"Bro," panggil Arthur
"Hey, masuklah," pinta Arsen.
A4 rencananya akan pergi ke club' Arthur seperti biasa mangkanya Aaron dan Arthur menyusul Arsen dan Arcelo.
"Mana Arcelo?" tanya Arthur
"Di ruangannya," jawab Arsen.
Arthur pamit untuk pergi ke ruangan Arcelo dan kini tinggal Arsen dan Aaron.
"Arsen, apa kamu masih belum bisa mengingat Airin?" tanya Aaron.
"Yang aku ingat cuma keluargaku dan kalian," jawab Arsen.
"Tapi Airin adalah wanita yang kamu cintai," kata Aaron.
Arsen meletakkan berkasnya lalu menatap Aaron.
"Buktinya aku tidak mengingatnya bearti dia nggak penting buat aku Aaron," kata Arsen.
Aaron mengerutkan alisnya, dia teringat kembali bagaimana saat Arsen menjadi bucin Airin.
"Tapi dulu kamu sangat mencintainya Arsen, semua kamu berikan padanya," ucap Aaron.
"Tapi sekarang aku nggak ada perasaan apa-apa terhadapnya Aaron lagipula dia itu jelek, pesek dan juga pendek apa yang menarik darinya," sahut Arsen.
"Jangan bicara seperti itu, kelak kalau ingatan kamu udah pulih kamu akan menyesal telah berbicara seperti itu," timpal Aaron.
Arsen tertawa mendengar perkataan Aaron
"Tidak mungkin aku menyesal Aaron," kata Arsen.
"Kita lihat saja Arsen," sahut Aaron dengan tersenyum sinis.
Arthur dan Arcelo telah datang kemudian meraka berempat pergi ke club' seperti biasa.
Arcelo dan Arthur yang sejatinya seorang play boy cap kabel mencari wanita untuk menemaninya minum.
"Kalian berdua ini masih sama, bagaimana dengan Febri dan Raisa?" tanya Aaron.
"Entahlah Aaron, Febri juga nggak jelas. Lelah menunggu aku," jawab Arcelo.
"Raisa juga kini dia malah akan menikah," jawab Arthur juga.
"Kasian," sahut Arsen dan Aaron barengan.
"Brengsek jangan mengasihani kami, seperti kalian nggak saja. Kak keira juga nggak jelas dan kamu juga nggak ingat dengan Airin," ucap Arthur kesal.
Aaron tertawa.
"Bearti nasib kita tragis semua," kata Aaron yang membuat mereka semau tertawa.
"Kita memang sehati, saat satu diantara kita mendapatkan kekasih semua juga dapat dan sekarang seorang kehilangan kekasih semua ikut," timpal Arthur.
"Bukan kehilangan kekasih Arthur tapi kekasih kita yang nggak jelas kecuali ketua geng kita yang kekasihnya setia," ucap Arcelo.
"Setia tapi tidak diingat," kata Arthur.
"Seandainya aku jadi kamu Aaron, akan aku ambil lagi Airin, dulu kan Airin tergila-gila padamu dan Arsen ini datang merebut semua sekarang gantian rebut kembali." Arcelo memanas manasi Aaron.
Aaron hanya tersenyum, entah mengapa kata Arcelo kini terus melayang di kepalanya.
"Apa saatnya untuk mengambil Airin kembali?" batin Aaron.
"Enggak enggak kalau ingatan Arsen susah pulih nanti Arsen mengambilnya kembali." Aaron bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Ambil saja, seperti nggak ada wanita lain saja," ucap Arsen.
A3 saling pandang sambil tersenyum,
"Tuh ada lampu ijo, tunggu apa lagi," kata Arcelo
"Sikat, buat Airin nyaman padamu lalu ajak menikah," timpal Arthur.
Wanita-wanita Arthur dan Arcelo telah datang, meskipun play boy namun Arthur dan Arcelo tidak pernah tidur mentok mereka hanya ciuman dan raba-raba bagian atas saja.
Hari semakin larut kini mereka bertempat memutuskan untuk pulang.
Aaron masih saja kepikiran akan kata-kata Arcelo dan Arthur sehingga dia tidak bisa tidur dan pergi ke balkon untuk memikirkannya.
Sebuah tangan mendarat di bahu Aaron.
"Belum tidur?" tanya papa Daffa.
"Belum pa," jawab Aaron.
"Memikirkan sesuatu?" tanya papa Daffa.
Aaron mengangguk tanpa menatap papanya.
"Airin?" tanya Papa Daffa yang seolah tau apa yang dipikirkan Aaron.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Bian
Gas Ron 🙌
2022-07-14
0
Nur Zihane
betu ...betul
2022-06-21
0
piyak 🐣🐣
ambil aja Ron, biar Arsean tar nangis klo dah inget 😁😁😁
Arthur Arcelo sukanya meraba2 sekwilda (sekitar wilayah dada) 😂😂😂😂🤭
2022-06-13
1