Presdir Cantik Jatuh Cinta
Zaline Haena Cruise harus melanjutkan pendidikannya setelah lulus SMA. Di usianya yang baru menginjak 18 tahun, ia harus berangkat ke Inggris untuk mengambil kuliah jurusan bisnis. Zaline memang tidak menolaknya walaupun harus jauh dari keluarga yang paling ia cintai. Itu ia lakukan karena tanggung jawabnya kelak yang akan menjadi seorang Presdir pengganti ayahnya di perusahaan PT. Cruise Kontruksi.
Disaat ia kuliah di Inggris, gadis cantik itu memutuskan untuk tidak pulang ke negara asalnya. Sudah 7 tahun ia berada di Inggris dan selama itu hanya orang tuanya yang justru menjenguknya. Kini saatnya ia kembali setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya.
Ilustrasi Zaline 👇🏻👇🏻👇🏻
*****
Pesawat dari Inggris akhirnya mendarat dengan selamat di kota D. Seorang gadis cantik turun dari pesawat, ia menatap matahari yang menyinari siang itu dengan kacamata hitamnya.
"Akhirnya aku pulang..." ucap gadis itu sambil tersenyum lebar.
Suara ketukan high heels nya terdengar nyaring saat berjalan di lantai bandara. Wanita itu menatap kesana kemari mencari keluarganya.
"Ciiiih... sepertinya tak ada yang menyambut kepulanganku." gumamnya kesal.
Ia mengambil ponselnya sambil mendorong troli kopernya, ia terus mengeluh dalam hati sambil melihat layar ponselnya.
"Kalian tidak merindukan aku, bahkan tak ada satu pesan pun..."
Belum selesai ia bergumam, ia ditabrak oleh seseorang dengan keras hingga ponselnya jatuh ke lantai bandara. Wanita itu geram, ia melihat ponselnya yang berantakan di lantai. Dengan kesal ia mengambil ponselnya itu sambil mengumpat.
"Apa kau tidak punya mata?" bentaknya sambil mendongakkan kepalanya.
Seorang pria tampan menatapnya dengan tajam. "Kaulah yang tidak punya mata." jawab pria itu sambil meninggalkannya begitu saja.
Wanita itu terbelalak, alih-alih minta maaf justru pria itu mengejeknya dan pergi begitu saja.
"Yeaaahhh...!!!" teriaknya.
Namun pria tersebut sama sekali tidak menoleh ke belakang, ia terus saja berjalan meninggalkannya. Dengan geram wanita itu melepaskan salah satu high heels nya. Ia sudah mengambil ancang ancang untuk melemparkannya pada pria itu.
"Kau rasakan ini...!!!" teriaknya lagi.
Namun seketika tangannya ditahan oleh seseorang. Wanita itu menolehkan kepalanya, emosinya seketika mereda saat melihat sosok itu.
"Baru saja kembali, apakah kau berniat membunuh orang nona cantik?"
"Bang Zi..." teriaknya sambil memeluk Zionel dengan erat.
"Oh ya Tuhan, gadis nakal... Abang merindukanmu." ucap Zionel.
"Aku bukan gadis nakal lagi bang, aku sudah besar. Aku pikir tidak ada yang menyambutku pulang." kata Zaline cemberut.
"Siapa bilang? Kami semua menjemputmu." sahut Stevani dari belakang Zionel.
"Kakak...!!!" teriak Zaline sambil melepaskan pelukannya dari Zionel lalu memeluk Stevani.
"Kau tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik sayang." ujar Stevani.
"Tentu saja, aku akan membuat pria manapun bertekuk lutut di kakiku." jawab Zaline seraya terkekeh.
"Tapi hanya pria tadi yang mengabaikan aku, pria brengsek." pikirnya kesal.
Pundak Zaline di tepuk berkali-kali, wanita itu seketika melepaskan pelukannya lalu menoleh ke belakang. Ia terbelalak saat melihat sosok anak laki laki berusia 12 tahun sedang menatapnya. Anak tampan yang sangat mirip dengan Zionel.
"Yoooo.... siapa pria tampan ini? Aku seperti pernah melihatnya." ejek Zaline.
"Ante... Ini Zeze..." jawabnya kesal.
Zaline seketika tertawa lalu memeluk keponakannya yang hampir tiap hari melakukan video call dengannya.
"Tentu saja aku tahu siapa kau Ze. Bagaimana aku bisa melupakan anak tampan ini?" ujar Zaline sambil mencubit pipi Zeze dengan gemas.
Siapa sangka Zeze langsung melepaskan tangan Zaline dari pipinya. "Aku sudah besar, jadi panggil aku Zeze saja bukan anak tampan. Dan jangan mencubit pipiku seperti melakukannya pada anak bayi." pinta Zeze.
Zaline terbelalak seraya melepaskan tawanya. "Oke baiklah... sesuai permintaanmu. Astaga, aku sungguh terkejut dengan putramu kak."
Stevani terkekeh geli.
"Hem... setelah menjadi wanita dewasa, apakah keusilanmu tidak berubah?" tanya Falera.
"Mommy..." teriak Zaline setelah mendengar suara ibunya.
Zaline memeluk ibunya dengan erat, walaupun ibu dan ayahnya nyaris sebulan sekali mengunjunginya, tapi rasa rindu itu terus ia rasakan. Zaline melepaskan pelukannya lalu mencari keberadaan ayahnya.
"Dimana daddy?" tanya Zaline.
"Daddy tidak bisa ikut, kau sudah tahu bagaimana kesehatannya. Daddy menunggumu di rumah bersama yang lain. Ya Tuhan... mommy sangat merindukanmu." kata Falera.
"Bukankah mommy baru bertemu dengannya sebulan yang lalu." ujar Zionel.
