zelia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. badannya terasa pegal-pegal dan sangat lelah. ayah adalah orang yang biasa selalu memijat nya kalau ia mengeluh kelelahan . namun kini ia tak tau harus mengadu dan berkeluh kesah kepada siapa. kepada sean yang kini beralih peran sebagai suami juga ayahnya namun sepertinya tidak mungkin, karena sean sama sekali tak peduli dengan nya.
zelia melihat kearah jendela dan pintu balkon yang terbuka. ia bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju ke arah balkon, menghirup udara sejuk dimalam hari mungkin akan membantu menghilangkan lelah ditubuhnya.
terlihat sean sedang duduk di kursi yang berada di balkon sambil menghisap benda kecil yang ia selipkan di jari nya.
"sini..." ucap nya tanpa menoleh ke arah zelia. seperti nya ia menyadari kedatangan zelia yang baru saja memijakkan kaki satu langkah keluar dari pintu.
dengan berat hati zelia berjalan mendekat ke arah sean dan duduk di kursi yang berada disebelahnya. sebenarnya ia malas, namun hanya tiduran di dalam kamar pun sungguh membuat nya bosan.
cukup lama mereka duduk berdampingan tanpa ada obrolan.
"lo bahagia dengan pernikahan ini??" tanya sean sambil menghisap benda kecil yang masih terselip dijarinya tersebut.
zelia terdiam tak mampu berkata apa-apa untuk menjawab pertanyaan sean. pertanyaan yang tak seharusnya keluar dari dua insan yang telah menikah jika pernikahan mereka atas dasar cinta.
"kalo gue sih B aja" jawab sean karena tak mendengar jawaban dari zelia.
"gue gak maksa lo harus bahagia dengan pernikahan ini" lanjut sean
"maksud lo??!" tanya zelia sambil menatap sean yang tak menatapnya sama sekali selama berbicara.
"maksud gue, lo boleh kok punya cowok as..."
"lo gilak ya..!!!" bentak zelia
"asal gak ketauan mama papa" sean melanjutkan perkataan nya yang sempat disanggah zelia.
"gue juga udah punya cewek" lanjutnya memberitahu zelia tentang dirinya yang sebenarnya.
"terus?" tanya zelia
"lo gak boleh cemburu" jelas sean.
"ckkk ngapain juga gue cemburu sama lo. mau lo punya cewek, mau lo punya cewek puluhan orang pun gue bodo amat" cetus zelia
"bagus lah" jawab sean sambil kembali menghidupkan api pada benda kecil yang baru saja ia ambil dari bungkusan kotak kecil dan ia hisap di bibir nya yang ranum itu.
"pertanyaan gue, ntar lo mau tidur dimana?" tanya zelia kepada sean.
"di tempat tidur lah, masa tidur disini" jawab sean santai.
"terus gue..???!"
"itu sih terserah lo" sahut sean.
"ckk emang ngeselin banget ya ni orang" batin zelia. zelia mengerucutkan bibir nya mendengar jawaban dari sean.
cukup lama mereka berada diatas balkon, hembusan angin cukup membuat tubuh zelia merasa kedinginan. ia pun langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. tak lupa ia menaruh beberapa guling dan bantal ditengah-tengah sebagai pembatas antara diri nya dan sean. hingga akhirnya tak butuh waktu lama untuk nya tidur lelap larut dalam mimpi yang indah.
sean pun mematikan puntung benda kecil yang sedari tadi ia hisab. "apa-apaan ini??" batin nya bertanya-tanya disaat melihat tempat tidur yang dipenuhi dengan bantal dan guling.
terlihat zelia sudah terlelap dengan balutan selimut hingga ke lehernya.
"dasar cewek aneh, bisa-bisa nya gue nikah sama cewek aneh kaya gini.!?" sean terkekeh melihat tingkah zelia yang benar-benar mengantisipasi diri agak tak tersentuh oleh sean.
sean merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur tepat bersebelahan dengan zelia. ia menatap zelia dengan dalam. "bagaimana mungkin gue bisa cinta sama lo sedangkan sebelum nya gue sama sekali gak pernah mengenal lo"
"tapi berdosa banget gue kalo sampe nyakitin lo sedangkan kebahagiaan lo udah gue hancurin. sorry gue udah buat bokap lo meninggal" sean mengungkapkan permintaan maaf nya meski hanya dalam hati.
"sebenernya tampang lo lumayan, tapi citra masih yang paling luar biasa bagi gue. sorry... ketika lo yang bersanding dengan gue tapi hati gue masih menetap pada orang lain"
sean merasa dirinya sangat bersalah atas semua yang terjadi dengan zelia. ia mengutuk dirinya sendiri karena kecerobohan yang ia perbuat .
malam itu menjadi malam pertama antara sean dan zelia. namun tak seperti malam pertama pengantin pada umumnya. mereka tertidur lelap dan saling membelakangi satu sama lain hingga akhirnya malam tlah berganti menjadi pagi hari.
zelia menguap membuka mata, silau cahaya mentari pagi tepat mengenai wajah nya melalui celah-celah ventilasi udara. "jam berapa sih ini?" zelia melihat jam pada layar handphone nya. "yaAmpun udan jam 09.00".
"aaaaaaargh" zelia terkejut ketika melihat sean tidur di samping nya " jadi semaleman gue tidur sama ni laki!!!" ucap nya.
ia bergegas bangun dan pergi meninggalkan sean yang masih tertidur pulas.
setelah selesai mandi zelia turun ke lantai bawah, ia melihat ke sekeliling ruangan yang nampak begitu sepi hanya terlihat bi darmi yang sedang membersihkan dapur.
"selamat pagi non" sapa bik darmi
"pagi bik" jawab zelia. "itu non sarapan nya sudah tersedia diatas meja makan"
zelia pun langsung duduk dan menyantap roti dan segelas susu yang berada di atas meja.
"non zelia pasti lelah ya" tanya bi darmi. zelia mengangguk sambil menggigit roti yang berada ditangannya.
bik darmi pun terkekeh menatap ke arah zelia. "bik darmi kenapa?" tanya zelia polos.
"malam pertama memang sangat melelahkan non" jawabnya sambil terkekeh.
"ah bik darmi apaan sih" sahut zelia membalas candaan dari assisten nya itu.
"bibik juga pernah muda kali non" ucap bik darmi sambil terus membersihkan dapur.
"bik, mama sama papa kemana?" tanya zelia mencoba mengalihkan pembahasan tentang malam pertama yang membuat nya jadi badmood.
"oh, tuan sudah pergi ke kantor non, kalo nyonya lagi keluar sama partner bisnis nya"
"emang mama punya usaha juga bik?" tanya zelia penasaran tentang mertua nya.
"iya non, nyonya sedang mengembangkan bisnis di produk kecantikan"
"kalau papa?" tanya zelia mencari penjelasan
"kalau tuan, memimpin perusahaan di bidang furniture non"
jawab bik darmi .
zelia mengangguk mengerti.
ia segera menghabiskan sarapannya dan membawa piring serta gelas sarapannya yang sudah habis ke tempat pencuci piring "taruh situ aja non, biar bibik nanti yang nyuci" pinta bik darmi. "ah gak apa-apa bik, biar zelia aja, lagian mama gak ada kan? jadi gak ada yang bakal marah bibik" sahut zelia sambil mencuci piring kotor sisa ia sarapan.
"bik, apa sean itu anak tunggal dirumah ini?" tanya zelia yang masih ingin tau tentang penghuni dan seluk beluk rumah yang kini ia tempati.
"enggak non, den sean punya kakak nama nya den dean, tapi 5 tahun terakhir ini den dean tinggal di luar negri" jawab bi darmi.
"bik darmi, udah lama tinggal dirumah ini?" tanya zelia seperti wartawan yang sedang mewawancarai seseorang. namun bik darmi pun dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh majikan baru nya itu.
"bibik udah 25 tahun non tinggal disini, bekerja dengan ibu ida". jawab bik darmi sambil tersenyum.
"ooo nama mama itu ternyata ida" batin zelia.
ternyata ia sendiri pun belum mengetahui nama dari mama mertua nya itu.
"bik, kalo udah selesai nanti temani saya keliling-keliling rumah ini ya." ajak zelia kepada asisten nya itu yang terlihat sudah hampir selesai membereskan dapur
"siap non" jawab bik darmi sambil mengacungkan ibu jari nya kepada zelia, begitupun zelia yang terkekeh melihat tingkah asisten nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Tum Morang
berarti nanti zelia jadi cewek gak bener dong ya,,, ,????? naksir kakak ipar nya
2022-07-22
0