Biandra mengurungkan niatnya untuk membangunkan Azalea. Dia memilih untuk meningkalkan apartemen. Biandra ingin memberikan ruang untuk Azalea supaya dia bisa menenangkan dirinya dan meredam emosinya.
Biandra berharap, ketika nanti dia datang untuk meminta maaf pada Azalea, mereka bisa berbicara dalam keadaan tenang, dengan kepala dingin.
***
Grrtttt grrttttt ...
Entah sudah berapa kali ponsel Azalea berdering. Walaupun dia menyadarinya, namun enggan untuk menerima panggilan tersebut.
Karena si penelpon tidak menyerah sama sekali, dengan sangat terpaksa Azalea menerima panggilan dari orang tidak dikenal itu.
"Hallo."
"Azalea ini aku, Zico. "
"Oh Zico. Ada apa?
" Bisa kita bertemu, ada yang ingin aku bicarakan. "
"Emm hari ini? "
"Iya hari ini. Kirimkan alamatmu, aku akan menjemput mu. "
***
15 menit berlalu. Azalea sudah menunggu Zico di depan gedung apartemen.
Zico datang dengan mobil sport nya. Dia turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Azalea.
"Kenapa tunggu diluar?" Tanya Zico.
"Biar cepat." Jawab Azalea sambil masuk ke dalam mobil.
Zico melajukan mobilnya.
"Kita mau kemana?" Tanya Azalea penasaran.
"Kamu sudah makan?"
Azalea menggeleng.
"Mau makan apa?"
"Tidak perlu, nanti aku makan dirumah saja. Kamu mau ngomong tentang apa?"
"Sabar dulu."
Setelah menempuh perjalanan beberapa saat. Zico memarkirkan mobilnya disebuah restoran mewah.
"Mau makan disini?" Azalea memastikan.
"Yapp.. " Sambil melepas safety belt nya.
Azalea yang masih terbengong hanya duduk tanpa turun dari mobil.
Zico membukakan pintu mobil untuk Azalea.
"Ayo turun." Ajaknya.
Azalea menggeleng.
"Kenapa gak bilang dulu kalau mau makan disini. Lihat ni pakaian aku. " sambil menunjukkan pakaiannya yang hanya memakai Tshirt.
"Gak apa-apa, santai aja." Zico mempersilahkan Azalea turun dari mobil. Dan merekapun masuk kedalam restoran.
"Mau pesan apa ?" Tanya Zico sambil melihat-lihat menu.
"Apa aja boleh."
"Hemm baiklah, kalau gitu saya pesan dua Skirt Steak dan dua Lemon Tea." Sambil mengembalikan menu kepada pelayan.
"Baik, itu saja ?" Pelayan kembali memastikan pesanan mereka.
"Iya, hanya itu." Sahut Zico.
Sesaat setelah pelayan meninggalkan meja mereka.
"Jadi apa yang mau kamu omongin ?" Tanya Azalea tanpa basa basi.
"Tentang pertunanganan kita."
Azalea menatap Zico serius sambil menyimak apa yang akan dikatakan Zico.
"Kamu tau aku tidak mencintaimu." Tegas Zico.
Azalea mengangguk.
"Dan aku juga tau kalau kamu juga tidak mencintaiku."
Azalea kembali mengangguk.
"Lalu kenapa kamu mau bertunangan denganku ?" Tanya Zico penasaran.
"Kamu sendiri kenpa setuju dengan keputusan Kakek ?" Azalea balik bertanya.
"Karena alasan pribadi."
"Baiklah, aku juga punya alasan pribadi kenapa bersedia."
Zico menatap heran ke arah Azalea.
Azalea tahu, kini di dalam otaknya pasti sudah bersarang pertanyaan untuk Azalea.
"Berarti pertunanganan ini untuk saling menguntungkan bukan ?" Azalea memastikan.
"Tentu !" Balas Zico.
"Kamu bisa menjaga rahasia ?"
"Tergantung."
"Zico !"
"Iyaa iya. Aku bisa menjaga rahasia. Kamu punya rahasia ?" Zico bersandar disandaran kursi sambil menyimak rahasia apa yang akan dikatakan oleh Azalea.
Azalea berhenti sejenak. Dia menunggu sampai pelayan selesai menyajikan pesanan mereka.
"Aku sedang hamil saat ini."
"APA !" Zico terlonjak dari sandarannya.
"Serius kamu hamil ?" Zico memastikan kalau dia tidak salah dengar.
"Ya, aku hamil. Aku menjual rahimku untuk sepasang suami istri yang tidak memiliki anak."
Zico dibuat tambah bingung jadinya. Dia menatap serius ke arah Azalea sambil mengernyitkan alisnya.
"Aku bukan sepupu kak Maya, Aku menjual rahimku padanya."
"What The Fu*k." Zico terkekeh tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ini berita besar baginya.
"ingat, ini rahasia. Jangan sampai ada yang tau."
"Iya aku tau." Zico meneguk minumannya.
"Statusku sekarang istri siri Mas Bian."
"Kalian juga menikah ?"
"Tentu, kami tidak mungkin berhubungan tanpa menikah."
