Dibawa pulang

"Habis kesabaran aku Arcelo," kata Airin dengan menatap Arcelo.

Arcelo memegang tangan Airin dia mencoba menguatkan sahabatnya itu.

"Kita makan yuk Airin," ajak Arcelo.

"Aku tidak mau makan Arcelo," sahut Airin.

"Udah ayo, janji entar aku suapin bila perlu menyuapinya menggunakan mulut." Arcelo tidak peduli dengan penolakan Airin, dia terus menggandeng Airin dan memaksanya untuk makan siang bersama dirinya.

Airin tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan Arcelo toh dirinya kita juga sudah ditarik keluar oleh Arcelo.

Dalam mobil Arcelo Airin hanya diam dia masih merasakan sakit karena Arsen.

"Airin," panggil Arcelo.

"Iya," sahut Airin lalu memindahkan pandangnya ke Arcelo.

"Gimana kalau kita yang gantikan posisi Arsen," kata Arcelo yang membuat Airin bingung.

"Kita?" tanya Airin.

"Iya kita bertiga, A3," jawab Arcelo.

"Kan lumayan tuh, di kantor kamu sama aku, di luar kamu sama Aaron selebihnya sama Arthur," goda Arcelo yang membuat Airin mencubit lengan Arcelo.

"Sinting, ide kamu itu ga rekom sama sekali. Memangnya aku ini cewek apaan sehingga kamu menyuruh aku untuk pacaran dengan tiga cowok sekaligus," maki Airin yang membuat Arcelo kesakitan.

"Ampun Rin, ampun," kata Arcelo.

"Dasar," sahut Airin.

"Habisnya kamu sedih mulu Rin, kan aku lihatnya juga sedih," timpal Arcelo.

"Gimana nggak sedih, Arsen mencintai wanita lain," kata Airin dengan menangis.

Arcelo menepikan mobilnya lalu membawa Airin dalam pelukannya.

"Please jangan menangis lagi, nikmati hidup ini Airin masih ada kami yang selalu ada buat kamu," hibur Arcelo.

Dalam pelukan Arcelo, Airin sangat damai sehingga dia enggan untuk melepasnya.

"Rin, sampai kapan kamu aku peluk aku. Ni ada sewanya nggak?" goda Arcelo yang membuat Airin melepas pelukannya.

"Kan kamu yang memeluk aku," sahut Airin dengan kesal.

Arcelo hanya tertawa, dia suka sekali membuat Airin kesal. Minimal dengan begitu dia akan lupa akan masalahnya.

**********

Sore ini Arcelo mengajak Airin nongkrong di club Arthur, di sana juga ada Aaron dan juga Arthur.

Awalnya Airin menolak namun Arcelo lagi-lagi memaksanya.

"Arsen nggak ikut?" tanya Arthur

"Nggak, dia ada janji dengan seseorang katanya," jawab Arcelo.

"Hai sek, wajah kamu kenapa tuh kok lesu gitu?" tanya Arthur.

"Nggak lesu gimana la bertemu musuh bebuyutan," jawab Airin asal.

"Brengsek, ketemu orang ganteng seharunya semangat bukannya lesu," sahut Arthur.

Airin menatap Arthur dengan ekspresi mau muntah dan ini membuat Arthur kesal.

"Keterlaluan kamu Airin," kata Arthur.

"Kan memang iya, ni malah perut aku mules," sahut Airin.

Airin dan Arthur lagi-lagi debat kusir, begitulah mereka jika bertemu.

"Live Tom and Jerry," kata Arcelo.

"Biarin saja, nanti kalau lelah akan berhenti sendiri," sahut Aaron.

Cukup lama akhirnya mereka menyudahi debat mereka.

Merasa haus Airin langsung saja meminum minuman yang ada di meja.

"Minuman aku," teriak Arthur.

"Halah, tinggal pesan lagi," kata Airin yang masa bodoh dengan Arthur.

A3 dan Airin mengbrol asik, terlihat Airin juga tertawa dengan candaan A3.

Malam semakin larut, Airin pun pamit terlebih dahulu. Karena tidak membawa kendaraan Aaron menawarkan diri untuk mengantar Airin pulang.

"Baiklah," kata Airin.

Airin keluar terlebih dahulu.

"Buat dia nyaman sama kamu Aaron setidaknya dengan begitu dia tidak akan bersedih karena Arsen lagi," pesan Arcelo.

"Iya," sahut Aaron lalu segera keluar.

Airin yang lelah memejamkan matanya dan ternyata dia malah tertidur.

Sesampainya di rumah Airin, Aaron mencoba membangunkan Airin namun tidur Airin sangat nyenyak sehingga Airin tidak merespon saat Aaron membangunkannya.

Aaron berniat untuk membawa Airin masuk tanpa membangunkannya dan saat dua melihat sekitar rumah Airin ada warga yang ronda.

"Kalau aku menggendong Airin bisa-bisa aku digrebek lagi seperti dulu," kata Aaron lalu mengurungkan niatnya.

"Aku bawa pulang saja." Aaron bermonolog dengan dirinya sendiri.

Aaron memutar balik mobilnya dan pulang beberapa saat kemudian Aaron tiba di rumhanya.

Mama putri dan Papa Daffa yang belum tidur melihat Aaron mengendong Airin masuk ke dalam rumah dari atas balkon.

"Siapa itu yang dibawa Aaron?" tanya mama putri lalu turun kebawah untuk melihat Aaron.

Mama dan Aaron bertemu di tangga.

"Aaron ini siapa?" tanya mama Putri.

"Airin ma," jawab Aaron lalu membawa Airin ke kamarnya.

Mama putri mengikuti Aaron dari belakang.

"Kenapa kamu bawa pulang? nanti kalau orang tuanya mencari gimana?" tanya mama Putri.

Aaron yang tidak ingin membuat Airin terbangun segera membawa mamanya keluar dari kamarnya.

"Airin ketiduran di mobil ma, tadi Aaron sudah membawanya pulang tapi karena banyak warga yang ronda jadi Aaron memutuskan untuk membawanya pulang saja daripada Aaron digrebek seperti dulu," jelas Aaron.

"Oo begitu," sahut Mama putri.

Papa Daffa keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa ini Aaron?" tanya papa Daffa

Airin pa, kasian tidurnya sangat pulas jadi Aaron bawa pulang saja," jawab Aaron.

"Oo, ya sudah kalau begitu mama dan papa mau istirahat dulu," kata papa Daffa.

"Istirahat atau mau main panjat panjatan," sahut Aaron.

"Main dulu baru istirahat," balas mama Putri.

"Aaron juga ah," kata Aaron.

Mama putri segera melemparkan tatapan mautnya pada Aaron.

"Jangan macam-macam kalau tidak ingin sandal mama melayang ke kepala kamu," ancam mama Putri.

"Nggak papa lah sayang, kan Aaron sudah besar," sahut papa Daffa.

"Ya ini mau merusak anak sendiri, anak mau melakukan dosa kok didukung," gerutu mama Putri.