Mereka akhirnya sampai di rumah besar Cruise. Semuanya keluar dari mobil setelah Zionel berhenti tepat di halaman rumahnya. Zaline menatap rumah yang ia tinggalkan selama kurang lebih 7 tahun. Tak ada perubahan pada rumah besar tersebut kecuali warna cat dindingnya.
"Akhirnya aku benar benar pulang kemari. Aku merindukan semuanya." pikir Zaline.
Falera menepuk pundak putrinya. "Selamat pulang ke rumah sayang."
Zaline tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Pintu rumah besar tersebut terbuka lebar. Keluarga besar Cruise keluar bersamaan untuk menyambut kepulangannya. Zaline seketika tersenyum lebar, ia berlari ke arah mereka lalu memeluk keluarganya satu persatu.
"Aku merindukan kalian." ucap Zaline.
"Tentu saja kami juga merindukanmu." jawab Nicholas mewakili mereka semua.
Zaline melihat kesana kemari. "Dimana musuh bebuyutanku?" tanyanya.
Mereka tertawa, yang dimaksud Zaline tentu saja Roxy. Pria itu memang tidak datang saat ini untuk menyambutnya.
"Sepertinya Roxy sedang sibuk dengan kekasihnya Zaline. Om sudah berkali-kali menghubunginya, ia tidak mengangkat ponselnya." jawab Andreaz.
"Ckckck... ia melupakanku." keluh Zaline.
"Mana mungkin ia melupakanmu, ia akan datang." jawab Aida.
"Berhentilah mengeluh, lebih baik kita masuk terlebih dahulu." ujar Falera.
Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah, rasa lelah Zaline menghilang saat berbincang bincang dengan keluarga besar Cruise. Banyak sekali pertanyaan untuknya, tentu saja Zaline sudah siap dengan pertanyaan pertanyaan mereka. Ia juga mulai menceritakan kehidupannya selama 7 tahun berada di Inggris.
*****
Setelah mereka selesai berbincang, Zaline pun berpamitan pada mereka untuk beristirahat sebentar sebelum makan malam tiba. Zaline menatap kamarnya yang sama sekali tidak berubah sedikitpun. Kamar itu tetap terawat seperti biasanya, ia tersenyum seraya menghempaskan tubuhnya ke atas ranjangnya.
"Kesehatan daddy semakin tidak baik, sepertinya aku benar benar harus segera mengambil alih perusahaan. Aku tak bisa lagi bersantai seperti dulu. Sebelum kembali, bang Zio sudah mengingatkan hal ini. Kakek... mengapa kau memberikan tanggung jawab besar ini padaku." pikir Zaline sambil menatap langit langit kamarnya.
Pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk membuat Zaline terkesiap. Seorang pria tampan tertawa karena berhasil mengejutkannya.
"Nona cantik... aku datang menyambutmu." ujar Roxy sambil membentangkan kedua tangannya.
Ilustrasi Roxy👇🏻👇🏻👇🏻
Zaline mengumpat seraya melemparkan bantalnya pada pria itu. Ia seketika turun dari ranjangnya mendekati Roxy. Wanita itu mengendus-endus tubuh Roxy.
"Jangan coba coba memelukku, aroma tubuhmu bau wanita lain." ujar Zaline.
Roxy terkekeh, ia mulai membuka kancing kemejanya membuat Zaline berteriak.
"Kau sudah gila Xy." teriak Zaline.
Roxy pun akhirnya tertawa terbahak-bahak. "Bukankah kau tidak mau memelukku karena ada bau wanita lain, jadi hanya dengan melepaskan bajuku aku bisa memeluk wanita cantik yang ada di depanku ini."
"Dasar pria brengsek..." jawab Zaline sambil tertawa.
Keduanya pun seketika saling berpelukan.
"Ya Tuhan... aku merindukanmu Lin." ucap Roxy.
Lin dan Xy adalah panggilan sayang keduanya. 12 tahun yang lalu keduanya semakin dekat, kemanapun Zaline pergi selalu dijaga oleh pria itu. Saat keduanya harus berpisah, itu membuat mereka sangat sedih, namun komunikasi mereka sama sekali tidak terputus. Bahkan siapa saja wanita yang dekat dengan Roxy, Zaline selalu mengetahuinya.
"Tapi aku tidak merindukanmu Xy." goda Zaline.
Roxy mengumpat seraya melepaskan pelukannya.
"Kali ini wanita yang mana?" tanya Zaline.
"Ck... tidak ada. Bagaimana kabarmu Lin?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan, kau terlambat datang karena sedang bersama pacarmu kan?"
Roxy menghela nafasnya. "Aku sedang mempersiapkan bisnisku, bukan pacaran. Ini pasti ucapan papi dan mamiku kan?"
Zaline terkekeh. "Usiamu sudah 30 tahun, jadi kenapa jika kau sedang pacaran."
"Setelah kau pulang, apakah aku masih harus berpacaran? Tentu saja itu tidak mungkin."
"Jangan mulai lagi tuan muda, aku tidak akan menikahi sepupuku sendiri." jawab Zaline.
Roxy melepaskan tawanya lagi. "Kau terlalu percaya diri nona, kau bukan tipeku." ejeknya.
"Ciiiih... Jadi kali ini bisnis apa yang kau lakukan?" tanya Zaline.
"Aku lebih tertarik membicarakan tentangmu." jawab Roxy.
"Kabarku baik Xy, seperti yang kau lihat. Kita bahkan hampir tiap hari berbicara lewat telepon. Apalagi yang ingin kau tahu, aku selalu membicarakan kehidupanku saat di Inggris padamu."
"Kau tak pernah bicara soal pacarmu."
"Karena aku tak pernah memilikinya. Berbeda denganmu yang terus menerus berganti ganti wanita." ejek Zaline.
"Itu karena aku mencari pelampiasan setelah berpisah denganmu. Kau tumbuh menjadi wanita yang semakin cantik Lin. Jantungku selalu berdebar kencang ketika bersamamu, sama seperti saat ini." pikir Roxy.
"Hei... apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Zaline.
"Ah... tidak apa apa."
"Ciiiih... sepertinya pikiranmu sedang tidak ada disini. Kau masih memikirkan kekasihmu, lain kali bawalah wanita itu kemari, aku ingin lihat seperti apa pacar Xy ku."
"Tentu saja ia cantik. Beristirahatlah, aku akan menunggumu keluar saat makan malam."
"Tapi aku tidak yakin wanita itu bisa melebihi kecantikanku."
Roxy menghela nafas panjang. "Sayangnya kali ini ucapanmu benar, kau lebih cantik dari wanita wanita yang pernah dekat denganku."
"Ckckck... menyedihkan sekali." ejek Zaline.
"Katakan lagi." pinta Roxy mulai menggelitik pinggang Zaline.
"Tidak... aku tidak berani." jawab Zaline sambil tertawa.
"Katakan siapa yang menyedihkan?"
"Tidak... ampun Xy..."
Roxy menghentikannya. Ia menatap wajah Zaline yang memerah karena terus tertawa.
"Aku sudah gila karena menyukai sepupuku sendiri. Tapi perasaanku ini tidak bisa dikendalikan." pikir Roxy.
Roxy menarik Zaline kedalam pelukannya lagi membuat Zaline terbelalak. Tapi wanita itu membalas pelukannya karena memiliki perasaan yang tidak sama seperti yang Roxy miliki. Zaline hanya menganggap Roxy sepupunya dan rasa sayangnya sama seperti ia menyayangi keluarganya sendiri.
"Xy... mengapa kau tidak bekerja di perusahaan Cruise saja?" tanya Zaline.
"Haruskah?"
Zaline menganggukkan kepalanya. "Bagaimana jika menjadi asistenku nanti?"
Roxy melepaskan pelukannya. "Kau gila, mana mungkin tiba tiba aku menjadi asisten seorang Presdir. Kau berbeda denganku Lin."
"Apa bedanya? Aku yang memintamu menjadi asistenku nanti. Mungkin aku akan lebih nyaman memegang perusahaan saat bersamamu."
"Kau masih memiliki bang Zio untuk membantumu menangani perusahaan."
"Aku akan berbicara dengan mereka agar kau bisa membantuku."
"Jangan bercanda Lin. Selama ini aku tidak mau berurusan dengan perusahaan kakek. Jika tiba-tiba aku menjadi asistenmu, bukankah terdengar gila."
"Kau juga bisa berbisnis, kuliahmu juga jurusan manajemen. Aku rasa ide Zaline bagus." ucap Zionel seraya masuk ke dalam kamar Zaline.
"Bang Zi..." ucap keduanya bersamaan.
"Aku sedikit menguping pembicaraan kalian. Kesehatan daddy semakin tidak baik, ia harus segera pensiun dan menyerahkan perusahaan pada Zaline. Aku rasa tidak ada waktu lagi untuk mencari asisten Zaline. Kau bisa membantunya menangani perusahaan." kata Zionel seraya duduk di sofa.
"Tapi bang, aku sama sekali tidak pernah tahu soal perusahaan Cruise." kata Roxy.
"Kau sering datang saat aku panggil Roxy. Kau sedikit tahu soal perusahaan. Kau bahkan berkali-kali memberi masukan saat aku sedang berbicara dengan Alex. Aku rasa kau pasti bisa membantu Zaline."
"Jadi abang setuju jika Roxy menjadi asistenku nanti?" tanya Zaline.
Zionel menganggukkan kepalanya. "Pikirkanlah Roxy. Kau juga paling dekat dengan Zaline, kau bisa menjadi asistennya sekaligus menjaganya."
"Ayolah Xy... bantu aku." pinta Zaline.
Roxy menatap mereka bergantian. Perasaannya akan semakin sulit dikendalikan saat bersama Zaline. Tapi ia juga ingin terus menjaga Zaline seperti ini.
"Aku akan memikirkannya." jawab Roxy.
"Langsung jawab iya." pinta Zaline dengan wajah imutnya.
"Ya Tuhan... baiklah, iya." kata Roxy.
Zaline dan Zionel tersenyum lebar karena berhasil menarik Roxy ke dalam perusahaan Cruise setelah bertahun tahun Andreaz selalu membujuknya untuk bekerja di perusahaan.
*****
Happy Reading All...
Ilustrasi Roxy 👇🏻👇🏻👇🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
ganteng Nya Roxy
2023-08-15
2
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
kasihan banget Roxy
2023-08-15
2
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
ganteng banget visualnya
2023-08-14
1