Mendengar teriakan Arsen membuat Amanda panik lalu mendekati Arsen.
"Kamu kenapa Arsen?" tanya Amanda.
"Kepala aku sakit sekali Amanda," jawab Arsen.
Amanda menuntun Arsen ke tempat tidur dan mengambil air putih untuk Arsen.
"Minumlah dulu," kata Amanda.
Setelah minum Amanda menyuruh Arsen untuk istirahat, sejenak dia menatap wajah Arsen. Rasa takut mulai menggerogoti hatinya.
Berbagai asumsi negatif muncul dan membuat Amanda semakin takut.
"Aku takut kalau ingatan kamu pulih Arsen," gumam Amanda.
Saat semua menginginkan ingatan Arsen pulih tapi justru Amanda tidak ingin itu terjadi. Dia berharap ingatan Arsen tidak pernah kembali sampai kapan pun
Egois memang egois tapi beginilah orang yang sudah terjangkit virus cinta, apapun dilakukan asal bisa bersama.
Nafas Arsen nampak teratur itu artinya Arsen telah terlelap dalam tidur.
Amanda yang boring di kamar memutuskan untuk keluar dan tak sengaja Amanda melihat Airin sendiri di balkon dekat kamar Arsen.
Dalam diamnya Airin memikirkan Arsen, entah mengapa sulit sekali melepaskan diri dari bayang Arsen meski ada Aaron di sampingnya kini.
"Apa aku menikah saja dengan Aaron," gumam Airin yang tak sengaja didengar oleh Amanda.
"Mungkin itu lebih baik Airin daripada kamu terus mengingat Arsen," sahut Amanda.
Airin yang kaget pun menoleh
"Eh Amanda," sapa Airin.
"Maaf mengganggu," sahut Amanda.
"Nggak kok malah senang aku jika ada temannya," timpal Airin.
Amanda menatap hamparan hijau perbukitan sambil tersenyum.
Dia mengambil nafas dalam dalam, meski sudah siang tapi seperti pagi hari.
"Kamu pernah kesini sebelumnya?" tanya Amanda.
"Pernah, dulu saat Arsen ulang tahun kita kemari dengan keluarga besar A4," jawab Airin.
"Hubungan kamu dengan keluarga A4 sudah cukup akrab ya," sahut Amanda.
"Ya begitulah," timpal Airin.
Amanda kemudian memegang tangan Airin.
"Airin aku mohon jangan kembali dalam pelukan Arsen," pinta Amanda.
"Apa maksud kamu Amanda, bukankah Arsen telah memilih kamu," sahut Airin.
"Saat ini iya tapi kalau ingatannya pulih bagaimana?" tanya Amanda.
Airin nampak tersenyum lalu menepuk tangan Amanda. Airin melihat ketakutan di mata Amanda.
"Kamu takut jika Arsen mengingat aku kembali?" tanya Airin.
"Aku sangat mencintainya Airin," jawab Amanda.
"Aku tidak bisa berjanji Amanda, melupakan cinta yang selama tujuh tahun aku bangun hanya dalam hitungan bulan tentu mustahil," ucap Airin.
Amanda mengerutkan alisnya, dari ucapan Airin nampak jika Airin akan kembali lagi ke Arsen jika ingatan Arsen pulih.
"Apa kamu akan kembali padanya? lantas bagaimana Aaron?" tanya Amanda
"Entahlah Amanda," jawab Airin ambigu.
Amanda semakin takut kalau Arsen akan pulih mengingat Airin tidak mau bekerja sama dengannya.
"Perjuangan saja cintamu kalau kamu memang mencintainya Amanda," pesan Airin.
"Iya kamu benar Airin," sahut Amanda.
Amanda dan Airin asik mengobrol hingga tanpa sadar Arsen bangun dan mencari Amanda.
"Amanda," panggil Arsen.
Amanda menoleh lalu menghampiri Arsen.
"Sudah baikan?" tanya Arsen.
"Sudah," jawab Arsen.
Airin yang tidak ingin menjadi pengganggu memilih pamit dan ikut bergabung dengan A3 di halaman belakang.
Selepas kepergian Airin, Arsen memeluk Amanda dari belakang.
Dia bahkan mengendus leher Amanda sehingga tanpa sadar Amanda mengeluarkan bisikan gaibnya.
"Kita ke kamar yuk," bisik Arsen.
"Mau ngapain ke kamar?" tanya Amanda.
"Lanjut lah," jawab Arsen.
"Ogah, kalau kamu mau lebih nikahin aku dulu, sepulang dari villa ini aku ingin kamu dan orang tua kamu melamar aku," pinta Amanda.
"Kenapa terburu-buru sih Amanda," protes Arsen.
"Kamu nggak cinta ya sama aku, kamu nggak serius buktinya aku menginginkan hubungan yang serius kamu protes," sahut Amanda.
"Aku serius ma kamu, baiklah secepatnya aku bawa orang tau aku melamar kamu," timpal Arsen.
Amanda nampak tersenyum puas.
"Maafkan aku Airin," batin Amanda.
Arsen yang sudah ingin melakukan DP pun menggendong Amanda ke kamar mereka.
Apa yang terjadi selanjtanya hanya mereka yang tau.
Di sisi lain Airin bergabung dengan A3 di halaman belakang. Nampak mereka berenang dengan memakai pakaian dalam yang sangat pendek dan ketat sehingga lekuk bagian sensitif mereka terlihat sangat jelas karena pakaian dalam bawah yang ketat.
Melihat mereka semua dengan bentuk tubuh yang kotak-kotak dan bagian bawah yang lekukannya terlihat sempurna membuat Airin menutup matanya dengan tangan.
"Hey Airin kenapa ditutup, dapat rejeki nomplok kok malah ditutup," goda Arthur.
"Rejeki apaan, menjijikan tau," sahut Airin.
"Brengsek bilang menjijikan, para kamu hawa tu ngantri untuk melihat kita seperti ini," ucap Arthur kesal.
"Pakai handuk kalian," teriak Airin.
Mau nggak mau mereka memakai handuk, bukan karena Airin tapi memang udara yang dingin.
"Sudah, buka mata kamu," kata Arcelo.
"Pasti nanti malam dia tidak bisa tidur karena terngiang-ngiang tubuh kita," ucap Arthur.
"Nggak lah," sahut Airin.
Arcelo dan Arthur pamit ke dalam karena mereka sudah kedinginan sedangkan Aaron membawa Airin ke kursi tepi kolam.
"Airin aku kedinginan, bisakah kamu menghangatkan aku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Bian
Egoissss Amandanya
2022-07-14
0
Hanum
seharunya kamu bantu Arsen untuk ingat bukannya egois
2022-06-13
0
Anonymous
bisa bisa bgt malah🤣
2022-06-13
0