Kesedihan Masa Lalu

Zionel dan Stevani akhirnya keluar dari kamar mereka, keduanya langsung turun setelah membersihkan diri mereka dan ikut bergabung di ruang makan.

Zaline menatap keduanya secara bergantian lalu menyeringai.

"Wah... kalian terlihat seperti mainan mobil-mobilan Zeze yang baru dibelikan baterai baru." goda Zaline membuat ibunya langsung menendang kakinya.

"Tutup mulutmu Zaline." perintah Zionel.

Stevani berdeham lalu duduk disana. "Aku sudah lapar, ayo kita mulai makan malamnya."

"Benar... ayo makan..." sahut Nicholas.

Stevani menatap Zaline dengan tajam membuat gadis itu menahan senyumnya. Mereka pun mulai menikmati makan malam mereka. 20 menit telah berlalu, mereka mulai menghentikan makannya dan mulai berbicara.

"Kau sudah siap besok?" tanya Nicholas pada Zaline.

Zaline menghela nafas panjang. "Mau tidak mau harus siap dad."

"Hanya perkenalan perusahaan dan pekerjaan saja, jangan menjadi beban. Setidaknya kau harus belajar terlebih dahulu. Apa Roxy juga sudah siap berangkat?"

Zaline menganggukkan kepalanya. "Aku akan berangkat dengannya besok dad."

"Kenapa harus dengan Roxy? Kau bisa berangkat dengan daddy dari rumah."

"Aku lebih nyaman dengannya."

"Biarkan saja dad. Kita berangkat saja dan menunggu mereka di perusahaan." sahut Zionel.

"Tidak ada sambutan istimewa kan? Aku berharap tidak ada, please jangan seperti drama drama di televisi yang menyambut atasan mereka seperti menyambut presiden." pinta Zaline.

Mereka semua tertawa.

"Kau lupa sayang, jabatanmu nanti adalah seorang presiden perusahaan." ucap Falera.

"Tidak... aku ingin datang kesana tanpa sambutan. Ayolah dad, bang... jika sampai seperti itu aku akan lari."

"Kenapa kau sangat keberatan Zaline. Bahkan daddy dan aku pun saat datang ke perusahaan pasti disambut seperti itu, itu memang sudah kebiasaan perusahaan." kata Zionel.

"Aku ingin mengubah kebiasaan perusahaan."

"Apa kau tahu, perusahaan sudah menyiapkan karpet merah untukmu besok." goda Nicholas.

"Oh ya ampun... tidak... aku bisa gila." jawab Zaline membuat mereka tertawa lagi.

"Kenapa ante tidak mau? Aku bahkan penasaran seperti apa saat ante disambut mereka besok." ucap Zeze.

"Diamlah... jangan ikut-ikutan Ze."

"Kau adalah calon penerus perusahaan Zaline, bagaimana bisa mereka tidak menyambut kedatanganmu. Kau hanya cukup berjalan di tengah tengah mereka sambil mengangguk dan tersenyum anggun." ujar Stevani.

Seketika Zaline bergidik, ia tidak bisa membayangkan dirinya menjadi sosok yang sok berkuasa karena memiliki saham paling besar di perusahaan. Ia ingin menjadi pemimpin yang berwibawa namun tetap santai dan berbaur dengan para staf perusahaan tanpa membedakan jabatannya seperti apa.

Semua itu ia lakukan karena mengingat seperti apa saat ia hidup sulit dengan Stevani. Ia tidak ingin menjadi orang yang tinggi hati dan melupakan bagaimana ia hidup sebelumnya.

"Zaline..." panggil Nicholas membuyarkan lamunannya.

"Iya dad."

"Daddy akan mengikuti keinginanmu asal kau bisa nyaman. Tapi saat acara serah terima jabatan nanti, kau tidak bisa menghindari acara besar itu. Kau harus siap berdiri diatas panggung dan memperkenalkan dirimu sendiri pada kolega bisnis yang lain dan para staf perusahaan, lalu menikmati pestanya sampai selesai."

"Tapi setidaknya biarkan aku dan Roxy datang ke perusahaan seperti staf biasa." jawab Zaline.

Nicholas menatap Zionel minta pendapat, Zionel menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan adiknya.

"Baiklah, kau datanglah setengah jam setelah daddy dan abangmu sampai perusahaan. Setelah para staf kembali bekerja seperti biasa, kau dan Roxy masuklah ke perusahaan. Tapi daddy tidak yakin mereka akan biasa saja setelah tahu siapa kau sebenarnya."

"Isssss... mengapa kalian tidak merahasiakannya?"

Nicholas terkekeh geli. "Tanya abangmu, setelah waktu itu kau muncul untuk menghentikan Gilbran, apakah tidak ada yang mengenalimu sebagai Presdir selanjutnya."

Zionel ikut terkekeh. "Lihatlah wajahmu sekarang nona. Apa ada yang berubah seperti saat kau masih kecil?"

"Tentu saja ada, aku semakin cantik." jawab Zaline percaya diri.

"Menyebalkan sekali mendengar wanita yang menyebut dirinya sendiri cantik." ejek Zeze.

Zaline menggertakkan giginya sambil menatap tajam ponakannya.

"Mama..." ucap Zeze minta pertolongan.

Stevani menatap adiknya. "Jangan mengganggu putraku nona."

Mendapat pembelaan seperti itu, sontak Zeze menjulurkan lidahnya untuk mengejek Zaline.

"Heh... tunggu saja Ze." ancam Zaline.

"Berhentilah bersikap kekanak-kanakan, kau akan menjadi seorang pemimpin." kata Falera.

"Jangan terus mengingatkan mom." ucap Zaline kesal.

"Kau harus siap menghadapi karyawan perusahaan yang akan membungkukkan tubuhnya saat melihatmu Zaline." ujar Nicholas.

"Astaga kak Vani bantu aku. Bukankah kakak selalu mengajarkanku untuk memperlakukan siapapun sama. Tanpa membedakan status, suku, agama, harkat dan martabat mereka. Aku hanya ingin menjadi Zaline yang seperti itu."

Seketika Stevani terkejut, ia menatap adiknya dan matanya mulai berkaca-kaca. Setelah bertahun-tahun lamanya mereka hidup lebih baik, Zaline masih mengingat setiap ucapannya dulu. Air mata Stevani pun merebak, ia kembali merindukan bu Yoyoh yang selalu menjaga mereka.

Mereka semua terkejut melihat Stevani menangis.

"Sayang... kau baik baik saja?" tanya Zionel sambil menyentuh pundaknya.

"Kak... apa ucapanku menyakiti kakak?" tanya Zaline.

"Mama kenapa menangis? Zeze tidak suka melihat mama menangis."

"Vani... kau baik baik saja?" tanya Falera.

Semuanya pertanyaan itu tertuju pada Stevani. Stevani segera menghapus air matanya seraya menganggukkan kepalanya.

"Maaf... aku..."

Namun ia justru tak bisa menahan air matanya, Stevani terisak membuat Zionel langsung memeluknya.

"Kak..." ucap Zaline beranjak dari tempat duduknya mendekati Stevani.

Sedangkan yang lain hanya kebingungan melihatnya.

"Kau ingat masa lalumu setelah mendengar ucapan Zaline?" tanya Zionel membuat Stevani menganggukkan kepalanya. "Ya Tuhan sayang, semua sudah berlalu sekarang. Kita semua sudah hidup dengan bahagia." imbuh Zionel.

"Aku tahu... aku tahu..." jawab Stevani sambil terisak.

"Ini salah Zaline, maaf kak." ucap Zaline.

Stevani melepaskan pelukan suaminya, ia memegang tangan Zaline sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku terlalu bahagia mendengar ucapanmu sayang. Kau tidak pernah melupakan semua ucapanku, kau mengingatnya dengan baik. Aku hanya terkejut, karena kau sudah menjalani hidup dengan baik saat ini tapi kau masih mengingat semua ajaranku. Memiliki adik sepertimu adalah anugerah terbesar untukku. Aku sangat bahagia..."

"Kakak..." ucap Zaline lalu memeluk Stevani.

Keduanya akhirnya melepaskan tangisan mereka, Falera pun tidak bisa menahan air matanya. Nicholas hanya bisa menggenggam tangan istrinya untuk menenangkannya.

Saat kesedihan itu terasa di ruangan makan itu, tiba tiba hilang seketika saat Zeze histeris.

"Huaaaaaaaa...!!!" teriak Zeze sambil menangis dengan keras.

Semuanya menatapnya.

"Zeze... ada apa sayang?" tanya Stevani.

"Huaaaaaaaa... kalian semua kenapa menangis? Zeze tidak mengerti... huaaaaaaaa..."

Sontak tangisan mereka berubah menjadi suara tawa yang keras. Sampai saat ini memang mereka belum pernah menceritakan masa lalu Zaline dan Stevani. Mereka melakukan itu karena Zeze belum cukup umur untuk mengetahui semuanya dan bisa mengerti.

"Oh... cup cup cup... maaf sayang..." ucap Zaline sambil mengejek Zeze.

"Hentikan Zaline." pinta Stevani. "Kemarilah Ze..." imbuhnya sambil merentangkan kedua tangannya.

Seketika Zeze memeluk ibunya dan menghentikan tangisannya.

"Isssss memalukan, bagaimana bisa seorang anak laki laki menangis." ejek Zionel.

"Papa..." rengek Zeze.

"Ssstttt... sudah sudah..." ucap Stevani sambil mengusap punggung putranya.

"Aku ambil ponsel ah, aku ingin merekamnya lalu akan aku berikan pada gadis yang ada di sekolahnya. Siapa itu namanya... em... Cristine atau Cristina?" ejek Zaline sambil melangkahkan kakinya seolah-olah ingin mengambil ponselnya.

"Ante...!!!" teriak Zeze sambil melepaskan pelukannya.

Zaline menjulurkan lidahnya sambil berlari, seketika Zeze pun ikut mengejarnya membuat semuanya menggelengkan kepala mereka. Sedangkan Zionel kembali menggenggam tangan Stevani. Wanita itu menatap suaminya dengan lembut.

"Aku sangat tidak menyukai air matamu sayang. Berhentilah mengingat kesedihan masa lalumu. Kau memang wanita hebat yang mengajarkan banyak kebaikan untuk Zaline. Itu kebahagiaan bukan kesedihan. Dan aku sangat beruntung memilikimu." ucap Zionel.

Stevani menganggukkan kepalanya, ia menatap kedua mertuanya sambil mengulas senyumnya.

