setelah selesai mengurus pemakaman almarhum pak ivan, mereka semua kembali ke kediaman zelia . di kontrakan yang tak begitu besar itulah disana zelia dan ayah nya tinggal berdua, setelah mama nya meninggal sewaktu zelia duduk di bangku sekolah dasar.
terlihat raut murung pada wajah zelia yang tak dapat disembunyikan. rasa duka masih sangat terasa menyelimuti di dalam keluarga mereka karena kehilangan pak ivan, sebagai satu-satu nya keluarga yang selalu jadi panutan untuk zelia juga om irwan.
zelia berjalan kedapur dan membuat kan teh hangat untuk om irwan, tante ressa, pak arman dan juga bu ida yang sedang duduk di ruang tamu. "silahkan diminum pak" ucap zelia sambil menaruh teh hangat itu diatas meja. sejak kecil zelia memang sudah terbiasa di ajarkan untuk menghargai setiap tamu yang datang dengan membuatkan minuman atau sekedar menyuguhkan makanan ringan.
"gak usah repot-repot nak, lebih baik kamu istirahat dulu, sepertinya kamu sangat lelah"
ucap bu ida sambil tersenyum ke arah zelia.
"bener li, lebih baik kamu istirahat, kamu pasti lelah sekali . kamu istirahat duluan ya, masih ada hal yang ingin om bicarakan dengan pak arman" sahut om irwan.
zelia menganggukkan kepala nya dan bergegas masuk ke dalam kamar nya yang bersebelahan dengan ruang tamu. jadi meski ia berada di ruangan yang berbeda, pembicaraan antara om irwan dan pak arman sangat terdengar jelas oleh zelia.
"jadi begini pak irwan bu ressa, saya ingin menanyakan bagaimana dengan zelia untuk ke depannya ?"
pak arman mulai membuka obrolan di antara mereka yang sengaja zelia simak baik-baik dari dalam kamar. om irwan sepertinya belum sepenuhnya memahami maksud dari ucapan pak arman, ia hanya terdiam tanpa memberikan jawaban apapun.
"hmmmm.... begini maksud saya pak..?! apa bapak tidak keberatan jika zelia kami angkat sebagai anak dan membiarkan dia tinggal bersama kami.???" lanjut pak arman memberikan penjelasan.
"hmm kalau saya terserah zelia nya saja pak, karena zelia sudah besar jadi dia bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri untuk tinggal dimana.." jawab om irwan.
"oohhh gak bisa gitu dong pa.!! anak itu jelas akan sangat merepotkan kita, belum lagi rumah kita juga kan sempit, lalu dia mau tidur dimana?? belum lagi akan lebih banyak biaya untuk makan kalo zelia tinggal sama kita" cetus tante ressa.
om irwan hanya tertunduk mendengar ucapan istrinya itu. memang beberapa tahun terakhir perusahaan om irwan bangkrut total, belum lagi hutang nya dimana-mana, yang memaksa nya kini untuk tinggal disebuah rumah kecil. belum lagi keadaan ekonomi yang mereka alami sedang sulit membuat tante ressa suka uring-uringan .
"pak irwan gausah khawatir, untuk masalah biaya zelia akan kami tanggung pak. begitupun dengan kelanjutan pendidikannya. kami akan biayai sepenuhnya hingga ia jadi sarjana. kebetulan kami juga tidak punya anak perempuan pak, jadi kami akan sangat bahagia jika pak irwan dan bu ressa mengijinkan zelia untuk tinggal bersama kami" ucap bu ida penuh dengan rasa kehati-hatian.
"ooh tentu bu, saya sangat setuju" sahut tante ressa.
"sebenarnya saya sangat berat untuk melepaskan keponakan saya satu-satu nya untuk tinggal bersama keluarga pak arman, namun memang keadaan saya yang tidak memungkinkan untuk mengajaknya tinggal serumah dengan saya dan istri saya. begitupun saya tidak tega jika harus membiarkan nya untuk tinggal sendiri di kontrakan ini. jadi saya setuju dengan permintaan pak arman dan bu ida untuk merawat zelia sebagai anak kalian sendiri" om irwan kembali menundukkan kepala nya, mencoba menahan air mata yang menumpuk dipelupuk mata nya.
"baiklah pak, saya akan sangat berterimakasih atas persetujuan pak irwan" ucap pak arman.
"kita tinggal bicarakan ini dengan zelia nanti ketika ia sudah selesai istirahat" lanjut pak arman.
"tapi pak...?? lalu apa kata saudara, kerabat juga tetangga yang melihat zelia berada dirumah bapak sedangkan anak-anak bapak lelaki semua..?? apakah tidak akan terjadi fitnah nantinya??" tanya om irwan untuk mencari kepastian.
pak arman dan bu ida terdiam dan saling tatap. "begini pak irwan, saya kepikiran untuk menikahkan zelia dengan putra bungsu saya, yang telah menabrak pak ivan. saya juga ingin mengajarkan pada nya tentang rasa tanggung jawab. lagian sepertinya usia mereka sebaya, dan mereka sudah lulus sekolah" jawab pak arman.
"lalu dengan kuliah zelia selanjutnya bagaimana pak?" tanya om irwan
"ooo pak irwan ga perlu khawatir, anak saya juga zelia akan tetap meneruskan kuliahnya. saya berniat menikahkan mereka ya salah satu nya untuk menghindari fitnah di mata saudara dan tetangga" jelas pak arman.
om irwan pun mengangguk mengerti dengan maksud baik keluarga pak arman yang berniat untuk bertanggung jawab karena telah merusak kehidupan zelia bersama ayahnya.
"engggak om, zelia gak mau nikah" ucap zelia sambil berlari keluar kamar.
"li, denger om dulu li,..." om irwan mendekat ke arah zelia yang berdiri di hadapan mereka dengan deraian air mata dan nafas tersengal karena menahan amarah.
"om, tapi menikah muda bukan keinginanku om, menikah muda bukan cita-citaku" ucap zelia sambil menatap mata oom nya.
om irwan pun seketika memeluk zelia, air mata nya tak lagi terbendung, begitu pun zelia yang terisak dalam pelukan oom nya itu.
"li, hidup masih harus terus berjalan, masa depan mu masih panjang. kamu tau kan keadaan om irwan sekarang gimana? bukan oom gak mau mengurus mu li, bukan nya om gak mau kamu tinggal bareng kami, tapi kamu masih punya harapan untuk mengejar cita-cita mu kalau kamu tinggal bersama pak arman dan bu ida" terang om irwan sambil mengelus rambut zelia.
"li, mereka orang baik, anggap mereka sebagai orang tua mu. om akan tetap menjaga mu li, meski om gak bisa selalu ada di sampingmu. lusa om harus pulang ke bandung, banyak hal yang harus om kerjakan. kamu akan lebih baik dan lebih aman jika tinggal bersama mereka li"
lanjut om irwan.
"tapi om, menikah bukan pilihan. aku bisa kok tinggal disini sendiri...!!? aku bisa kok kuliah sambil kerja tanpa harus minta di biayai dengan orang lain. justru aku akan sangat merepotkan mereka om"
bantah zelia yang notabene nya dia memiliki watak yang keras.
"iya li, om ngerti, tapi kamu itu kan perempuan. alangkah baik nya jika kamu ada teman hidup untuk bisa menjaga mu li, om percaya pak arman, bu ida juga anak nya bisa menjaga mu. menikah memang bukan pilihan mu saat ini, tapi kamu adalah orang yang terpilih untuk bisa menikah dengan anak pak arman ,yang pasti banyak wanita diluar sana yang mengantri untuk di jadikan istri oleh nya." ucap om irwan mencoba memberikan penjelasan dan menenangkan hati ponakannya itu.
cukup lama zelia pun akhirnya memahami maksud dari om irwan juga pak arman meski dengan berat hati.
"om, tapi om janjikan? om gak akan ninggalin zelia dan ngelupain zelia..??!" tanya zelia sambil melepas pelukannya dan menatap wajah om nya tajam.
"om janji, om akan selalu ngabarin kamu dan mana mungkin om bisa ngelupain ponakan om yang paling bawel ini" rayu om irwan sambil menjepit batang hidung zelia yang kecil dan mancung. zelia pun tersenyum, begitupun dengan pak arman dan bu ida yang merasa lebih lega karena persetujuan zelia untuk menjadi anak mantu nya. begitupun dengan tante ressa yang merasa bahagia karena tidak akan ada lagi beban dan benalu dalam hidupnya dan om irwan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments