusap dagunya sekilas.
"Iya ya?" Bimo kini memperhatikan wanita paruh baya yang datang menghampiri mereka.
"Ini ibuku Bang."
Jenifer tersenyum pada Ibunya.
"Halo Bu, apa kabar?" Bimo menjulurkan tangannya. "Bimo." Ujarnya dengan tersenyum membalas senyuman Ibunya Jenifer, yang gibijya merah kecoklatan karena mengunyah sirih.
"Nak Bimo, ini pria yang sering kamu ceritakan itu Jen?" Tanya Si ibu dengan terkejut.
"Iihh.... Mak, apaan sih?" Jenifer nampak malu. Ia memberi kode pada ibunya agar jangan membahas, yang ingin diutarakan ibunya itu.
Bimo hanya tersenyum melihat tingkah Jenifer dan ibunya yang terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
Tin
Tin
Terdengar suara klakson sebuah mobil travel.
"Bang Bim, kami harus pergi. Bagi kartu nama Abang.?!" Jenifer terlihat memelas.
"Kartu nama, untuk apa? abang gak bawa kartu nama." Tolak Bimo, ia memang tak ada bawa kartu nama di dompetnya. Emang ia siapa, harus ada kartu nama segala.
"Eemmm... Aku gak tahu lagi nomor ponselnya Abang. Aku boleh minta?" ucapnya dengan nada berat.
Tin
Tiin
"Ayo Nak, mobil kita sudah mau jalan lagi." Ibunya Jenifer yang takut ditinggalkan travel, menarik pelan tangan sang putri
"Iya Bu." Menatap sekilas sang ibu, kemudian mengalihkan cepat pandangan nya ke arah Bimo.
"Ya sudah, kalau gak dikasih. Gak apa-apa bang. Seneng bisa berjumpa lagi dengan Abang." Jenifer menundukkan sedikit kepala sebagai sikap sopan santunnya.
"Kamu ganti nomor?"
Jenifer menggeleng.
"Ya sudah, besok Abang hubungi kamu." Bimo tersenyum tipis. Ia senang bisa jumpa dengan Jenifer.
"Abang masih simpan nomorku? koq bisa?"
Tin
Tin
"Iya, iya... Sebentar...!" teriak ibunya Jenifer memberi kode dengan tangannya ke arah mobil travel yang mereka tumpangi.
"Seneng bisa bertemu denganmu bang." Jenifer yang grogi, melambaikan tangannya pada Bimo, sambil berjalan ke arah Mobil yang mereka tumpangi di parkiran.
Saking groginya melambaikan tangan pada. Bimo. Ia malah kejedut ke Kosen pintu warung itu.
Hadeihh
Banyak pengunjung warung makan yang menertawakannya.
"Sakitnya tak seberapa malunya sampai ke liang lahat..!" umpatnya dalam hati, berlari cepat mengejar sang ibu, yang sudah naik ke mobil travel mereka.
"Kamu selalu hilang konsentrasi jika bahas dia." tegur sang ibu, saat Jenifer baru saja mendaratkan bokong nya di kursinya.
"Semoga Bang Bim, menghubungiku Mak. Aku akan minta bantuan padanya. Agar targetku di kerjaan tercapai." Ujarnya penuh harap.
Sang ibu yang sedih mendengar ucapan sang putri mengaminkan doa anaknya itu.
"Jenifer dari mana? kenapa ia dan ibunya naik travel?" Bimo bermonolog memperhatikan mobil travel yang ditumpangi Jeniffer keluar dari parkiran warung makan itu.
Bimo yang sudah merasa cukup untuk mengistirahatkan tubuhnya. Akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, lari dari Rara. Mencoba lari dari kenyataan.
TBC
Like, coment vote dan hadiahnya say
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Isti Qomah
Jeniffer siapa y thor apa pengagum si babang
2022-08-06
0
Kayla Hasifa Hasifa
jenifer teman lama om Bimo yang menyimpan perasaan untuk nya.
jangan jadi Pengganggu ya..
masih penasaran lanjut lagi😊😊
2022-07-25
0
Manggan Ema Purnamasari
rara yg polos
2022-07-22
0