Erkan menyelinap dengan lihai, bergerak cepat diantara pepohonan dan tembok bangunan. Kelakuan Sang Pangeran sudah persis seperti penguntit, atau bahkan maling murahan- yang hanya mengandalkan tangan dan kedua kakinya.
Bayangkan saja, ini masih pagi hari- tapi Erkan sudah mendatangi kediaman gadis yang sudah dia klaim beberapa hari yang lalu. Tiga hari tidak bertemu, membuat Erkan seperti itik kehilangan induknya. Dia bahkan malas untuk kuliah, malas makan, bahkan saat ada seorang Pangeran dari keluarga bangsawan lain menantangnya balapan, Erkan menolaknya.
Otak serta hatinya terus saja tertuju pada satu nama- yaitu Sheena Oceana. Gadis bermata indah dan lembut, walaupun terlihat kosong tak berjiwa. Manik mata sebiru lautan itu mampu membuatnya kalang kabut.
Dan kini Sang Lord, menekatkan dirinya untuk datang ke kediaman Sang Princess tersembunyi. Walaupun harus dengan cara sembunyi sembunyi, bukannya Erkan tidak bernyali- tapi dia hanya mencari cara kilat agar bisa segera bertemu dengan Sheena.
Kedua sudut bibir Erkan terangkat sempurna saat melihat menara bangunan tua, yang di tempati Sheena sudah terlihat. Tapi ada masalah, di depan pintu masuk ada beberapa penjaga, apa yang harus dia lakukan sekarang?
Meminta izin untuk masuk?
Tidak itu adalah ide gila! sebelum dia diizinkan masuk, Erkan yakin para penjaga pintu itu sudah menyeretnya keluar dari area istana ini. Lebih parahnya, dia pasti akan di bawa ke hadapan Alfuttain dan anggota keluarganya.
Berpikir Lord, ayo berpikir!
Erkan mengetuk-ngetukan sepatu kets yang dia pakai di rerumputan. Kedua matanya bergulir kesana kemari, tengah mencari ide. Namun sekian menit berlalu, ide cemerlang yang Erkan butuhkan tidak kunjung datang. Hingga akhirnya Sang Lord mengalihkan pandangannya ke arah lain, kedua matanya menyipit saat melihat beberapa helai kain panjang tergantung di sebuah tali.
Erkan yakin kalau kain kain itu milik para pelayan wanita istana Alfuttain. Dengan senyuman tipis di bibirnya, Erkan mulai mendekat- berjinjit seperti penguntit. Kedua matanya menatap waspada ke arah sekitar, Erkan berharap tidak akan ada orang yang memergokinya tengah mencuri pakaian pelayan- terlebih lagi milik wanita.
"Apa pun demi kau," gumamnya pelan.
Erkan menarik beberapa kain, setelah merasa cukup- dan seluruh tubuhnya sudah tertutup sempurna, dari kepala hingga kaki. Bahkan Erkan hanya menyisakan kedua matanya, penampilannya sudah mirip dengan pelayan yang biasa membersihkan gedung tempat tinggal Putri Sheena.
"Ayo kita beraksi," ujarnya sedikit geli.
Erkan berjalan santai, dengan langkah yang dia buat seanggun mungkin. Erkan lupa dengan tubuh tinggi menjulangnya- yang mampu membuat orang menatap ke arahnya. Namun sebisa mungkin Sang Lord mengabaikannya, pria yang sudah berpenampilan cantik itu berjalan cepat, agar dia segera sampai di tempat tujuan.
Bahkan saat Erkan melintas didepan seorang pelayan wanita, kedua mata Sang Pelayan menyipit- kala melihat pakaian yang di pakai oleh Erkan. Lumayan longgar, tapi tidak bisa menutupi lekuk tubuh tegap tingginya dengan sempurna.
"Aku seperti pernah melihat kain itu? tapi dimana?" gumam Sang Pelayan, wanita itu terdiam seakan tengah berpikir. Namun seperdetik kemudian dia mengedikan bahunya tak peduli, Sang Pelayan wanita kembali sibuk dengan tugasnya.
Sementara Erkan, pria itu semakin mendekat ke arah gedung tua. Bahkan disalah satu tangannya sudah memegang sebuah sapu, yang entah dia dapatkan dari mana.
Erkan menghela napas pelan, saat melihat dua orang penjaga menatap intens padanya. Seakan tengah memindai penampilannya, dari atas hingga bawah.
"Kenapa tubuh mu tinggi sekali? kau makan apa saat kecil?"
"Astaga, untuk ukuran wanita tubuhmu seperti raksasa," ujar Sang Penjaga lagi.
"Sudahlah jangan ganggu dia. Biarkan pelayan ini mengerjakan tugasnya!" tegur salah satu rekannya.
Pria botak itu membukakan pintu tralis yang mereka jaga, tapi kedua sudut matanya terus saja memindai wanita bertubuh tinggi bercadar yang akan masuk kedalam gedung tua Sang Putri.
Erkan menahan napas saat melihat tatapan menyelidik Sang Penjaga berkepala botak. Dia berharap kalau pria itu tidak akan mencurigainya, Erkan lupa dengan postur tubuh yang dimilikinya.
"Masuk lah! kerjakan dengan cepat tugasmu!"
Sang Lord menghela napas lega, Erkan hanya mengangguk pelan tanpa bersuara. Dia bersikap sebiasa mungkin, agar ketiga penjaga itu tidak mencurigai apa lagi menyadari kalau dia adalah seorang pria.
Erkan segera mempercepat langkahnya, saat dia berhasil masuk. Kedua kakinya membawanya menuju anak tangga yang mengarah ke kamar Sheena-nya.
Erkan menatap sekeliling, bangunan ini begitu mirip dengan istana kecil- namun terkesan kumuh, tua dan angker.
Kedua matanya berbinar saat melihat anak tangga yang dinaikinya sudah mencapai batas akhir. Apa lagi saat melihat pintu besar berwarna coklat, yang menjadi ruangan tersembunyi gadis pujaannya.
Tanpa menunggu lagi, Erkan segera meraih handle pintu lalu mendorongnya pelan, Erkan bersyukur karena pintu ruangan itu tidak di kunci.
Suara dorongan pintu yang di lakukan Sang Lord, membuat dua orang wanita yang ada didalam menoleh. Diantara kedua wanita itu membulatkan mata serta membuka mulutnya lebar karena terkejut, saat melihat siapa orang yang berani masuk kedalam kamar tersembunyi Sang Putri.
"Yang Mulia Putra Mahkota," gumamnya pelan.
Sementara wanita satunya, hanya terdiam- dia tengah menanti siapa orang yang sudahmasuk kedalam kamarnya selain Bibi Jumma, lewat suaranya.
**BAYANGIN AJA LORD ERKAN PAKAI CADAR PLUS TEMAN TEMANNYA 😂😂😂😂😂😂
SEE YOU NEXT TOMORROW
BABAYY MUUAACCHH**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Dyah Shinta
bajunya ga nutup kaki dong
2023-12-23
1
Ida Lailamajenun
parah nih jiwa stalker nya anak menara sutet.wajar umur" 18 thn msh ABG yg berbunga" jika naksir Ama cwek.moga aja sang mommy gk ngamuk klu tau anak bujangnya diam" ngapel cwek tanpa pengumuman lbh dulu..
2022-08-18
2
Winar hasan
ya Ampun...maafkan istri mu suami ku....emak khilaf bentar ya liat yg aduhai....😆😆😆😆😆
2022-08-10
0