Alvaro mengumpat habis habisan di kamarnya sendiri. Setiap kali ia bertindak, jika sudah sampai pada Benny, tindakannya pasti akan terhenti seketika. Dan ia sendiri tak tahu mengapa ucapan Benny selalu membuat hatinya luluh. Ia sangat marah namun tak bisa ia lampiaskan pada sahabatnya itu, ia justru akan melampiaskan kemarahannya pada orang lain. Dan Leo adalah pelampiasan utamanya.
Walaupun kekesalannya luar biasa, sambil mengumpat dan menggerutu sendiri, ia pun membereskan barang bawaannya. Setelah selesai, ia pun segera masuk ke kamar mandi.
Hanya dengan mandi air dingin, bisa menenangkan pikirannya.
Ia pun segera menyelesaikan mandinya, dan bersiap siap. Di depan pintu, Leo sudah menunggunya. Leo tak berani mengetuk pintu kamar atasannya, pria itu hanya bisa menunggu Alvaro keluar dari kamarnya. Saat Alvaro akhirnya keluar dari kamarnya, Leo pun segera mengambil alih koper yang ada di tangan Alvaro seraya memberikan jalan pada atasannya untuk berjalan terlebih dahulu.
Alvaro menatap Leo sebelum melangkahkan kakinya. "Apa yang kau tertawakan?"
Leo terkejut dengan pertanyaan itu. "Aku diam saja bos, aku sama sekali tidak tertawa." jawab Leo menahan kegeliannya sendiri.
"Tapi aku bisa melihat wajahmu yang sedang mengejekku dalam hati."
Leo segera menggelengkan kepalanya. Walaupun Alvaro tahu pikirannya saat ini seperti paranormal, tapi mana mungkin ia jujur pada atasannya. Bisa bisa surat pemecatan dirinya diberikan hari ini juga.
"Ciiiih... kau dan Benny sama sama menyebalkan." ucap Alvaro seraya melangkahkan kakinya melewati Leo.
Leo menahan tawanya seraya mengikuti Alvaro sambil menarik dua koper ditangannya. Mereka masuk ke dalam lift menuju lobi hotel. Alvaro duduk di sofa lobi, sedangkan Leo beranjak dari sana menuju meja resepsionis untuk melakukan check out. Hanya beberapa menit Leo meninggalkan Alvaro, pria itu akhirnya kembali lagi.
"Pak Al, apakah anda sudah memakan sarapannya?" tanya Leo.
"Menurutmu?"
Lagi lagi pertanyaan yang diajukan Alvaro membuat Leo kebingungan. Tentu saja ia tak tahu karena mereka tidak satu kamar. Ia juga bukanlah seorang paranormal atau malaikat yang tahu setiap gerak atasannya.
"Kau langsung mengadu pada Benny setelah mengantarkan sarapan ke kamarku, bukankah Benny langsung menghubungiku dan mengomel tiada henti. Lalu kapan aku sempat sarapan?"
"Ya Tuhan... hanya tinggal menjawab tidak sempat sarapan saja, mengapa harus mengomel sepanjang itu." pikir Leo sambil menelan saliva nya.
Leo melihat jam tangannya. "Masih ada waktu setengah jam untuk sarapan bos. Jika anda ingin sarapan sebelum ke bandara, lebih baik kita ke restoran terlebih dahulu."
Alvaro menatap jam tangannya juga seraya menggelengkan kepalanya.
"Satu jam perjalanan dan belum tentu selancar kemarin, bisa saja macet pagi ini dan membuat perjalanan kita menjadi lebih dari satu jam. Aku tidak ingin ketinggalan pesawat dan menunggu lebih lama. Aku sudah tidak tahan ingin memukul kepala Ben." gerutu Alvaro.
Leo terkekeh. "Baiklah, kita berangkat sekarang pak Al."
Alvaro beranjak dari tempat duduknya. "Tahan tawamu Le, kau juga akan dapat giliran pukulan dariku. Tunggu saja." ancamnya.
Seketika Leo menutup mulutnya walaupun ia ingin sekali melepaskan tawanya. Alvaro mulai melangkahkan kakinya keluar dari hotel, Leo kembali mengekor dan mengikutinya. Di depan hotel, mobil sewaan mereka sudah menunggu. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil menuju bandara.
*****
Falera membuka tirai jendela kamar Zaline. Matahari mulai masuk menyinari kamar tersebut, bahkan cahaya pagi itu menerpa wajah cantik Zaline. Zaline mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Ini masih pagi kak, aku masih ingin tidur." gumam Zaline malas, ia belum tersadar sepenuhnya.
"Ck... gadis tidak boleh malas. Ini sudah pagi sayang." ujar Falera.
Seketika Zaline membuka matanya. "Mommy..."
Falera mengulas senyumnya. "Kakakmu sudah pergi mengantarkan Zeze ke sekolah. Kau bahkan belum bangun."
Zaline melihat ke sebelahnya dan baru sadar jika kakaknya sudah tak ada disana. Wanita itu menguap lagi.
"Jam berapa kau tidur semalam? Mengapa masih saja mengantuk?" tanya Falera.
Zaline menyingkirkan selimutnya lalu turun dari ranjangnya, ia mendekati Falera seraya bergelayut manja di pundak ibunya.
"Lelah sekali..." ucap Zaline.
Falera menepuk pipi putrinya. "Cuci wajahmu lalu sarapan terlebih dahulu. Setelah itu kau bisa melanjutkan tidurmu jika masih lelah."
Zaline menggelengkan kepalanya dengan manja. "Rasanya ingin tidur saja mom."
"Selama kau ada didekat mommy, kau harus makan dengan teratur. Kesehatanmu lebih penting dari apapun sayang." jawab Falera.
"Setengah jam lagi..."
"Tidak ada tawar menawar Zaline, cepatlah..."
"Lin... aku datang." ujar Roxy menerobos masuk ke kamar Zaline mengejutkan keduanya. "O... o... ternyata ada tante." imbuhnya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Roxy... Zaline bukan gadis kecil lagi. Kau harus mengetuk pintu kamarnya sebelum masuk ke dalam. Bagaimana jika Zaline sedang mengganti pakaiannya?" ujar Falera.
"Maaf tante." jawab Roxy.
"Roxy kan memang sudah tidak waras mom. Jadi seperti itulah tingkahnya." sahut Zaline seraya menjulurkan lidahnya.
"Kau..."
"Apa? Sini kalau berani." tantang Zaline.
"Kau berani karena ada mommy mu, ciiiih..."
Zaline kembali menjulurkan lidahnya untuk mengejek Roxy.
Falera menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Kalian memang masih anak anak. Kau datang pagi pagi sekali Roxy, ada apa?"
"Tante... bolehkah aku mengajak Zaline jalan jalan hari ini? Bagaimanapun ia baru kembali setelah 7 tahun, ia harus melihat perubahan kota D."
"Kau pikir aku mau, aku hanya ingin tidur hari ini." jawab Zaline.
"Jangan jadi pemalas. Kau pasti akan bersemangat jika sudah keluar bersamaku."
"No bar atau klub. Jangan racuni Zaline dengan tempat tempat seperti itu Roxy." kata Falera.
"Tante tenang saja, aku tidak mungkin membawanya ke tempat seperti itu. Ayolah Lin... lusa kau sudah harus ke perusahaan. Tidak ada waktu bersantai lagi."
"Astaga Xy, kau menyebalkan sekali. Pagi pagi sudah mengingatkan aku soal pekerjaan." gerutu Zaline.
Falera dan Roxy terkekeh bersama.
"Cepatlah bersihkan dirimu sayang." ujar Falera sambil memukul bokong putrinya pelan.
Zaline menghentakkan kakinya seperti anak kecil sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Falera mengajak Roxy keluar dari kamar Zaline setelah putrinya sudah masuk ke dalam kamar mandinya.
*****
"Apa kau tidak kemana mana hari ini?" tanya Falera pada Roxy sambil menuruni anak tangga.
"Karena Zaline dan bang Zi memintaku untuk menjadi asisten Zaline nanti, maka aku mulai menyerahkan bisnisku pada teman." jawab Roxy.
"Apa bisnismu berjalan dengan lancar?"
"Hanya cafe kecil di dekat kampus tante. Beberapa hari ini sudah mulai berjalan dengan lancar. Tapi papi tetap tidak menyukainya. Ia langsung senang saat aku setuju bekerja di perusahaan Cruise."
"Papimu hanya ingin kau memiliki pekerjaan yang stabil. Tante ikut senang kau setuju menjadi asisten Zaline. Roxy, kedepannya... tante menyerahkan Zaline padamu. Jaga ia dengan baik, dan bantu pekerjaannya, jangan sampai Zaline kembali sakit seperti dulu lagi."
"Tante tenang saja. Aku setuju karena memang demi Zaline. Aku akan terus menjaganya dan membantunya sebisa mungkin."
"Bagaimana dengan pacar pacarmu?"
Roxy tertawa. "Pacar pacar, seolah-olah aku memacari beberapa wanita saja. Ini tidak seperti yang tante pikirkan. Mami dan papi selalu berlebihan jika bercerita. Dan sekarang aku tidak memiliki kekasih sama sekali."
Falera ikut tertawa. "Usiamu sudah matang Roxy. Kau carilah wanita yang baik untuk mendampingi hidupmu, jangan terus bermain-main."
"Jangan bahas itu dulu tante. Sekarang aku ingin membantu Zaline terlebih dahulu." jawab Roxy.
Falera menghentikan langkahnya seraya mengelus pipi Roxy. "Kau sangat tampan, tante harap wanita yang akan mendampingimu nanti tidak hanya cantik wajahnya, tapi juga cantik hatinya."
"Tentu saja aku akan mencari wanita seperti tante." goda Roxy.
"Ya ampun, pantas saja kau suka berganti-ganti pacar. Ucapanmu itu terlalu manis didengar."
Seketika Roxy melepaskan tawanya. Keduanya kembali melanjutkan langkah mereka sampai ke ruangan santai.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
sabar y leo.. boss punya kuasa segalanya🤭
2023-07-17
1
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
roxy mentok cinta sama Zaline
2022-11-18
1
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
roxi PDKT ama calon mamah mertua..
tapi kasian bukan pilihan zaline
2022-06-10
1