"Tetap saja mommy merindukannya." jawab Falera.
Zionel menggelengkan kepalanya. "Kita bisa melanjutkan pertemuan ini di rumah. Ayo kita pulang sekarang sebelum semakin sore." ajak Zionel.
Zaline dan semuanya menganggukkan kepalanya. Mereka meninggalkan bandara, namun sebelum itu, Zaline kembali menoleh ke arah pria yang menabraknya tadi tapi sosok itu sudah tidak ada disana. Ia mengumpat dalam hati seraya menghela nafas panjang lalu merangkul pundak Zeze. Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju parkiran bandara.
*****
Zionel mulai mengendarai mobilnya menuju rumah besar Cruise. Zeze tak henti hentinya berbicara dan bertanya pada Zaline membuat mereka berkali-kali tertawa.
"Jadi kau sudah menyukai seorang gadis?" tanya Zaline.
"Tidak... ia hanya teman saja." jawab Zeze.
"Tapi mendengar ceritamu, sepertinya kau menyukainya." goda Zaline.
"Jangan racuni keponakanmu Zaline. Ia masih kecil." ujar Zionel.
"Aku bukan anak kecil lagi pa. Aku sudah besar." jawab Zeze.
"Dengarkan itu bang."
"Tidak... kau masih anak anak. Kau tak boleh berpacaran sekarang. Kau lihat antemu, ia masih saja lajang kan?" ejek Zionel.
"Kenapa jadi aku?"
"Karena ante memang tidak laku." ejek Zeze sambil tertawa.
"Yeah... enak saja. Aku sedang memilih bukan tidak laku." jawab Zaline membuat semuanya tertawa.
"Dan pria itu harus melangkahiku dulu sebelum menjadi pacarmu." ucap Zionel.
"Dengarlah itu kak Vani, bagaimana aku bisa punya pacar jika belum apa apa sudah ditakuti seperti itu."
"Tapi abangmu benar, siapapun yang mendekatimu harus melewati kami terlebih dahulu." jawab Stevani.
"Ciiiih... aku bukan anak kecil lagi."
"Bagi kami kau tetaplah gadis kecil." celetuk Zionel. "Lalu apa yang terjadi tadi di bandara? Kau ingin melemparkan sepatumu pada siapa?" imbuhnya.
"Pria gila." jawab Zaline kesal setelah diingatkan.
"Pria gila???" tanya mereka bersamaan.
"Tentu saja pria gila. Jika ia waras, tak mungkin pergi begitu saja setelah menabrakku. Dan lihatlah hasil dari ulahnya, ia menghancurkan ponselku. Menyebalkan sekali, bahkan ia mengataiku tak punya mata." jawab Zaline semakin kesal.
"Mungkin karena kau yang salah nona." ujar Zionel.
"Walaupun Zaline yang salah, pria macam apa yang seperti itu." sahut Stevani.
"Jangan membela adikmu sayang. Zaline sejak dulu memang ceroboh."
"Ck... abang selalu membuatku kesal."
"Ante bilang akan membuat pria manapun bertekuk lutut, sepertinya tidak dengan pria itu. Ia sama sekali tidak tertarik dengan ante." ejek Zeze.
Zaline mengumpat kesal. "Ia buta, bukankah pria itu menabrakku artinya ia tidak punya mata."
Mereka kembali tertawa mendengar kekesalan Zaline.
"Kau baru saja kembali nak, lupakan kekesalanmu itu." ujar Falera.
"Jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan membuatnya menyesal karena memperlakukan aku seperti itu." jawab Zaline.
"Kalau aku jadi ante sih, aku tidak mau bertemu dengan orang seperti itu lagi." kata Zeze.
"Dengarlah ponakanmu, ia lebih cerdas. Kau sudah dibuat malu tapi masih saja ingin bertemu dengannya." ejek Zionel.
"Aku hanya ingin memberinya pelajaran saja."
"Sudah... sudah... Zio, kau suka sekali mengejek adikmu." kata Falera.
"Abang memang suka membuatku kesal. Lihat saja, aku akan membuat abang menyesal."
"Jika kau ingin memisahkan aku dengan kakakmu, jangan harap lagi Zaline. Aku tidak akan pernah mengalah lagi."
Seketika Stevani tertawa saat ingat bagaimana Zionel pernah menerima hukuman seperti itu. Sedangkan Falera hanya bisa menggelengkan kepalanya. Begitu juga dengan Zeze yang menatap mereka satu persatu karena bingung.
"Aku akan menceritakan sesuatu yang lucu Ze. Ini tentang papa dan mamamu saat kau masih dalam kandungan." ujar Zaline.
"Itu tidak lucu Zaline." kata Zionel.
Mendengar kekesalan Zionel seketika mereka kembali tertawa. Kali ini pria itulah yang merasa mulai diejek.
*****
Happy Reading All...
Hai para Reader Miss You, ini adalah kisah lanjutan novel "Aku Bukan Wanita Murahan". Namun kisah ini khusus menceritakan Zaline Haena Cruise yang harus jatuh cinta pada pemilik perusahaan pesaing perusahaannya sendiri.
Tetap dukung karyaku ya, jangan lupa like, komen, rate 5 bintang dan gift seikhlasnya. Terima kasih.
Ilustrasi Zaline 👇🏻👇🏻👇🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Afika Dury
mulai ada rasa ini/Casual//Casual//Casual//Casual//Casual/
2023-11-11
1
Arin
sprtny menarik...dan ngliat visualny sy suka bngt😍
2023-09-13
1
༄༅⃟𝐐 🥑⃟🇩ᵉʷᶦ🌹 🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ🌀🖌
visual nya cantik
2023-09-05
1