"lalu kapan kita bisa melangsungkan pernikahan mereka?" tanya pak arman.
"lebih cepat lebih baik pak" jawab om irwan. "hmmm baiklah, besok kita akan melangsungkan pernikahan tersebut" ucap pak arman sambil tersenyum.
"haaaahhh... apa gak kecepetan om?" tanya zelia seolah tak percaya bahwa pernikahannya akan dilakukan secepat itu.
"gak apa li, besok juga baik karena secepatnya om harus pulang lagi ke bandung, jadi om masih ada waktu untuk menyaksikan pernikahan kalian" sahut om irwan. zelia mengerucutkan bibirnya, entah harus berkata apa lagi. hatinya berasa seperti tercabik-cabik, tak lagi berbentuk ,dan hancur sehancur hancurnya.
zelia hanya bisa pasrah menerima takdir yang kini harus ia jalani. semua benar-benar diluar rencana kehidupan yang telah zelia susun untuk kedepannya. tapi ya begitulah hidup, kita hanya mampu berencana tapi Tuhan lah yang berhak menentukan mana yang terbaik dan yang terburuk untuk hambanya.
[dikantor polisi]
pak arman dan bu ida telah pergi dari kediaman zelia dan kini menuju ke kantor polisi. setibanya disana ia langsung berbicara kepada polisi yang bertugas di sana. tak lama kemudian pak arman dan polisi tersebut berjalan ke arah sel tahanan dimana tempat sean berada didalamnya. terlihat sean sedang duduk di sudut ruangan sambil menundukkan kepala nya.
"saudara sean, anda kami bebaskan" ucap seorang polisi sambil membuka gembok pintu tahanan.
sean mendongakan kepalanya "mama papa" ia berhamburan lari sambil memeluk kedua orang tua nya Secara bergantian. "makasih ya pa, makasih ya ma" ucapnya tiada henti sambil mencium tangan mama papa nya secara bergantian.
"tapi kamu jangan seneng dulu sean, ini semua ada imbalannya" ucap papa.
sean tak menganggap serius ucapan papa nya, ia hanya menganggukkan kepalanya sambil berjalan berlalu meninggalkan kedua orang tuanya yang masih berada didalam ruang tahanan .
setelah mereka Bertiga berada didalam mobil yang sedang dikendarai pak arman.
"apa kamu tau apa imbalan yang harus kamu bayar karena kamu sudah keluar dari sel penjara " ucap pak arman.
sean menggelengkan kepalanya "emang apa pa??" tanya sean pada papa nya.
"nanti akan papa jelaskan kalau kita sudah sampai rumah" sahut pak arman dengan wajah yang sangat serius.
kini sean dipenuhi dengan tanda tanya, tapi ia tak menganggap semua nya dengan serius. "aah mungkin gue cuma suruh ganti jenis mobil yang kek bapak bapak" batinnya cekikikan kala ia membayangkan bahwa imbalan atas perbuatan nya adalah hal sekecil itu.
mobil yang pak arman kendarai sudah terparkir di halaman rumah mereka. bergegas mereka turun dan masuk ke dalam rumah. pak arman dan bu ida langsung duduk di sofa ruang tamu.
"sean" panggil pak arman pada anak lelakinya yang hendak berlalu masuk ke dalam kamarnya.
"iya pa" sean menengok ke arah papa yang memanggilnya. "ada yang ingin papa bicarakan" ucap pak arman. "hmmm iya pa, tapi sean mau mandi dulu ya, gerah banget ini soalnya dari pagi sean di kantor polisi gak ada ac atau kipas angin" jawab sean .
"papa mau bicara sekarang, setelah itu papa juga ingin istirahat" sahut papa nya.
sean pun langsung duduk di sofa kosong dihadapan papa nya. ia menatap wajah papa dan mama nya yang nampak tak main-main dengan pembicaraan mereka malam ini. sean terdiam mencoba mencerna setiap ucapan yang akan papa nya bicarakan.
"begini sean, papa ingin memberi tau mu bahwa besok kamu harus menikah" ucap papanya tanpa basa basi. sean ternganga tak mengerti maksud dari ucapan papa nya.
"ha ha papa tumben sebercanda itu dengan wajah seserius ini" ia terkekeh sembari memalingkan wajah melihat ke lain arah.
"tidak sean..!!? papa tidak bercanda.!!" bentak papa nya karena melihat anak nya yang selalu saja cengengesan jika di ajak untuk bicara serius.
"okelah besok sean akan menikah, sean akan telpon citra sekarang bahwa besok kita akan menikah" ucap sean dengan wajah datar.
"bukan dengan citra..!! mulai hari ini lupakan citra dalam hidupmu.!?" cetus pak arman.
"lalu sean harus menikah dengan siapa pa?? kan pacar sean citra"
"kamu akan menikah dengan wanita yang telah kau buat menjadi sebatang kara" cetus papa nya. sean terdiam tak tau maksud dari ucapan sang papa yang terlihat begitu kesal kepadanya.
"begini nak, bapak-bapak yang kemarin kamu tabrak telah meninggal. dan dia meninggalkan satu putri yang kini hidup nya hanya sebatang kara. mama dan papa berniat akan mengangkatnya menjadi anak dengan cara menikahkanmu dengan nya"
jelas mama dengan tenang. sean menundukkan kepala nya, isi hati dan isi kepala nya saling beradu. ia meremas rambut nya dengan kuat. rasa bersalah juga rasa tak terima dengan takdir dan keputusan yang diambil oleh orang tua nya tanpa persetujuan dari dia.
"tapi ma....." bantah sean.
"papa tak ingin ada bantahan atas keputusan ini. kamu anak lelaki, belajarlah untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang kau perbuat sendiri" ucap papa nya sambil berjalan pergi meninggalkan sean dan mama nya yang masih duduk di sofa.
"dan satu lagi, bersiaplah karena besok pagi pernikahanmu akan dilaksanakan" pak arman kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar untuk beristirahat.
sean masih tertunduk , tak mengerti dengan perjalanan hidup yang kini menimpa nya. ia harap ini mimpi, hanya sebatas mimpi. rasa ingin menikmati masa bujangan nya akan hilang dirampas oleh pernikahan nya dengan wanita yang sama sekali tak ia ketahui asal usul bahkan bentuk wajah nya.
"sabar sayang... mama yakin kamu bisa. mama percaya kamu gak akan lari dari tanggung jawab" ucap mama nya sembari mengelus pundak sean dan berlalu meninggalkan nya di ruang tamu .
cukup lama sean duduk termenung di ruang tamu, berusaha untuk ikhlas menelan pil pahit akibat dari perbuatannya.
waktu berlalu cukup lama, sampai ia tak ingat lagi bahwa tujuan awalnya adalah ingin mandi menghilangkan rasa gerah ditubuhnya.
ia pun berjalan masuk ke dalam kamar dengan langkah gontai tak bersemangat. sean duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya. ia menghirup udara malam dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.
"bagaimana dengan citra" batinnya bergemuruh kala ia mengingat kekasihnya yang amat ia cintai itu.
"lalu gimana bentuk cewek yang bakal nikah sama gue, apa dia item, jelek, kampungan, atau bahkan 10 tahun lebih tua dari gue" hati nya bertanya tanya . sebenarnya tubuh nya terasa lelah namun hati nya benar-benar terasa lebih lelah.
[dikamar lain]
zelia duduk termenung seorang diri.
om irwan dan tante ressa sudah terlelap dalam mimpi. mereka pasti sangat lelah karena dari kemarin sibuk dirumah sakit serta mengurus pemakaman ayahnya.
buliran bening kembali menetes di pipi mulus zelia " yah, kenapa ayah begitu cepat ninggalin zelia di dunia ini sendiri, kata nya ayah bakal nemenin zelia sampai jadi sarjana hiks hiks.
yahh zelia ingin ikut sama ayah, biar zelia juga bisa ketemu ibu disana. yah besok zelia bakal menikah sama anak om arman yang udah membuat ayah jadi ninggalin zelia, entah zelia harus sedih atau senang, tapi bukan hidup seperti ini yang sebenarnya zelia inginkan yah"
zelia menangis, air mata nya menetes pada bingkai foto dirinya dan ayahnya yang berada dipangkuan. zelia memejamkan mata, berharap yang terjadi hari ini hanya ilusi belaka. air mata nya masih terus menetes hingga tanpa ia sadari bahwa ia telah terlelap larut dalam mimpi .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Cachaa slebeww
hai author ninggalin jejak nih
2022-07-18
0