Erkan menatap lekat, pada gadis yang saat ini tengah bermain biola dengan lihai. Alunan lagu My Heart Will Go On terdengar begitu menyayat hati, Sheena bahkan terlihat memejamkan kedua matanya- saat gerakan tangan indahnya semakin lincah memainkan alat musik yang tidak semua orang bisa memainkannya.
Lord Erkan bahkan di buat terpesona setengah mati. Pria itu mati matian menahan kedua kakinya agar tidak bergerak ke arah Sheena, lalu mendekap gadisnya erat.
"Ini- terlalu indah," gumam Erkan, hanya dia dan Bibi Jumma yang mampu mendengarnya. Membuat wanita yang sudah merawat Sheena dari kecil itu, menoleh pada Sang Pangeran. Bibi Jumma menatap keduanya lekat, memanjatkan banyak doa untuk kebahagian mereka berdua. Semoga saja, Putra Mahkota bangsawan Albarack ini lah yang akan membawa Sang Putri pergi dari penjara berkedok istana.
Sementara Sheena, Sang Princess masih fokus pada biolanya. Saat Sheena bermain biola, dia merasa seluruh beban yang ada di kepala serta hidupnya hilang begitu saja. Terlebih lagi kalau ada orang lain yang menyukai keahliannya ini, selain Bibi Jumma.
Maka dari itu- Sheena dengan rela hati menyerahkan semua yang dia bisa pada Sheera. Sheena merelakan Sheera untuk mengakui kalau Sang Putri Mahkota lah yang memilki bakat indah itu, demi bisa tampil di depan banyak mata.
Dan sekarang, Sheena kembali bahagia- saat ada seseorang memintanya kembali bermain, Sheena berusaha memberikan permainan terbaiknya.
Disaat nada terakhir, Sheena sejenak menghentikan gerakan tangannya- membuat Erkan dan Bibi Jumma mengernyitkan dahi karena heran.
"Ada yang datang," ucap pelan Sheena.
Sang Princess menurunkan biolanya, raut wajahnya berubah khawatir. Sheena khawatir kalau keberadaan Sang Teman baru di ketahui oleh pihak istana.
"Anda harus bersembunyi Tuan, aku yakin kalau saat ini- ada beberapa kaki tengah melangkah menuju ke sini!" Sheena segera bangkit, kedua kakinya meraba untuk bisa mendekat pada Erkan.
"satu, dua, tiga, ada tiga pasang kaki," ujarnya lagi.
Sang Princess boleh saja terlahir karena tidak bisa melihat, tapi pendengarannya lebih tajam dan peka.
"Tuan Akara, cepatlah bersem-,"
"Tenanglah Princess, kau jangan khawatir oke! aku akan bersembunyi, tetaplah tenang agar mereka tidak curiga saat masuk kemari," potong cepat Lord Erkan, saat dia melihat Sheena semakin gugup.
Erkan tahu apa yang saat ini tengah Sheena rasakan, khawatir dan takut. Sang Princess takut kalau ada yang mengetahui keberadaannya.
"Cepatlah bersembunyi Pa- Tuan Akara!" kali ini Bibi Jumma ikut angkat bicara.
Terdengar sama khawatirnya dengan Putri Sheena, wanita itu terus saja menatap ke arah pintu.
"Baiklah aku akan bersembunyi, ingat! rileks oke!" secara sadar, Erkan menangkub wajah Sheena lembut- lalu mengusap kedua pipi putih mulus Sang Princess. Membuat Sheena mematung dan hanya mengangguk patuh.
Setelah mengatakan hal itu, Erkan segera beranjak- kedua kakinya membawa dia menuju ke arah tempat tidur. Dengan susah payan, Erkan memasukan dirinya ke kolong- tubuh tinggi besarnya bersentuhan langsung dengan ubin usang dan berdebu.
Bertepatan dengan pintu terbuka, Erkan berhasil menyembunyikan seluruh tubuhnya dikolong tempat tidur gadisnya.
"Hallo Oceana, bagaimana kabarmu hari ini? sepertinya kau semakin menikmati hari hari mu di menara tua ini ya,"
Dahi Erkan berkerut saat mendengar suara seorang wanita, yang terdengar begitu persis seperti Sheena-nya.
"Sheera," gumam Erkan pelan.
Bahkan Lord Erkan dapat melihat kedua kaki Sheera mulai mendekat pada Sheena. Kaki berbalut heels mahal itu melintas di depan matanya, ingin rasanya Erkan meraih kaki Sheera- agar gadis itu terjungkal dan tidak dapat mendekat pada Ratu-nya.
"Ada perlu apa? kenapa Yang Mulia Putri Mahkota sudi berkunjung ketempat kumuh ini. Apa anda tidak takut, kalau kulit mulus yang anda miliki akan kotor dan tidak cantik lagi?" Sheena membalas ucapan Adik kembarnya dengan santai.
Bahkan Sheena terlihat memamerkan senyuman tipis pada Sheera, yang mana senyumannya itu membuat Lasheera semakin muak. Sang Putri Mahkota tahu, kalau Sheena hanya sedang bersandiwara didepannya saat ini.
Pura pura bahagia!
Dasar bodoh!
Semua orang yang ada di istana ini juga tahu, kalau Sheena begitu menderita di menara tua ini. Sheera mencibir Sheena lewat senyuman sinis nya.
"Tidak usah pura pura bahagia Oceana, aku tahu apa yang sedang kau rasa saat ini. Tapi tidak apa, teruslah tersenyum sebelum aku merenggut senyuman mu." desisnya pelan.
"Ah- senang rasanya bukan, saat tidak ada orang yang menyadari kehadiran mu di dunia ini," Sheera terkekeh sendiri, namun ucapannya tidak membuat Sheena terpancing- Sang Princess sudah terbiasa mendengar cacian serta makian dari penghuni istana ini.
"Kalau aku jadi kau, aku akan lebih memilih untuk mengakhiri hidupku dari pada harus menjadi bayangan seseorang," kali ini ucapan Sheera berhasil memancing kepalan tangan seseorang, yang saat ini tengah bersembunyi di bawah tempat tidur.
'Sialan! berani sekali dia menyuruh Sheena ku mati!' desisnya dalam hati.
**SAYANG BANGET TUH BADAN NEMPLOK DI UBIN, MENDING NEMPLOK DI AKU AJA BWAAANGG
SEE YOU DI BAB TERAKHIR
MUUUUUAAACCHHH😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
RossyNara
kamu yang bayangan bukan Sheena
2024-06-01
2
🇦 🇷 🇾 🇦 🇳 🇦 🇲 🇦 🇾 🇦
🤣🤣🤣
2023-09-05
2
*k🎧ki€*
Thor, gatel ya? sini aq garukin 🙄😤🤦♀️
2022-12-11
0