Zico yang selalu gonta ganti wanita dan bisa berhubungan dengan mudah tidak pernah menganggap bahwa menikah itu penting sebelum berhubungan. Dia selalu menganggap enteng tentang se*s diluar nikah.
"Ini luar biasa." Zico sampai geleng-geleng kepala mendengar rahasia Azalea ini. Dia tidak percaya Biandra sang cucu tersayang dan anak yang paling dibanggakan dalam keluarga besar mereka melakukan hal seperti ini, dan berniat menipu seluruh keluarga.
"Lalu, apa selanjutnya ?" Tanya Azalea.
"Aku berniat mengadakan acara pertunanganan kita secara resmi. Aku ingin menunjukkan pada Kakek, aku serius dengan pertunanganan ini."
"Apa kita akan menikah ?" Untuk kesekian kalinya Azalea memastikan.
"Hemm bisa saja jika diperlukan."
Azalea mengalihkan pandangannya, memandang kosong ke arah minuman yang berada di hadapannya.
"Tapi bagaimana dengan Biandra ?" Tanya Zico.
"Aku rasa dia tidak keberatan. Lagipula diantara kami hanya sebatas urusan pekerjaan. Aku hanya perlu melahirkan anaknya, hanya itu."
"Kamu yakin ?"
"Yakin, sangat yakin."
"Baiklah, berarti kita Deal ?"
"Deal !"
***
Azalea kembali ke apartemen.
Sedangkan di dalam apartemen, sudah ada Biandra yang menunggu Azalea.
"Dari mana aja kamu? "
"Bukan urusan Mas." Azalea masih marah, mungkin lebih tepatnya dia kecewa dengan ucapan Biandra.
Tanpa memperdulikan Biandra, Azalea langsung masuk kedalam kamar.
Biandra bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Azalea dikamar.
"Azalea kita butuh bicara. "
Biandra mendekati Azalea dan meraih tangan Azalea yang hendak masuk ke kamar mandi.
"Aku mau mandi dulu. " Ujar Azalea.
Perlahan Biandra melepaskan tangan Azalea. Baiklah, aku akan menunggu.
Beberapa saat berlalu. Azalea keluar dari kamar hanya menggunakan handuk. Sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.
Biandra langsung menghampiri dan mencegah langkah Azalea.
"Aku minta maaf." Ujar Biandra penuh penyesalan.
Azalea dapat melihat ada ketulusan disana. Entah mengapa, dia bisa dengan begitu mudah luluh dengan Biandra.
"Ada yang ingin aku bicarakan juga dengan Mas"
"Baiklah, katakan saja"
"Bisa Mas tunggu diluar? Aku mau pakai baju dulu"
"Baiklah."
Biandra keluar dari kamar, menunggu Azalea diruang tv. Setelah beberapa saat, Azalea keluar dan menemui Biandra.
"Mas sudah tidak marah lagi? " Azalea memulai percakapan.
"Tidak, aku tau aku salah. Maaf, saat itu aku sangat emosi. Tapi Maya sudah menjelaskan semuanya. Kenapa kamu dan Zico sampai bisa bertunangan"
"Zico mau mengadakan acara pertunanganan kami secara resmi. Untuk meyakinkan Kakek"
Biandra terdiam. Raut wajahnya berubah.
"Kamu setuju? "
Azalea mengangguk.
Biandra meremas kuat rambutnya. Sebenarnya dia sangat marah. Tapi dia tidak ingin kemarahannya justru membuat keadaan semakin kacau.
"Kenapa kamu bisa setuju? "
Azalea terdiam. Lidahnya kelu. Dia tidak mungkin mengatakan pada Biandra alasan kenapa dia setuju dengan permainan Zico itu.
Tidak ada yang bisa dilakukan Biandra, jika sudah berkaitan dengan Kakek. Dia tidak memiliki kuasa apapun.
Apalagi setelah Mamanya memberitahukannya, bahwa keadaan Kakek mulai membaik setelah pertunanganan Zico dengan Azalea.
Kakek Biandra hanya memiliki dua cucu laki-laki, Biandra dan Zico. Yang lainnya cucu perempuan.
Tetapi kedua cucu laki-laki nya itu bak bumi dan langit.
Jika Biandra adalah sosok yang penurut, baik, giat bekerja dan selalu dapat di banggakan. Justru Zico kebalikannya.
Namun rasa sayang sang Kakek sama ke semua cucunya.
Dan dia sangat berharap, agar Zico bisa cepat menikah. Agar tidak lagi gonta ganti wanita. Tidak lagi berfoya-foya di club malam. Tidak lagi mabuk-mabukan. Bisa memiliki kehidupan seperti Biandra.
Itulah harapan terbesarnya. Sedangkan Zico, sedang memainkan peran 'baik' didepan Kakeknya saat ini.
.
.
.
.
.
Bersambung...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Wkwkwkk
tk diwocoaja
2023-11-19
0
Febriyantari Dwi
Kalau ketahuan Lea hamil ...gimana dong?
kok yg bingung aku sih....? ..hehe...othor, ga bingung kah?
2022-10-18
8