acara pernikahan itu sudah selesai .
penghulu , beberapa saksi dan kerabat terdekat telah meninggalkan kediaman zelia.
kini hanya tinggal Pak Arman, Bu Ida, Om Irwan, tante ressa, zelia serta suaminya yang berada di rumah itu. mereka saling berbincang di ruang tamu sedangkan zelia langsung masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan atau mengamati suaminya nya yang ikut Duduk dan berbincang di ruang tamu.
air mata itu kembali menetes zelia pun segera menghapus make up nya entah apa yang dirasa saat ini hatinya seperti menjadi sakit terlebih kalau ia mengingat ayahnya yang tak ada di sampingnya , tak bisa menyaksikan pernikahannya dan tak bisa menjadi wali untuknya.
tok tok tok
Om Irwan mengetuk pintu kamar zelia, zelia pun langsung mengusap air matanya dan membuka pintu "kenapa om??" tanya zelia.
"Kamu kenapa Li ? ayo kita ngobrol bareng di ruang tamu, tidak sopan Jika kamu di dalam kamar sendirian sedangkan di luar ada suami dan mertuamu??" ucap om irwan.
tanpa banyak bicara zelia pun langsung mengikuti langkah oom nya itu menuju ke ruang tamu dan duduk di sebelah oom nya. sesekali mata nya melirik ke arah sean yang duduk berhadapan dengannya. namun sean sama sekali tak menghiraukan dirinya, bahkan sean tak memperhatikan apa yang sedang orangtua nya dan om irwan bicarakan.
ia hanya terfokus memainkan handphone nya.
"ngapain gue keluar kamar, kalo dia aja duduk disini gak guna..!" batin zelia mencaci lelaki yang kini menjadi suaminya itu.
zelia merasa kesal atas sikap dingin dan cuek lelaki yang menyandang gelar suami itu. bagaimana mereka bisa saling mengenal dan mencintai jika sekedar berbicara berdua pun tak ada waktu. zelia pun tak berharap lebih agar bisa menjadi layak nya pasangan suami istri pada umum nya. terlebih saat ia ingat bahwa lelaki itu lah salah satu penyebab kematian ayahnya.
andai saja tante ressa mau menerima nya untuk tinggal bersama mereka, jelas saja ia menolak mentah-mentah untuk dijodohkan dengan lelaki yang telah merenggut nyawa ayah nya ini.
"begini pak irwan, saya berniat ingin membawa zelia tinggal bersama kami malam ini juga" ucap pak arman memecah obrolan ringan yang sedari tadi mereka perbincangkan.
"oh iya pak, tidak apa-apa, kebetulan saya juga harus pulang ke bandung petang nanti, karena besok ada kerjaan yang harus saya kerjakan pagi-pagi" jawab om irwan sambil melihat ke arah zelia .
"bagaimana zelia? apa kmu mau?" tanya pak arman pada zelia yang tertunduk kala mendengar keputusan itu.
zelia mengangguk dan menatap pak arman dan bu ida yang juga tersenyum kepada nya.
"yaudah li, sana kamu kemasin barang-barang mu, om tau kalian juga perlu istirahat" ucap om irwan.
"tapi om, apa om yakin mau pulang petang ini juga? om gak mau menginap dulu di rumah pak arman bareng zelia" tanya zelia dengan wajah memelas
"zelia butuh teman om, please om ...mau om" batin zelia memohon agar om nya mau menemani nya untuk yang pertama kalinya tinggal dirumah mertua nya itu.
"enggak li, oom besok pagi ada kerjaan, besok pagi ada pesanan catering untuk resepsi pernikahan di tiga tempat yang berbeda" jawab om irwan.
"oh, jadi pak irwan ini memiliki usaha di bidang kuliner ya pak." sahut pak arman.
"Iya Pak , hanya buka usaha warung makan kecil-kecilan saja" Om Irwan Yang sedari dulu selalu rendah hati
"Wah itu bagus dong Pak, Nanti coba saya cari teman-teman saya yang juga membuka usaha kuliner agar kalian bisa saling sharing dan bisa bekerja sama "
"Terima kasih Pak Arman atas bantuan dari bapak dan satu lagi , saya menitipkan ponakan saya yang mulai nanti akan tinggal sama bapak"
om arman mengalihkan pembahasan tentang usaha nya.
