" Tunggu... " Rara sudah ngos-ngosan. Ia memegangi dadanya sambil berlari kencang.
"Tunggu...! paman...!" teriak Rara lagi. Ia terus mempercepat langkahnya mengejar mobil yang dikendarai Bimo. Tapi, kakinya sepertinya tak bisa diajak berlari dengan cepat.
"PAMAN...!"
Bruggkk..
Rara terjatuh, karena kakinya tersandung batu.
Tin
Tin
"Mau mati kamu? mau cari uang perdamaian..?" umpat pengendara mobil yang melintas yang hampir menabrak Rara, saat Rara tersungkur di aspal itu.
Rara yang kesal, menoleh ke arah mobil di mana penumpangnya baru saja memarahinya.
"Iya, iya aku mau mati..!" teriaknya.
"Dasar sinting,!" mobil itu pun melaju cepat, setelah memakai Rara.
"Aku benci... Benci.... Iya, sebaiknya aku mati saja. Mati....!" teriaknya di tengah jalan seperti orang gila.
Tin
Tin
Tin
Masih ada satu dua mobil yang melintas. Mngklakson Rara, agar menepi, tapi wanita itu tetap bergeming di tempat. Coba kalau pas ramai. Mungkin Rara sudah cepat ke alam ghaib. Dilindas seperti adonan bakso.
Mati kena tabrak.
"RARA....!"
Ia merasakan tubuhnya ditarik dengan sangat kuat. Tepatnya bagian lengannya. Sangat kuat nya ia meras melayang.
Brugkk
Tubuhnya terhempas ke rumput manis yang ada di tepi jalan lintas itu. Siapa lagi yang melempar tubuh lemasnya kalau bukan sang paman, yang kembali menjemputnya.
Awwuuuhhh
Rara mengasuh kesakitan, disaat bokongnya mendarat tidak sempurna di atas rumputan itu.
"Kalau mau mati, jangan buat susah orang. Kalau kamu tertabrak tadi. Kamu itu akan merepotkan semua orang."
Rara geram mendengar ucapan penuh amarahnya Bimo. Ia yang masih duduk tertunduk, menahan emosinya agar tak meledak. Karena, ia sadar, kalau ia melawan pamannya ini. Ia akan semakin diperlakukan dengan tak baik, pamannya itu ternyata begitu membencinya.
"Kenapa paman meninggalkanku?" ucapnya lirih, air mata kini mengucur deras. Tak sebanding dengan hujan yang sudah reda.
"Siapa yang meninggalkanmu? bukannya kamu yang tak mau pulang?" cecar Bimo, bicara dengan kesalnya pada Rara.
Pria itu sedang banyak pikiran. Lamarannya ditolak pujaan hatinya. Jadi, ia sedang sensitif saat ini.
Rara terdiam, bener yang dikatakan Bimo. Tadi, paman nya itu sudah mengajaknya pulang. Tapi kan ia meminta waktu sebentar lagi untuk main hujan. Eehh.. Langsung ditinggal.
"Cepat masuk, kita pulang!" titah Bimo, nada bicara meninggi tak terbantahkan.
Rara mencoba untuk bangkit. Ia yang syok dengan kejadian hampir ditabrak mobil. Membuat kakinya terasa layu, gak bertenaga. Ia bahkan tak bisa untuk berdiri.
Bimo memperhatikan lekat Rara, yang kesusahan untuk bangkit itu. Sama sekali, Rars tak bisa berdiri.
"Kamu kenapa?" Bimo mulai takut dan khawatir. Apa saat ia menarik kuat tubuh Rara hingga terhempas membuat tukang gadis itu patah?
"Aku gak bisa berdiri, kakiku terasa beku. Kebas, ngilu dan sakit paman." Ucapnya dengan wajah menahan sakit, meringis sudah gadis itu. Rasa sakitnya kompleks.
Bimo menatap datar pada Rara. Dalam satu gerakan, tubuh mungil menggigil gadis itu sudah ada dalam gendongannya.
"Makanya jangan bandel, pakai otak. Mana ada orang yang waras mau mandi hujan di jalan lintas." Merepet sambil membopong Rara menuju mobil. "Kamu gak tahu, ini sudah jelang magrib." Mendudukkkan tubuhnya Rara di jok baris kedua
Syur.....
Angin berhembus kencang, membuat Rara memeluk tubuh nya yang kedinginan.
Setelah memastikan Rara duduk dengan nyaman. Bimo menutup pintu mobil itu.
Plaakk..
Rara memegangi dadanya yang berdebar kuat itu. Bisa mati kena serangan jantung ia, dibuat pamannya ini. Pintu mobil itu di tutup dengan sangat kuat.
Rara yang kedinginan memperhatikan Bimo yang melap wajah nya dengan tisu dari tempat nya duduk. Dan pamannya itu terlihat sedang siap-siap untuk mengemudi.
Ia harus mengatakan yang ia mau. Ia tak tahan dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan ini. Ia harus ganti pakaiannya.
"Eemmm... Paman, aku kedinginan." Ucapnya pelan dan terdengar memelas.
TBC
Like, coment dan Vote say.
Favorit kan ya!❤️😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor,Semoga seru🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2022-12-18
0
Ariyani Ariyani
hadir menyimak
2022-11-10
0
Isti Qomah
g usah larut dlm kesedihan dong bim tu kan ada si bocil heeee
2022-08-06
1