*****

Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

like dan mumpung masih bisa komen

2022-11-18

1

Andariya 💖

Andariya 💖

zelin..dan Stevani ini emang baik banget 🥰

2022-10-27

2

Ami iyink

Ami iyink

zaline iseng banget ya sama ponakan nya 😂

2022-07-20

3

lihat semua
Episodes
1 Zaline Haena Cruise
2 Kembalinya Zaline
3 Alvaro Yugosa
4 Omelan Benny Chandra
5 Berbincang dan Bercanda
6 Kutukan Benny Untuk Alvaro
7 Kabar Tentang Cecil
8 Kegilaan Alvaro
9 Sikap Manja Zaline
10 Tertawa Terpaksa
11 Cafe Milik Roxy
12 Alasan Yang Sebenarnya
13 Welcome to Paris
14 Janji Alvaro
15 Mimpi Buruk Itu
16 Flash Back
17 Bar Paris
18 Kesedihan Masa Lalu
19 Bertemu Zilvia
20 Kasih Sayang
21 Saatnya Zaline Ke Perusahaan
22 Kegugupan Zaline di Perusahaan
23 Kekalahan Perusahaan Cruise
24 Perusahaan Alvaro
25 Segera Menjadi Presdir
26 Rumah Sakit
27 Rumah Sakit 2
28 Merasa Cemburu
29 Alvaro Terus Menggerutu
30 Memilih Gaun
31 Acara Peresmian Presdir
32 Debaran Jantung Zaline
33 Harus Mengubur Perasaan
34 Siapakah Pria Itu?
35 Sahabatku
36 Zero Bertemu Stevani
37 Kembali ke Pesta
38 Terganggu
39 Paket
40 Mengembalikan Paket
41 Benar Benar Keras Kepala
42 Kembalinya Cecil
43 Kembali Membaik
44 Cecil Bersedih
45 Hotel YGS (Yugosa)
46 Bantuan Tak Terduga
47 Zaline Jatuh Cinta
48 Tanpa Penolakan
49 Kemarahan Zionel
50 Cepat Tertangkap
51 Kekhawatiran Keluarga Cruise
52 Perubahan Alvaro
53 Sama sama Terganggu
54 Nasehat Falera Cruise
55 Keinginan Zaline
56 Kedatangan Zero
57 Sulit Mengendalikan Diri
58 Pertemuan Yang Buruk
59 Nasehat Benny
60 Kekecewaan Zaline
61 Tetap Keras Kepala
62 William Yugosa
63 Kemarahan Alvaro
64 Kedekatan Mereka
65 Saran Benny
66 Curahan Hati Zaline
67 Kemarahan Benny
68 Kejujuran
69 Tingkah Memalukan
70 Keadaan Juana Sebenarnya
71 Mendapatkan Nomor Ponsel Zaline
72 Cerita Benny
73 Saling Balas Pesan
74 Mister Chucky
75 Miss Disturb
76 Mengajak Bertemu
77 Salah Bicara
78 Tertawa Hingga Terjungkal
79 Roxy Yang Menakutkan
80 Menggelikan
81 Vial Waterboom
82 Menggoda Roxy
83 Zero Menghampiri Zaline
84 Perintah Alvaro
85 Dipertemukan Kembali
86 Merasa Cemburu
87 Mengakuinya
88 Kegalauan
89 Ponsel Zaline Rusak
90 Kejutan Penuh Haru
91 Pemikiran Benny
92 Bu Yoyoh Keluarga Baru Cruise
93 Seperti Karma
94 Nomor Sibuk
95 Semakin Membencinya
96 Dibalik Kegilaan Alvaro
97 Hanya Menggertak
98 Keegoisan Zionel
99 Ungkapan Hati Tanpa Sadar
100 Kenekatan Alvaro
101 Ciuman Pertama Mereka
102 Pria Bodoh Sedunia
103 Kesedihan Zaline
104 Meminta Bantuan
105 Ketakutan Zionel
106 Hukuman
107 Saling Mencintai
108 Kebahagiaan Zaline
109 Biarkan Kami Menyelidikinya
110 Cerita Alvaro
111 Video Call
112 Bagai Musuh Bebuyutan
113 Mommy Pengertian
114 Sarapan Cinta
115 Terima Kasih, Biksu
116 Zio Mendukung Zero
117 Akan Ke Perancis
118 Keceplosan
119 Kepercayaan Alvaro
120 Kegagalan Zero
121 Sebuah Kebetulan
122 Trauma Zaline
123 Bertukar Cerita
124 Informasi Baru
125 Menurunkan Roxy
126 Ngambek
127 Apa Aku Salah Bicara?
128 Ingin Ikut Ke Prancis
129 Akhirnya Alvaro Tahu
130 Pendapat Benny
131 Menjemput Zaline
132 Ajakan Alvaro
133 Restu Mommy
134 Aku Mau
135 Masalah Perusahaan
136 Hubungan Membaik
137 Sama-sama Sibuk
138 Terungkapnya Masa Lalu
139 Akhirnya Masalah Selesai
140 Menuju Bandara
141 Kejutan
142 Kau Pria Ketiga Al
143 Berhasil Menggoda Alvaro
144 Nyaris Ketahuan
145 Wajahmu Berubah
146 Berbaikan
147 Zilvia Terus Tertawa
148 Mengundang Alvaro Ke Hotel
149 Menjadi Ceroboh
150 Menguji Alvaro
151 Enggan Berpisah
152 Demam Panggung
153 Kembali Bersikap Dingin
154 Pesan Yang Datar
155 Bertemu Kembali I
156 Bertemu Kembali II
157 Meminta Bantuan Benny
158 Panggilan Xy Dari Mulut Via
159 Lawan Sepadan Zionel
160 Gosip Itu Tidak Benar
161 Kejujuran Zilvia
162 Tetap Harus Waspada
163 Hanya Al Yang Menenangkan Zaline
164 Hotel Pertemuan
165 Keusilan Alvaro
166 Tujuan Mr. Abelano Sebenarnya
167 Zaline Menemui Alvaro
168 Pria-pria Brengsek
169 Pasangan Yang Sempurna
170 Masa Lalu Alvaro
171 Kemarahan Roxy
172 Kegilaan
173 ZilXy
174 Roxy Patah Hati
175 Hampir Ketahuan
176 Rencana Lamaran
177 Bertingkah Kekanak-kanakan
178 Menuju Waktu Lamaran
179 Melihat Lokasi Lamaran
180 Memberanikan Diri
181 Menjemput Zaline
182 Menepati Janji MELAMAR Part 1
183 Menepati Janji MELAMAR Part 2
184 Menepati Janji MELAMAR Part 3
185 Bucin Akut
186 Perkenalan Resmi
187 Teman Kecil Roxy
188 Menanggapi Rahasia dan Penyesalan I
189 Menanggapi Rahasia dan Penyesalan II
190 Menanggapi Rahasia dan Penyesalan III
191 Panik
192 Menahan Diri/Tak Tertahankan
193 Berkemas
194 STI
195 Kembali Ke Kota D
196 Kemarahan Zionel Pada Roxy
197 Kegalauan Roxy
198 Kerasnya Zionel Cruise
199 Kegilaan Antonio
200 Tiba Tepat Waktu
201 Sisanya Serahkan Padaku
202 Rasa Nyaman
203 Percakapan Benny dan Zaline
204 Menceritakan Pada Zilvia
205 Menuju Bandara Prancis
206 Emosi/Ungkapan Hati Roxy
207 Terjadi Di Apartemen
208 Rencana Zionel Cruise
209 Ketakutan Zaline
210 Penyakit Keane
211 Memberitahu Orang Tua Roxy
212 Pengakuan Roxy
213 Takdir
214 Kekesalan Pak Alex
215 Senjata Pamungkas
216 Pulang Dengan Rasa Takut
217 Terjebak
218 Kesalahpahaman Jadi Persaudaraan
219 Pembicaraan AlZi
220 Obat Penenang
221 Ancaman Zio Untuk Zero
222 Cerita Al Pada Ben
223 Kekesalan Stevani
224 Rundingan Keluarga Cruise
225 Stevani Mengerjai Zionel
226 Bersenda-gurau
227 Tidak Ingin Terburu-buru
228 Makan Malam
229 Kedatangan William Yugosa
230 Terkejut
231 Chandra Market, Sang Pengumpat
232 Memastikan Perasaan
233 Terkilir Karena Rindu
234 Ke Rumah Sakit
235 Sahabat Rasa Ibu
236 Benny Tertawa, Zaline Menangis
237 Terpaksa Memberitahu Zaline
238 Takut Meminta Izin
239 Keadaan Alvaro
240 Tak Bisa Membantah
241 Tidur Berpelukan
242 Berbohong Demi Zaline
243 Kursi Roda Untuk Alvaro
244 Bubur Dan Bibir
245 KeanXy
246 Mengantar Zaline Keluar Apartemen
247 Deal...
248 Cemburu Pada Benny
249 Membohongi Zionel/Ide Mommy
250 Merasa Sangat Khawatir
251 Panggilan Mesra Dari Zaline
252 Luka Membawa Berkah
253 Akhirnya Ketahuan
254 Diantara Dua Kesayangan
255 Ucapan Zionel
256 Merahasiakan Restu dari Zaline
257 Banjir Air Mata
258 Ke Amerika
259 Menantang Zero
260 Menggoda Benny
261 Pernikahan Roxy/Ketegangan Al
262 Damai Itu Indah
263 Resepsi, Rindu, dan Jadian
264 Terharu
265 Ternyata Ingin Menjodohkan
266 Kejutan Untuk Zaline
267 Lamaran Lagi
268 Hari Pernikahan AlZa
269 Malam Pertama AlZa I
270 Malam Pertama AlZa II
271 Malam Pertama AlZa III
272 BONUS/THE END
Episodes