"terima kasih karena bapak sudah mau menjadikan zelia sebagai anak menantu bapak dan ibu, sekali lagi saya minta Maaf karena saya tidak bisa berbuat banyak dan membantu apa-apa untuk zelia dan almarhum mas Ivan "
om Irwan menundukkan kepalanya merasa dirinya tidak berguna untuk zelia dan ayahnya sebagai satu-satu nya anggota yang diharapkan oleh keluarga.
" Tidak apa-apa pak, saya senang menerima zelia sebagai anak menantu saya dan jika bapak berkenan bapak bisa Kapan saja mengunjungi zelia di rumah saya "
jawab pak arman.
"Baiklah Pak saya percayakan zelia pada bapak "
."Li maafin Om ya Karena Om nggak bisa berbuat banyak untuk membantu kamu dan ayah, jadi anak yang baik ya untuk mertuamu dan jadi istri yang baik untuk Sean suamimu" pesan Om Irwan kepada ponakan kesayangannya itu sambil mengelus kepalanya lembut. suasana seketika berubah kembali menjadi haru karena pesan dan permintaan maaf om irwan kepada zelia dan keluarga paj arman.
"baik om , makasihh bangettt om Irwan sudah baik banget sama zelia dan ayah ,makasih ya Om udah mau selalu ada buat zelia. jaga tante Ressa dan calon Adek zelia ya Om" zelia tersenyum sambil memeluk om nya itu.
"sering-sering kunjungi zelia di jakarta ya om" ucap zelia dalam pelukan om nya itu.
"iya pasti li, kalo ada waktu luang om pasti akan sering2 maen ke jakarta" jawab om irwan.
"apa-apaan sih pake acara peluk-pelukan segala, kek udah gak mau ketemu lagi aja" batin sean sambil melirik zelia yang sedang berada dalam pelukan om irwan.
hari sudah semakin sore zelia pun selesai mengemasi barang-barangnya begitupun dengan om Irwan yang sudah bersiap untuk pulang ke Bandung.
"Pak Irwan Apa tidak sebaiknya bapak kami antar ke bandara? " tawaran pak Arman .
"ah tidak perlu repot-repot pak, Saya dan istri saya sudah memesan taksi online mungkin sebentar lagi akan sampai. Terima kasih atas tawarannya" tolak om irwan halus, karena om irwan tak ingin merepotkan pak arman lagi.
"saya menitipkan zelia, saya percayakan zelia kepada bapak dan keluarga, mohon bimbingannya ya pak untuk zelia, anggap dia seperti anak kandung sendiri " Om Irwan menyalami Pak Arman dan memeluknya kemudian Ia menyalami Bu Ida.
" Om titipkan zelia sama kamu sean, semoga kamu bisa menjadi imam dan suami yang baik untuk istri kamu, sayangi dia seperti ayahnya menyayangi zelia " pesan Om Irwan Kala ia menyalami Sean dan merangkulnya
" baik Om, Om Jangan khawatir zelia pasti akan saya jaga dengan sebaik mungkin" sean mencoba membuat hati om irwan menjadi tenang dalam melepas zelia untuk berada dalam keluarga mereka.
beberapa menit kemudian taxi online pesanan om irwan sudah terparkir di depan rumah kontrakan zelia. om irwan dan tante ressa pun berjalan masuk ke dalam mobil. zelia juga keluarga pak arman pun ikut mengantar pak arman hingga ke depan rumah. terlihat zelia yang begitu berat untuk berpisah dengan oom nya, air mata nya menetes meski sudah berulang kali ia usap. begitu pun dengan om irwan yang melepas zelia dengan mata berkaca-kaca. karena tak ingin melihat zelia dan om irwan berpisah dengan kesedihan, sean pun dengan reflek merangkul pundak istrinya sambil melambaikan tangan pada om irwan yang sudah berada di dalam mobil. zelia melirik ke arah tangan sean yang berada dipundaknya, dan berusaha untuk menyingkirkannya
"biar oom lo gak khawatir ngelepas lo" ucap sean seraya berbisik kepada zelia dengan tetap menebar senyum kepada om irwan.
"apaan sih nih cowok, tiba2 ngerangkul-ngerangkul gue" batin zelia. zelia masih merasa risih karena tingkah sean yang spontan merangkul nya di hadapan om irwan dan kedua orang tua nya.
mobil taxi itu pun kini telah berlalu pergi meninggalkan halaman rumah zelia dan mengantar om irwan untuk meninggalkan jakarta begitupun dengan zelia dan keluarga pak arman yang akan pulang kembali kerumah mereka .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments