Pejuang Tangguh

Erkan bersiul kecil sembari memutar mutar kunci mobilnya. Pria berkaos hitam itu menuruni anak tangga dengan tergesa, kedua kakinya sama sekali tidak kesusahan saat menapaki satu persatu ubin mahal Istana Albarack.

"Mau kemana kamu?"

Langkah Lord Erkan terhenti, saat mendengar suara wanita yang sangat dia sayangi. Senyuman Sang Lord mengembang, kedua kakinya melangkah cepat menuju Sang Mommy.

"Morning Mom, bagaimana kabar wanita cantik ini, hm?"

Erkan segera memeluk tubuh Yasmine, bahkan tanpa sungkan pria bertato itu memberikan banyak kecupan sayang di pucuk kepala Mommynya.

Yasmine menatap malas pada putranya, selain tampan- Erkan juga pandai merayu rupanya. Sepertinya sifat playboy Elvier menurun pada Sang Putra Mahkota.

"Mau kemana pagi pagi gini udah muter muter kunci mobil? mau ngapel kemana kamu? bukannya hari ini kamu libur kuliah?"

Yasmine terus saja mencecar Erkan, bahkan Sang Permaisuri lebih nyaman berbicara dalam bahasa Indonesia saat bersama Anak serta suaminya- dari pada memakai bahasa Inggris dan Arab.

"Ada urusan sebentar Mom, aku pergi dulu ya. Jangan nakal di rumah, jangan terlalu dekat dengan Daddy!" ucap Sang Lord.

Erkan segera berlari menjauh dari Yasmine, setelah pria itu memberikan satu kecupan di dahi sang Mommy. Sedangkan Yasmine, Sang Permaisuri hanya mengernyitkan dahi mendengar ucapan Erkan.

Apa masalahnya kalau dia berdekatan dengan Elvier? bukankah mereka pasangan sah secara hukum dan agama, lalu dimana masalahnya. Yasmine mengedikkan bahu tak acuh, wanita itu berbalik- namun baru saja Yasmine akan melangkah, suara seruan keras Erkan membuat dia ingin sekali melempar sandal jepit yang dipakainya pada Sang Pangeran.

"AKU TIDAK MAU MEMILIKI ADIK LAGI MOM! CUKUP LIARA SAJA. KALAU MOMMY MAU ANAK KECIL, BIAR ERKAN YANG AKAN MEMBERIKANNYA,"

Yasmine berbalik, kedua matanya melotot mendengar ucapan Erkan.

"HEH! JANGAN MACAM MACAM KAMU AKARAAAAAA! MOMMY BAKALAN SUNAT KAMU LAGI KALAU SAMPAI HAMILIN ANAK GADIS ORANG SEBELUM NIKAH!" teriakan keras Sang Permaisuri, membuat para penghuni istana Albarack mengusap dada dramatis.

🌵🌵🌵

BRAK!

Erkan membanting pintu mobil cukup keras. Pria berkaos hitam itu terlihat memakai kaca mata hitamnya dengan benar. Kedua mata terus saja memindai tempat yang saat ini dia jejaki.

Sepi!

"Aman," gumamnya.

Lord Erkan mendekat kearah tembok yang tingginya mencapai dua meter lebih. Bahkan dengan sengaja, Erkan memepetkan mobil Tesla putih miliknya ke tembok- agar dia bisa menaiki tembok tinggi itu dengan mudah.

Dengan mudah Elvier menaiki atap mobilnya. Bibir cip*okablenya terus saja bergerak, saat Erkan mengunyah permen karet yang ada didalam mulutnya.

Hap!

Dengan sekali lompat Erkan berhasil menggapai ujung tembok, Sang Lord menaiki lapisan beton itu dengan cekatan- seakan sudah sangat terlatih. Mungkin karena dulu saat dia kecil pernah diajak maling mangga oleh Prince Aryan. Mereka berdua menaiki tembok pagar rumah Pak Gunawan, yang tidak jauh dari rumah Opa Bara.

Erkan menghela napas kasar, saat dia berhasil menaiki tembok penghalang. Kedua matanya memindai sekitar, memastikan kalau di area itu tidak ada penjaga atau pelayan yang lewat. Lord Erkan kembali menghela napas, sebelum dia memutuskan untuk melompat kebawah.

Bruuk!

Erkan mendesis saat lompatannya membuat sedikit suara gaduh. Sang Putra Mahkota segera bersembunyi di balik tembok bangunan, saat melihat seorang penjaga mendekat ke arahnya.

Dia harus segera pergi dari tempat ini, sebelum ada orang yang memergokinya tengah menyusup kedalam istana Alfuttain. Sebenarnya Erkan ingin masuk secara baik baik, namun sikap baik baik yang akan dia perlihatkan- pasti tidak akan bisa membuatnya bertemu Sang Ratu.