Saat Azalea keluar dari kamar, langsung di buat kaget dengan Zico yang sedang berada di atas tempat tidur. Dengan posisi setengah bersandar dikepala tempat tidur.
Matanya tidak teralihkan dari layar ponselnya bahkan ketika Azalea sedikit menjerit karena kaget.
Azalea keluar dari kamar mandi dengan dalam keadaan bug*l. Kebiasaan buruk yang sering dia lakukan sewaktu di apartemen. Setiap akan mandi dia tidak pernah membawa handuk. Dan keluar dalam keadaan bug*l, dengan santainya berlenggang menyusuri kamar.
"Zico! " Sontak Azalea dengan cepat kembali masuk kekamar mandi.
"Ngapain kamu disitu?" Lanjut Azalea setengah berteriak.
"Rumah rumah aku. Ya suka suka aku lah mau dimana. " Jawabnya enteng.
"Tolong ambilkan handuk.!" Pinta Azalea.
Namun tak digubris oleh Zico. Sedangkan didalam kamar mandi, Azalea menunggu kedatangan Zico yang pikirnya akan membawakan handuk untuknya.
Setelah beberapa saat. "Zico." Panggil Azalea memastikan.
"Ambil sendri."
"Tolong lah, aku gak bisa keluar. Atau kamu keluar dari kamar dulu, biar aku bisa ambil handuk."
Kembali tak ada jawaban. Azalea membuka sedikit pintu kamar mandi. Mengintip keberadaan Zico di sana.
Msih dalam posisi yang sama, Zico tak beranjak sedikitpun. Itu membuat Azalea berdecak kesal.
"Jangan berharap aku akan mengambilnya. Kamu bisa tidur di kamar mandi kalau kamu mau."
Kalimat itu membuat Azalea tambah kesal.
"Oke, kalau gitu tutup mata kamu. Aku akan keluar dan mengambilnya sendiri." Azalea nekat.
"Emmm." Zico meletakkan ponsel didadanya, lalu menutup matanya. "Sudah." Lanjutnya.
Azalea membuka perlahan pintu kamar mandi.
'Sial, handuk itu malah berada disitu.' Gumam Azalea pelan. handuk itu berada tepat di bawah kaki Zico.
"Jangan ngintip." Azalea mulai melangkah ragu-ragu dengan tangan menutupi bagian d*da dan M*ss V nya.
"Cepaaatttt!"
Azalea kaget dan panik, takut Zico membuka matanya tiba-tiba.
"Iya iya." Azalea mempercepat langkahnya dan menarik handuk di bawah kaki Zico.
Karena kaget handuk yang berada di bawah kakinya ditarik Zico spontan membuka matanya. Dia pikir ada sesuatu dibawah kakinya.
"Heiii.. " Azalea langsung berbalik dan dengan panik mencoba membentang kan handuk yang terlipat rapi tu.
Bukannya kembali menutup mata, Zico justrus terkekeh dengan tingkah Azalea yang kelabakan karena handuk itu justru tak terbentang-bentang.
Dapat terlihat dengan jelas tubuh mulus Azalea yang sedikit berisi dan bohai itu terpampang nyata dihadapannya.
Pandangannya seakan terhipnotis dan enggan untuk di alihkan.
Azalea berbalik setelah berhasil menutupi tubuhnya dengan handuk.
"Kamu!" Mata Azalea membara. Rasa marah dan malu bercampur menjadi satu.
Belum sempat Azalea muluapkan amarahnya, Zico sudah bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Karena seseorang datang dan menekan bel rumah.
"Ishhh..." Azalea menggenggam geram tangannya. Dilangkahkan kakinya dengan kesal ke arah lemari baju.
***
"Mana Azalea?" Tanpa basa basi. Biandra seakan ingin menerobos masuk.
"Baru siap mandi."
"Suruh dia keluar sekarang."
"Untuk apa?" Tanya Zico pura-pura bodoh.
"Seharusnya dia berada di apartemen sekarang." Mata Biandra langsung teralihkan pada Azalea yang terlihat berjalan ke arah mereka. Dengan menggunakan kemeja putih milik Zico dan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Dadanya terlihat jelas sedang tidak menggunakan bra.
Hanya kemeja dan handuk itu yang bisa dia gunakan. Bajunya dan ********** semua basah.
Biandra langsung menghampiri Azalea dan menarik tangan Azalea tanpa aba-aba. Membawanya berjalan melewati Zico yang hanya menatap tak perduli ke arah mereka.
Didalam mobil, sepanjang perjalanan. Keduanya hanya diam. Hening tanpa bahasa.
Di hadapan kedua laki-laki itu, Azalea seakan memiliki kepribadian ganda. Berbeda jika sedang bersama dengan Zico. Azalea lebih berani dan tidak terima di tindas. Sedangkan di hadapan Biandra, nyalinya menciut bak kucing yang takut pada majikannya.
"Untuk apa Mas jemput aku. Ini kan udah larut Mas." Dengan sangat hati-hati. Nadanya jadi lemah lembut gemulai.
"Kalau aku gak jemput, trus kamu mau tidur disana malam ini?"
Azalea terdiam, Biandra tampak sedang kesal saat ini. Azalea tidak mau tambah memancing kemarahan Biandra.
"Haacciuuuwww..." Azalea bersin.
"Kan pilek jadinya." Biandra menyodorkan selembar tissue untuk Azalea.
"Makasih."
***
Jam menunjukkan pukul 3 malam saat mereka sampai di apartemen. Azalea yang sudah sangat mengantuk langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan terlelap.
Biandra geleng-geleng kepala melihat Azalea tertidur dengan masih menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya.
Dilepasnya perlahan handuk itu, sepelan mungkin agar Azalea tidak sampai terbangun. Dan ketika handuk itu sepenuhnya terlepas. Biandra menelan salivanya saat tatapannya tertuju ke area M*ss V Azalea yang tidak menggunakan dalaman.
Biandra meraih selimut, dan menyelimuti tubuh Azalea. Lalu keluar dari kamar dan merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan tangan diletakkan ke atas dahinya. Berulang kali menghela nafas, mencoba menetralkan perasaannya yang mulai sedikit teganggu.
***
Pagi kembali menyongsong, matahari terlihat cerah pagi ini. Diraihnya guling dan dipeluknya tambah erat. Nyaman sekali, rasanya ingin rebahan seharian ini.
Azalea ingin balas dendam karena kemarin tidak sempat tidur lama karena pagi-pagi sekali sudah harus bangun untuk penyelenggaraan acara resepsi nya.
Walaupun sudah terbangun namun Azalea tetap enggan untuk beranjak. Sampai jam sudah menujukan pukul 12 siang dan perutnya mulai keroncongan. Dengan malas dia bangkit, bukan puas karena bangun kesiangan. Pinggangnya justru sakit.
Azalea berjalan sambil merenggangkan otot-otot nya. Keluar dari kamar dan berharap akan ada susuatu yang bisa dimakan.
Dan benar saja. Diatas meja makan sudah tersaji makanan yang siap untuk di santap.
Dengan ekspresi sumbringah, Azalea berjalan menuju meja makan dan menemukan setanggai mawar dengan sepucuk memo.
"Selamat makan sayang!"
'Uhhh manis sekali.' Azalea langsung kegirangan dan tersipu dengan perlakuan manis itu.
Entah apa yang terjadi, sampai Biandra berlaku romantis hari ini.
Diraihnya mawar itu, dihirup dalam aroma wangi dari sari mawar. 'Mungkin suasana hatinya lagi bahagia.' Gumam Azalea pada dirinya sendiri.
Azalea pun tidak sungkan dengan makanan yang sudah tersaji itu. Makannya sangat lahap. Rasanya enak sekali.
'Apa mungkin dia yang masak?' Sambil mengernyitkan keningnya, dengan suapan dadar gulung dengan ukuran besar yang membuat mulutnya penuh dan hampir tidak bisa dikunyah.
Azalea terkekeh seorang diri. Memikirkan hal manis ini membuat dia tersipu dan berharap setiap hari akan mendapatkan perlakuan manis ini.
Grrttt ...
Ponselnya berdering. Azalea bangkit dan berjalan menuju ponselnya yang di letakkan di atas meja tv.
Terpampang nama Zico di layar ponselnya.
"Hallo!" Sapa Azalea dengan nada tidak ramah.
"Suka dengan makanannya?"
Mata Azalea terbelalak. Melirik spontan ke arah meja makan.
'Jadi itu dari Zico?'
.
.
.
.
.
>>>BERSAMBUNG<<<
Jika kalian suka dengan Novel ini, Jangan lupa-
Like ✅
Komen ✅
Tambahkan ke Rak ✅
Terus dukung Author agar tambah semangat menulis bab bab selanjutnya.
*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ TERIMAKASIH ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Wkwkwkk
ziko suka mempermainkan perempuan kelitanya
2023-11-19
0
𝓭𝓪𝓪𝓱𝓱𝓱
sumpah q binggung lo
2022-10-03
7
𝓭𝓪𝓪𝓱𝓱𝓱
Thor ko q bingung ya bian blm ucap talak tapi Lea udah ijap sah ma Zico terus hukum nya piye kasih penjelasan ya Thor🙈🙈
2022-10-03
6