Updated 272 Episodes

1
Zaline Haena Cruise
2
Kembalinya Zaline
3
Alvaro Yugosa
4
Omelan Benny Chandra
5
Berbincang dan Bercanda
6
Kutukan Benny Untuk Alvaro
7
Kabar Tentang Cecil
8
Kegilaan Alvaro
9
Sikap Manja Zaline
10
Tertawa Terpaksa
11
Cafe Milik Roxy
12
Alasan Yang Sebenarnya
13
Welcome to Paris
14
Janji Alvaro
15
Mimpi Buruk Itu
16
Flash Back
17
Bar Paris
18
Kesedihan Masa Lalu
19
Bertemu Zilvia
20
Kasih Sayang
21
Saatnya Zaline Ke Perusahaan
22
Kegugupan Zaline di Perusahaan
23
Kekalahan Perusahaan Cruise
24
Perusahaan Alvaro
25
Segera Menjadi Presdir
26
Rumah Sakit
27
Rumah Sakit 2
28
Merasa Cemburu
29
Alvaro Terus Menggerutu
30
Memilih Gaun
31
Acara Peresmian Presdir
32
Debaran Jantung Zaline
33
Harus Mengubur Perasaan
34
Siapakah Pria Itu?
35
Sahabatku
36
Zero Bertemu Stevani
37
Kembali ke Pesta
38
Terganggu
39
Paket
40
Mengembalikan Paket
41
Benar Benar Keras Kepala
42
Kembalinya Cecil
43
Kembali Membaik
44
Cecil Bersedih
45
Hotel YGS (Yugosa)
46
Bantuan Tak Terduga
47
Zaline Jatuh Cinta
48
Tanpa Penolakan
49
Kemarahan Zionel
50
Cepat Tertangkap
51
Kekhawatiran Keluarga Cruise
52
Perubahan Alvaro
53
Sama sama Terganggu
54
Nasehat Falera Cruise
55
Keinginan Zaline
56
Kedatangan Zero
57
Sulit Mengendalikan Diri
58
Pertemuan Yang Buruk
59
Nasehat Benny
60
Kekecewaan Zaline
61
Tetap Keras Kepala
62
William Yugosa
63
Kemarahan Alvaro
64
Kedekatan Mereka
65
Saran Benny
66
Curahan Hati Zaline
67
Kemarahan Benny
68
Kejujuran
69
Tingkah Memalukan
70
Keadaan Juana Sebenarnya
71
Mendapatkan Nomor Ponsel Zaline
72
Cerita Benny
73
Saling Balas Pesan
74
Mister Chucky
75
Miss Disturb
76
Mengajak Bertemu
77
Salah Bicara
78
Tertawa Hingga Terjungkal
79
Roxy Yang Menakutkan
80
Menggelikan
81
Vial Waterboom
82
Menggoda Roxy
83
Zero Menghampiri Zaline
84
Perintah Alvaro
85
Dipertemukan Kembali
86
Merasa Cemburu
87
Mengakuinya
88
Kegalauan
89
Ponsel Zaline Rusak
90
Kejutan Penuh Haru
91
Pemikiran Benny
92
Bu Yoyoh Keluarga Baru Cruise
93
Seperti Karma
94
Nomor Sibuk
95
Semakin Membencinya
96
Dibalik Kegilaan Alvaro
97
Hanya Menggertak
98
Keegoisan Zionel
99
Ungkapan Hati Tanpa Sadar
100
Kenekatan Alvaro
101
Ciuman Pertama Mereka
102
Pria Bodoh Sedunia
103
Kesedihan Zaline
104
Meminta Bantuan
105
Ketakutan Zionel
106
Hukuman
107
Saling Mencintai
108
Kebahagiaan Zaline
109
Biarkan Kami Menyelidikinya
110
Cerita Alvaro
111
Video Call
112
Bagai Musuh Bebuyutan
113
Mommy Pengertian
114
Sarapan Cinta
115
Terima Kasih, Biksu
116
Zio Mendukung Zero
117
Akan Ke Perancis
118
Keceplosan
119
Kepercayaan Alvaro
120
Kegagalan Zero
121
Sebuah Kebetulan
122
Trauma Zaline
123
Bertukar Cerita
124
Informasi Baru
125
Menurunkan Roxy
126
Ngambek
127
Apa Aku Salah Bicara?
128
Ingin Ikut Ke Prancis
129
Akhirnya Alvaro Tahu
130
Pendapat Benny
131
Menjemput Zaline
132
Ajakan Alvaro
133
Restu Mommy
134
Aku Mau
135
Masalah Perusahaan
136
Hubungan Membaik
137
Sama-sama Sibuk
138
Terungkapnya Masa Lalu
139
Akhirnya Masalah Selesai
140
Menuju Bandara
141
Kejutan
142
Kau Pria Ketiga Al
143
Berhasil Menggoda Alvaro
144
Nyaris Ketahuan
145
Wajahmu Berubah
146
Berbaikan
147
Zilvia Terus Tertawa
148
Mengundang Alvaro Ke Hotel
149
Menjadi Ceroboh
150
Menguji Alvaro
151
Enggan Berpisah
152
Demam Panggung
153
Kembali Bersikap Dingin
154
Pesan Yang Datar
155
Bertemu Kembali I
156
Bertemu Kembali II
157
Meminta Bantuan Benny
158
Panggilan Xy Dari Mulut Via
159
Lawan Sepadan Zionel
160
Gosip Itu Tidak Benar
161
Kejujuran Zilvia
162
Tetap Harus Waspada
163
Hanya Al Yang Menenangkan Zaline
164
Hotel Pertemuan
165
Keusilan Alvaro
166
Tujuan Mr. Abelano Sebenarnya
167
Zaline Menemui Alvaro
168
Pria-pria Brengsek
169
Pasangan Yang Sempurna
170
Masa Lalu Alvaro
171
Kemarahan Roxy
172
Kegilaan
173
ZilXy
174
Roxy Patah Hati
175
Hampir Ketahuan
176
Rencana Lamaran
177
Bertingkah Kekanak-kanakan
178
Menuju Waktu Lamaran
179
Melihat Lokasi Lamaran
180
Memberanikan Diri
181
Menjemput Zaline
182
Menepati Janji MELAMAR Part 1
183
Menepati Janji MELAMAR Part 2
184
Menepati Janji MELAMAR Part 3
185
Bucin Akut
186
Perkenalan Resmi
187
Teman Kecil Roxy
188
Menanggapi Rahasia dan Penyesalan I
189
Menanggapi Rahasia dan Penyesalan II
190
Menanggapi Rahasia dan Penyesalan III
191
Panik
192
Menahan Diri/Tak Tertahankan
193
Berkemas
194
STI
195
Kembali Ke Kota D
196
Kemarahan Zionel Pada Roxy
197
Kegalauan Roxy
198
Kerasnya Zionel Cruise
199
Kegilaan Antonio
200
Tiba Tepat Waktu
201
Sisanya Serahkan Padaku
202
Rasa Nyaman
203
Percakapan Benny dan Zaline
204
Menceritakan Pada Zilvia
205
Menuju Bandara Prancis
206
Emosi/Ungkapan Hati Roxy
207
Terjadi Di Apartemen
208
Rencana Zionel Cruise
209
Ketakutan Zaline
210
Penyakit Keane
211
Memberitahu Orang Tua Roxy
212
Pengakuan Roxy
213
Takdir
214
Kekesalan Pak Alex
215
Senjata Pamungkas
216
Pulang Dengan Rasa Takut
217
Terjebak
218
Kesalahpahaman Jadi Persaudaraan
219
Pembicaraan AlZi
220
Obat Penenang
221
Ancaman Zio Untuk Zero
222
Cerita Al Pada Ben
223
Kekesalan Stevani
224
Rundingan Keluarga Cruise
225
Stevani Mengerjai Zionel
226
Bersenda-gurau
227
Tidak Ingin Terburu-buru
228
Makan Malam
229
Kedatangan William Yugosa
230
Terkejut
231
Chandra Market, Sang Pengumpat
232
Memastikan Perasaan
233
Terkilir Karena Rindu
234
Ke Rumah Sakit
235
Sahabat Rasa Ibu
236
Benny Tertawa, Zaline Menangis
237
Terpaksa Memberitahu Zaline
238
Takut Meminta Izin
239
Keadaan Alvaro
240
Tak Bisa Membantah
241
Tidur Berpelukan
242
Berbohong Demi Zaline
243
Kursi Roda Untuk Alvaro
244
Bubur Dan Bibir
245
KeanXy
246
Mengantar Zaline Keluar Apartemen
247
Deal...
248
Cemburu Pada Benny
249
Membohongi Zionel/Ide Mommy
250
Merasa Sangat Khawatir
251
Panggilan Mesra Dari Zaline
252
Luka Membawa Berkah
253
Akhirnya Ketahuan
254
Diantara Dua Kesayangan
255
Ucapan Zionel
256
Merahasiakan Restu dari Zaline
257
Banjir Air Mata
258
Ke Amerika
259
Menantang Zero
260
Menggoda Benny
261
Pernikahan Roxy/Ketegangan Al
262
Damai Itu Indah
263
Resepsi, Rindu, dan Jadian
264
Terharu
265
Ternyata Ingin Menjodohkan
266
Kejutan Untuk Zaline
267
Lamaran Lagi
268
Hari Pernikahan AlZa
269
Malam Pertama AlZa I
270
Malam Pertama AlZa II
271
Malam Pertama AlZa III
272
BONUS/THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!