hari berganti hari tak terasa satu bulan sudah zelia tinggal di tengah-tengah keluarga sean dengan menyandang status sebagai istri.
sedikit banyak kini zelia mulai mengetahui banyak hal dari orang-orang penghuni rumah ini.
meski isi dalam rumah itu tak begitu hangat seperti yang selalu zelia lakukan bersama ayahnya, namun ia sangat bersyukur karena bertemu dengan keluarga baru yang sangat baik dan begitu menyayanginya.
pak arman dan bu ida menjadi orangtua pengganti bagi zelia, mereka sangat menyayangi zelia layaknya anak kandung mereka sendiri.
kak dean, ia pun begitu peduli dengan zelia bahkan terkadang lebih peduli daripada sean, mungkin karena dia lebih dewasa hingga cara berfikirnya lebih bisa menghargai seseorang.
mood nya pun tak berubah-ubah, meskipun ia sibuk dengan urusan dikantornya. namun ia selalu menyempatkan waktu meski hanya untuk sekedar bercengkrama dengan keluarga dan adik iparnya.
sedangkan sean, dia masih sibuk dengan kegiatannya untuk berkunjung dan berjalan-jalan dengan citra kekasihnya meski tanpa sepengetahuan papa mama.
meski pak arman sudah memberi peringatan kepada sean agar menjauhi citra, namun entah pesona apa yang citra berikan hingga sean sama sekali tak menggubris peringatan dari papa nya.
namun zelia tak pernah mempermasalahkan urusan itu, karena sampai saat ini perasaan untuk sean masih sama, hanya sebatas teman.
entah.... ketika pepatah bilang, witing tresno jalaran soko kulino. namun realitanya cinta itu belum singgah dihati mereka meski mereka sudah cukup lama bersama-sama.
entahlah, mungkin memang butuh waktu yang lebih lama lagi, untuk dapat menghadirkan perasaan itu tumbuh diantara mereka.
tapi kini, zelia justru merasakan perasaan yang berbeda kepada kak dean yang lebih peduli dan lebih memperhatikannya.
tak dapat ia pungkiri bahwa denyut jantungnya berdegup lebih kencang terlebih disaat mereka sedang ngobrol dan duduk berdua. pesona kak dean lebih terpancar di hati zelia. kasih sayang kak dean lebih terlihat untuk diri nya.
namun zelia selalu mencoba untuk menepis perasaan yang membuatnya merasa tak nyaman itu. ia selalu meyakinkan diri bahwa perasaan itu hanya sebatas kagum, bukan yang lainnya.
begitu pun atas perasaan peduli dan perhatian kak dean, itu hanya sebatas kasih sayang kakak terhadap adiknya.
tok tok tok
pintu kamar sean dan zelia diketuk oleh seseorang dari luar .
"mama boleh masuk"
ucap mama dari luar kamar
"masuk aja mah, gak dikunci kok"
ucap zelia yang sedang duduk di tepi ranjang.
mama membuka handle pintu dan duduk di sofa yang berada di dalam kamar
"sean mana?" tanya mama karena tak melihat keberadaan sean di dalam kamar itu
"oh itu mah, sean lagi duduk di balkon sama kak dean, sebentar ya zelia panggilkan"
zelia bergegas berjalan ke arah balkon
"ada mama tuh nyariin kamu"
sean pun mematikan puntung benda kecil yang sedari tadi ia hisap. kemudian berjalan beriringan dengan zelia masuk ke dalam kamar.
"kenapa ma?" tanya sean sambil duduk di sofa yang sama dengan mama nya.
"kamu habis merokok? gosok gigi dulu sana, mama gak suka bau asap rokok"
zelia mengerti mengapa selama ini sean dan kak dean selalu merokok di atas balkon. ternyata mama nya tak suka mencium asap bahkan sudah melarang mereka untuk menghisab benda kecil itu.
"berhenti bermain-main dengan benda itu"
ucap mama
"tapi sean kan udah gede ma, lagian sean kan gak buang asapnya di dalam ruangan" bantah sean.
"bisa saja kamu kasih alasan, menjaga kesehatan itu perlu sean" . ucap mama.
"yasudah iya, sean bakal kurangin buat ngerokok ma"
zelia hanya terdiam melihat mama mertua nya yang mencoba menasehati anak nya yang sangat bebal untuk menerima nasehat .
"sean, zelia, mama kesini mau ngasih tau kalian bahwa kalian sudah terdaftar di salah satu universitas yang mama sama papa sudah pilihkan" mama memberikan dua lembar kertas kepada sean dan zelia.
"jadi mulai hari senin kalian sudah bisa masuk kuliah untuk mengikuti tes"
"jadi maksud mama, sean satu kampus sama zelia???!" tanya sean
"ya iyalah, masa suami istri mau beda-beda kampus" sahut mama.
zelia sedang membaca dengan teliti isi dalam kertas edaran yang ia pegang.
ia merasa senang karena ia masuk dalam salah satu universitas terbesar yang ada di jakarta, universitas yang sangat ia idam-idamkan.
bahkan ia sempat mengejar beasiswa untuk dapat masuk kedalam universitas tersebut, namun ia gagal mendapatkan beasiswa itu.
ia sempat merasa putus asa, harapannya untuk dapat kuliah di universitas itupun sirna karena mahal nya biaya yang harus dikeluarkan agar dapat kuliah diuniversitas ternama dan terbesar di jakarta itu.
tapi ternyata ia salah, takdir baik masih memihak kepada nya. ia sangat bersyukur karena berkat bantuan dari keluarga pak arman dan bu ida, ia dapat melanjutkan mimpi dan cira-citanya.
bu ida pun berlalu pergi meninggalkan kamar mereka berdua setelah apa yang ingin ia bicarakan sudah selesai ia sampaikan .
sean kembali menemui kak dean yang masih berada dibalkon. sedangkan zelia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"yah, zeli bersyukur banget bisa ketemu sama pak arman dan bu ida. mereka baik bangetttt sama zelia yah"
ucapnya sambil memandangi foto ayah dilayar handphone nya.
"cita-cita zelia bakal terwujud, begitupun dengan cita-cita ayah untuk dapat nyekolahin zelia di universitas itu"
"yah,, ayah yang tenang ya disana, zelia disini baik-baik aja, i miss you yah"
zelia mencium foto ayahnya dengan sangat dalam. buliran bening itu pun kembali menetes melintas di pipi mulusnya itu.
layaknya anak ayam kehilangan induknya, inilah yang selalu zelia rasakan saat menatap wajah ayahnya dalam layar handphone.
keceriaan dan senyum sang ayah yang sangat tersirat melekat dalam benak zelia membuat nya merasa rapuh .
sean yang sejak beberapa menit yang lalu berdiri di pintu balkon , mencoba memperhatikan tingkah zelia. hatinya merasa prihatin atas musibah yang menimpa istrinya.
"ehemmm"
sean berdehem sambil berjalan masuk dan merebahkan tubuhnya di sebelah zelia.
sontak zeliapun langsung menghapus air yang mengalir dipipinya dan membaringkan tubuhnya membelakangi sean.
"lo kangen ya sama bokap lo" tanya sean sambil melirik ke arah zelia meski yang terlihat hanya uraian rambut yang menutup di punggung zelia.
tak terdengar jawaban apapun dari dalam mulut zelia.
"gue tau kok perasan lo" ucap sean.
"lo gak akan pernah tau" cetus zelia tajam.
"gue minta maaf ya" ini pertama kali nya sean memberanikan diri meminta maaf secara langsung kepada zelia setelah sekian lama tragedi itu terjadi.
"untuk apa?" tanya zelia ketus.
"untuk... untukk hal yang itu tuh" sean merasa canggung dan tak enak hati bila harus mengatakan bahwa ia meminta maaf untuk kematian ayahnya.
zelia pun terdiam tak memberikan jawaban sepatah kata pun atas perkataan sean. entah sebenarnya ia mengerti atau tidak maksud dari perkataan sean, atau malah ia hanya menahan agar emosi nya tak meledak jika mengingat bahwa sean adalah penyebab kematian ayahnya.
"zel" ucap sean.
sean pun merengkuh pinggang zelia yang masih membelakanginya.
"apaan sih lo, gak usah pegang-pegang gue, lo mau modus kan dengan cara minta maaf lah ini lah itu lah."
ucap zelia dengan nada sedikit berteriak. zelia menepis tangan sean yang hampir melingkar sempurna di pinggangnya.
sean terdiam menyadari kesalahannya yang membuat zelia pasti akan marah. kesalahannya di masalalu yang telah membuat zelia kehilangan ayahnya.
zelia langsung memasang bantal dan guling pembatas yang lupa ia pasang. pantas sean dengan leluasa ingin memeluknya dari belakang.
"gue gak ada maksud apa-apa zel, gue cuma mau minta maaf, udah itu aja" ucap sean sambil menatap langit-langit plavon.
"heleh...."
"lagian kita kan udah sah, dosa tau kalo istri itu menolak sentuhan dari suami"
sean mencoba mengeluarkan beberapa ancaman-ancaman untuk zelia.
"istri.?? mungkin citra lebih pantes ya dapet gelar sebagai istri lo, kenyataanya lo lebih sayang sama dia, lo lebih perhatian sama dia, lo lebih care kan sama dia" bantah zelia.
"ooh jadi lo cemburu sama citra?" sean meledek zelia yang memasang muka masam.
"lo mulai suka sama gue?" tanya sean dengan sangat percaya diri .
"gak usah kepedean ya, gue gak cemburu sama citra. tapi sebelum lo ngancem gue karena udah berdosa nolak sentuhan lo, sebaiknya lo belajar dulu deh cara memperlakuin istri yang baik itu kaya mana?, supaya lo juga sebagai suami gak berdosa karena udah menelantarkan istri"
tegas zelia membalikkan ancaman sean.
zelia menarik selimut hingga menutup ke seluruh tubuhnya.
sean terdiam tak menyangka bahwa istri kampungannya ini bisa menyanggah ancamannya dengan memberikan ancaman yang lebih untuk dirinya.
sean memijat pelipis nya, ternyata benar bahwa zelia memang wanita yang memiliki watak keras dan tak mau kalah dalam berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments