"Kalian mau membawa aku kemana?" Sheena akhirnya membuka suara, saat kedua pengawal yang membawanya pergi tidak kunjung bersuara, atau pun memberitahukan akan kemana mereka membawanya.
Kedua tangan Sheena mencengkram erat tongkat kecil di tangannya. Dia yakin kalau ada yang tidak beres, kedua pengawal itu masih diam. Namun tidak lama kemudian- keduanya tertawa kecil.
"Kami akan mengirim mu ke surga, Tuan Putri yang cantik,"
Tubuh Sheena seketika menegang, apa lagi saat mendengar tawa senang kedua pengawal itu. Sheena sudah menduga kalau akan terjadi hal yang tidak baik padanya, di hukuman kali ini.
'Tuhan tolong aku,' lirih Sheena dalam hati.
Sementara di tempat lain...
Bibi Jumma terus saja berlari keluar dari area istana Alfuttain. Tujuan utamanya saat ini adalah, dia harus mencari Lord Erkan di istana kebangsawanan Albarack.
"Kenapa sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat?!" suara Jumma bergetar, lututnya melemas, kepalanya berdenyut saat rasa khawatir semakin besar menghantam hatinya.
Tanpa lelah Jumma kembali berlari ke arah jalanan, namun tetap saja- dia tidak dapat menemukan satu pun kendaraan yang lewat.
"Oh Tuhan, kenapa sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat?" Jumma putus asa.
Wanita itu kini berjongkok di aspal, bahkan kedua lututnya sudah bertumpu disana. Disaat keputusasaan mulai menguasai, sebuah mobil hitam mengkilap berhenti di dekatnya.
"Naiklah!"
Jumma mendongak, kedua matanya yang sudah basah oleh air mata- sama sekali tidak mampu berkedip.
"CEPAT!" sentak sang pengendara.
Dengan kesadaran penuh, Jumma segera bangkit- dan bergegas masuk kedalam mobil. Namun kedua matanya terus saja memindai orang yang saat ini tengah fokus menyetir.
"Kemana tujuan mu?"
Jumma masih membisu, otaknya sedikit tidak fokus. Dia tidak menyangka kalau pria ini akan membantunya, bukannya tadi pria ini menghalangi langkahnya.
"Cepat katakan!" sentaknya lagi.
"Istana kebangsawanan Albarack!" jawab Jumma lugas.
Sang pria mengernyitkan dahinya, mulutnya begitu gatal untuk bertanya- kenapa wanita yang pernah menolak pinangannya 10 tahun lalu ini, ingin pergi kekediaman bangsawan Albarack.
"Kalau kau ingin bertanya, tahan saja! sekarang cepat bawa aku kesana, sebelum terlambat!" tukas Jumma.
Wanita itu tidak ingin mengulur banyak waktu, karena pria yang ada disampingnya saat ini tidak dapat berkonsentrasi saat berkendara- karena terus saja bertanya padanya.
Sang pria menurut, dia mengatupkan bibirnya rapat rapat. Kedua tangan serta kakinya begitu lihai memainkan stir dan pedal gas. Sang pria yang menjadi pengawal keluarga bangsawan Alfuttain itu- memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata.
Bahkan dia tidak peduli dengan orang orang yang mengumpatnya, saat dia menyalip beberapa kendaraan lain. Dia sudah terlalu pusing mendengar ocehan mantan kekasihnya, yang memintanya untuk cepat.
"Kau tahu dimana letak istana kebangsawanan Albarack?" tanya sang pria.
Jumma menelan salivanya susah payah, kepala wanita itu kembali berdenyut hebat. Dia bodoh atau bagaimana, dirinya bahkan tidak tahu dimana letak istana kebangsawanan Albarack.
Wanita itu akhirnya menggeleng pelan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar. Bahunya merosot turun, saat ini Jumma sudah pasrah. Kedua matanya kembali berembun, saat dia mengingat Sheena.
Dia bodoh atau apa!
"Tetap bodoh dan ceroboh!" cemo'oh sang pria.
Jumma menulikan pendengarannya, kata kata itu sudah lama tidak dia dengar- mungkin selama beberapa belas tahun ini. Saat ini Jumma tidak peduli mau di bawa kemana, pikira wanita itu hanya tertuju pada Tuan Putri malangnya.
Hingga disaat kekalutan semakin besar, mobil yang dia tumpangi sudah berada diarea sebuah bangunan megah dan mewah- bahkan terlihat lebih mengesankan dari pada di kediaman Alfuttain.
"Sudah sampai, turunlah!"
Jumma tersentak, saat ada seseorang yang membuka sabuk pengaman yang dia pakai. Kedua matanya mengerjab, Jumma menatap tidak percaya pada pria yang ada di sisinya.
"Turunlah, aku harus kembali kekediaman Alfuttain."
Jumma mengangguk, wanita itu segera keluar dari dalam mobil tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, Jumma tidak tahu harus berbicara apa pada pria yang pernah menjadi bagian hidupnya. Pria yang pernah dia tolak karena tidak ingin berjauhan dari Sheena, karena Jumma yakin kalau dia sudah menikah- hidupnya tidak akan bisa bebas saat dirinya masih melajang. Bahkan ternyata pria itu juga di kabarkan tidak menikah sampai sekarang.
Kenapa?
Entahlah Jumma juga tidak tahu, padahal di istana Alfuttain begitu banyak pelayan cantik dan masih muda. Setelah mobil yang mengantarnya pergi dari area istana Albarack- Jumma segera berlari menuju pintu gerbang berwarna hitam, yang menjulang tinggi di hadapannya.
"Yang Mulia Pangeran! tolong izinkan saya masuk! saya harus bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Erkan!" Jumma berteriak sekeras mungkin, dia tidak peduli kalau nanti ada penjaga gerbang yang akan menyeretnya.
"YANG MULIA PANGERAN TOLONG PUTRI SHEENAAA!" Jumma berteriak sekuat mungkin, membuat beberapa pengawal istana Albarack mendekat ke arah pintu gerbang, yang masih terkunci rapat.
**ABANG OTW NENG TUNGGU YAK
SEE YOU DI PART TERAKHIR NANTI SIANG
MUUUAAACCCHH😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Kenapa berubah jd Tarzan sih Lord...🤭🤭
2023-08-26
4
*k🎧ki€*
🤦♀️🤦♀️🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-12-11
0
Khomsatun Amanah
hadeh otak tolong di kondisikan di a😜
2022-09-11
0