tubuh zelia menggeliat, sinar matahari pagi masuk kedalam kamar melalui celah-celah ventilasi. dia melihat ke sekitar dan menyadari bahwa kini dia telah berada didalam kamarnya. zelia melihat ke sampingnya, ternyata sean sudah terlelap disana.
"perasaan semalem gue tidur dikamar kak dean, kapan gue pindah ke kamar ini" pikirnya.
sean menggeliat berpindah posisi miring menghadap zelia. tangannya bergerak menimpa bahkan hampir seperti memeluk perut zelia dengan sempurna.
"apaan sih ini" zelia mencoba menyingkirkan tangan lenjang sean dari atas tubuhnya.
membuat sean terbangun dan tersadar atas gerakan tangan yang dilakukan zelia.
"tangan gue pegel, lo harus tanggung jawab pijitin" ucap sean serak khas orang bangun tidur.
"tangan lo yang pegel trus apa urusannya sama gue" ucap zelia sambil terus berusaha menyingkirkn tangan sean yang seperti sengaja sean kunci dan terasa semakin berat dan kaku.
"semalem kan udah buat ngangkat lo, jadi lo harus tanggung jawab"
"siapa suruh lo ngangkat gue" sahut zelia
"maka nya laen kali lo gak usah tidur dikamar orang kalo gak mau ngerepotin gue" sean masih berbicara dengan suara serak dan mata yang masih terpejam.
"ishh lo ini, kalo merasa gue repotin yaudah biarin aja gue tidur dikamar kak dean"
"apa lo gak ngerasa puas dengan satu suami, udahlah pijitin dulu ntar baru lo boleh bangun"
sean menggerakkan tangan mengisyaratkan bahwa zelia harus memijitnya sekarang juga.
zelia mulai menggerakkan tangannya memberikan pijitan untuk tangan sean meski perasaannya diliputi dengan rasa kesal. sesekali ia meremas tangan sean agar seam segera ingin mengakhiri pijitannya dan mengizinkan zelia keluar kamar.
namun sean malah merasa senang karena dia bisa mengerjai istrinya yang keras itu. bibir sean menyunggingkan senyum kemenangan karena kali ini zelia menuruti perintahnya.
cukup lama zelia bergerak dalam pijit memijit. ia melihat sean yang seolah sedang mempermainkan dirinya. zelia menyunggingkan senyum kecut , tak kan membiarkan sean merasa menang pagi ini. zelia menggigit tangan sean membuat sean berteriak memekik dan mata nya terbuka. spontan zelia berlari kabur dari pelukan sean saat sean mengalihkan tangannya dari tubuh zelia. zelia tertawa lepas sedangkan sean masih memegang tangan nya sambil meraung kesakitan.
"awas ya lo" ancam sean terhadap zelia yang berjalan dengan santai sambil tertawa menuju kamar mandi.
"lo gak akan bisa menang dari gue" ucap zelia dengan santai dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
zelia baru saja selesai membersihkan diri, melihat sean sudah tak ada ditempat tidur.
ia pun turun ke bawah untuk membantu bik darmi menyiapkan sarapan karena kebetulan hari ini mereka libur kuliah .
"lo gak ke kampus?" tanya kak dean kepada sean yang sedang berada di meja makan.
"enggak kak, hari ini gak ada jam kuliah"
jawab sean sambil menikmati sarapan mereka.
zelia yang sedang membantu bik darmi memasukan sayuran yang baru dibeli dari pasar kedalam lemari pendingin mencoba melirik ke arah dua lelaki yang sedang bercengkrama di meja makan itu.
"zeli kamu gak makan?" tanya dean saat memergoki zelia yang diam-diam mencuri pandang ke arah mereka.
zelia menggeleng sambil menundukkan pandangannya merasa malu entah karena kejadian semalam atau karena ia ketauan sedang mencuri pandang.
"kenyang kali dia kak, pagi-pagi udah makan daging" cetus sean sambil menggigit roti yang berada didepannya.
seketika zelia memberikan tatapan tajam seolah sedang mengintimidasi sean meski sean tak membalas tatapannya.
kak dean menoleh ke arah zelia dan sean secara bergantian tak mengerti apa yang terjadi seolah sedang terjadi perang dingin diantara mereka.
"nohhh" sean mengulurkan tangannya yang memerah bekas gigitan ke arah kak dean, seperti anak kecil yang mengadu dan meminta pembelaan kepada orang tua nya.
kak dean malah tertawa melihat tangan adiknya Yang memar dan bergerigi bekas gigitan, ia malah ikut memukul tangan adiknya itu dengan pelan.
" pasti lo yang nakal gangguin dia duluan"
bola mata kak dean menatap zelia dan memberikan senyuman manis kepada nya. zelia pun balas menatap kakak iparnya itu dan membalas senyuman manisnya.
"yaudah kakak berangkat ke kantor dulu ya" kak dean beranjak dan membawa tas kantornya.
"jangan berantem lagi dirumah" pesan kak dean sambil menepuk pundak adiknya.
kak dean berlalu pergi meninggalkan mereka .
sean segera menghabiskan sarapannya dan menaruh piring kotor itu ke tempat cucian piring.
"duhh bahagianya pagi-pagi udah dapet pembelaan dari kakak gue" ucap sean seolah meledek zelia yang masih berjongkok didepan kulkas.
"bilang aja lo iri" sahut zelia tanpa menoleh kearah sean berada.
sean menghela nafas kasar lalu pergi meninggalkan zelia yang masih membantu bik darmi membereskan dapur .
"non, apa non zelia dan den sean selalu begitu kalau ketemu?" tanya bik darmi saat mereka kini hanya tinggal mereka berdua didalam dapur .
"maksud bik darmi?" zelia tak mengerti maksud dari pertanyaan assisten nya itu.
"ya selalu bertengkar gitu " ucap bik darmi sambil terkekeh kecil .
"ya kadang-kadang sih bik, soalnya sean emang suka ngeselin " jawab zelia.
bik darmi tertawa kecil mendengar celoteh majikan baru nya itu.
"den sean memang gak banyak berubah ,sejak kecil dia memang manja nya luar biasa" ucap bik darmi sambil terus mengerjakan pekerjaannya.
"kalo kak dean?" tanya zelia yang kini seolah tertarik untuk mendengar cerita masa lalu diantara mereka berdua.
"den dean sedari dulu memang sudah mandiri non, dia gak manja seperti den sean, bahkan dia sudah sibuk membantu pak arman mengurus perusahaan sejak dia kuliah." lanjut bik darmi bercerita.
zelia sangat mendengarkan penuturan bik darmi hingga sesekali pekerjaannya terhenti karena melihat ke arah bik darmi yang begitu santai dan dengan apa adanya dalam bercerita.
"bibik pasti tau banget ya dengan masa lalu mereka?" tanya zelia
"tau banget sih enggak non, tapi sedikit banyak bibi tau tentang mereka. soalnya mereka sejak dulu memang dekat sama bibi non, karena nyonya dan tuan sibuk bekerja hingga semua keperluan mereka bibi yang urus non."
zelia mengangguk mendengar penuturan bik darmi.
"non zelia belum tau ya makanan kesukaan den sean?" tanya bik darmi. zelia menggeleng sambil menaikan kedua bahunya
"den sean dari dulu sukaa banget sama cokelat non" lanjut bik darmi.
"kalo kak dean bik?" tanya zelia, seolah lebih ingin tau tentang kakak iparnya daripada tentang suaminya.
"kalo den dean gak terlalu suka coklat sih non, den dean orang nya tertutup jadi bik darmi gak banyak tau tentang dia, tapi yasudah lah non, toh suami non zeli juga kan den sean bukan den dean, jadi gak perlu tau banyak tentang den dean pun gak apa-apa kan non" ucapan bik darmi membuat zelia menelan saliva nya
"apa gue terlalu memburu-buru untuk bisa lebih tau banyak tentang kak dean" pikir zelia.
mereka pun akhirnya selesai mengerjakan pekerjaan rumah sambil berbincang-bincang. sekarang zelia kembali kekamarnya yang ternyata sean sudah berada didalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments