Biandra mengirimkan kontak Siska pada Azalea.
Azalea mencoba memberanikan diri untuk menghubungi Siska setelah berulang kali menyusun kata-kata.
"Hallo."
"Hallo Mbak Siska, ini saya Azalea."
"Oh iya Bu Azalea, Pak Biandra sudah memberitahukan pada saya tentang Anda yang akan mendaftarkan sekolah asrama untuk adik Anda. Bisa Anda kirimkan semua berkas dan informasi tentang sekolah itu. Saya akan mengurusnya." Dengan begitu ramah. Baru kali ini Azalea dilayani dengan begitu sopan oleh orang lain. Azalea sampai terharu di buatnya.
Berstatus sebagai istri siri Biandra sungguh sangat menguntungkan baginya. Ternyata uang bisa mengurus segala hal dengan mudah.
Dia termangu setelah panggilan telpon itu dimatikan.
Kalimat yang sudah disusunnya panjang lebar justru tak berguna sama sekali.
"Enak ya jadi orang kaya." Gumamnya seorang diri.
Setelah sadar, Azalea langsung mengirimkan segala yang dibutuhkan Siska.
***
Grtttt....
Azalea meraih ponselnya yang diletakkan di atas sofa tak jauh dari tempat dia berbaring.
Saat ini dia sedang menikmati film kartun di salah satu stasiun televisi.
Rasanya nyaman sekali. Rebahan seharian tanpa melakukan apapun.
Kehidupannya menjadi sangat menyedihkan dan sangat melelahkan 10 tahun terakhir.
Ibunya meninggal disaat melahirkan Azriel. Dan ayahnya membawa istri pertama dan anaknya untuk ikut tinggal dirumah mereka 3 bulan kemudian dengan dalih agar ada yang menjaga anak-anak.
Namun, itu semua justru tidak Azalea rasakan sama sekali. Bukan dijaga, Azalea justru di jadikan pesuruh oleh Ibu dan Abang tirinya.
"Kakak ke apartemen sebentar lagi." Pesan singkat dari Maya.
Azalea melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang.
Dia pun bangkit dari rebahan nya.
Membalas pesan singkat tersebut. Lalu berinisiatif memasakkan sesuatu untuk Maya.
Maya tiba tepat setelah Azalea selesai memasak.
"Hemmm harumnya." Kalimat yang di ucapkan Maya saat memasuki apartemen.
"Kakak udah sampai ?" Sambil menata makanan di atas meja makan.
"Wahhh kayanya enak nih ?" Dengan ekspresi excited. Maya duduk di meja makan.
"Kakak mau makan ? Biar aku ambilkan piring."
"Boleh boleh."
Mereka pun menikmati makanan itu sambil mengobrol.
"Gimana semalam ?" Pancing Maya.
Azalea hanya menatap Maya dengan ekspresi tak mengerti.
"Dipakai gak baju tidur yang Kakak kasih." Lanjut Maya.
"Pakai Kak. Tapi Mas Bian nya gak suka. Bajunya disuruh ganti." Jawab Azalea polos.
Maya justru terkekeh mendengar penjelasan itu.
"Trus trus gimana ?" Maya masih penasaran dengan kelanjutan cerita semalam.
"Aku kekamar trus tidur. Mas Bian nya tidur di sofa."
"Lah kok gitu."
Azalea menaikkan kedua bahunya.
"Yaudah deh. Selesai makan temani Kakak ke mall yukk." Ajak Maya.
"Hemm iyaa boleh."
Azalea sedang bersiap-siap, sedangkan Maya memilih untuk menghubungi Biandra sambil menunggu Azalea selesai.
"Iyaa sayang." Jawab Biandra dari panggilan telpon itu.
"Bian, kita kan udah sepakat untuk mengakhirinya secepat mungkin. Tapi kenapa kamu masih belum melakukannya." Ujar Maya to the point.
"Aku belum siap May. Kasih aku waktu beberapa hari lagi."
"Tapi Bian..."
"Aku lagi banyak kerjaan. Nanti kita bahas dirumah. Love you sayang." Biandra mematikan panggilan telpon itu.
Saat Maya berbalik, ternyata Azalea tepat di belakangnya.
"Aku udah siap Kak."
"Eh iyaa... Ayo." Maya jadi salah tingkah.
Mereka melaju menuju mall, melewati hiruk pikuk kota dan setelah 5 menit perjalanan mereka sampai ditempat tujuan.
Maya memang memilih mall yang tidak terlalu jauh dari apartemen, agar tidak harus menempuh perjalanan yang lama.
Outlet pertama yang di tuju oleh Maya adalah tempat penjualan perlengkapan bayi.
"Lihat deh, lucu-lucu banget kan." Tampak jelas dari wajah Maya, kalau dia sudah sangat tidak sabar untuk memiliki bayi.
Azalea hanya mengikuti langkah Maya yang terus melihat satu persatu produk yang berada di outlet tersebut.
Maya memandang lama sepasang sepatu bayi dengan bulu-bulu halus.
Akhirnya, dia tidak bisa menahan untuk tidak membelinya.
Jadilah Maya membeli sepasang sepatu bayi imut itu.
"Kita nonton yuk." Tawar Maya.
"Boleh juga."
Mereka pun berjalan menuju bioskop yang berada di mall tersebut.
"Maaf Kak." Ujar Azalea tiba-tiba.
"Kenapa ?" Tanya Maya yang penasaran dengan kalimat yang tiba-tiba keluar dari mulut Azalea.
Azalea menghentikan langkahnya. Lalu meraih tangan Maya.
"Aku janji, akan memberikan Kakak bayi secepatnya."
Maya tersenyum. "Janji."
Azalea mengangguk semangat.
Dia pikir memiliki anak bisa semudah membalikkan telapak tangan.
"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang."
"Apa Kak."
"Membuat Bian tidur denganmu. Katanya dia butuh waktu, karna dia belum siap. Tapi aku sudah tidak sabar."
"Aku mengerti."
Maya tersenyum. Namun hatinya terenyuh.
Mereka kembali melanjutkan langkah kaki mereka menuju bioskop.
***
"Siska, kamu sudah mendaftar kan Adik Azalea ke sekolah asrama itu ?"
"Sudah Pak, semuanya sudah beres."
"Em baiklah. Saya akan pulang sekarang. Tolong bereskan berkas penting di atas meja saya."
"Baik Pak."
***
Biandra pulang, namun tak mendapati Maya dirumah.
"Ibu mana mbak ?"
"Udah keluar Tuan, katanya mau ke apartemen Bu Azalea."
Biandra mengambil ponselnya lalu menghubungi Maya.
"Dimana sayang." Tanyanya saat panggilan itu di terima oleh Maya.
"Di mall dekat apartemen Lea. Kamu udah pulang ya ?"
"Iya, aku baru aja sampe rumah. Aku jemput yaa."
"Iya boleh."
Maya mematikan panggilan tersebut dan mengirimkan pesan kepada supirnya.
"Mas Bian Kak ?"
"Iyaa, dia mau jemput kita katanya. Kita ngopi dulu sambil tunggu dia datang ya."
"Emp iyaa."
***
Selang beberapa saat, Biandra datang.
"Kopi sayang ?" Tawar Maya kepada Biandra yang baru saja ikut bergabung bersama mereka.
"Gak sayang, udah selesai ? Kita pulang sekarang ?"
Berada diantara dua orang ini. Azalea sering menjadi sosok kasat mata yang terabaikan.
"Bentar lagi deh sayang. Eh, kamu lihat deh." Sambil mengambil salah satu barang belanjaannya. "Imut banget kan." Maya menunjukkan sepasang sepatu bayi tadi pada Biandra.
"Em bagus. Tapi kok kamu beli ini ? Untuk apa ?" Tanya Biandra heran.
"Untuk persiapan."
"Kan masih lama sayang." Sambil mengusap kepala Maya dengan lembut.
Tiba-tiba ...
"Bian... Maya..." Sapa seorang ibu-ibu.
Biandra dan Maya menoleh ke arah sumber suara.
"Eh Tante." Ucap Maya kaget ketika melihat adik dari ibu Biandra datang menghampiri mereka.
"Kamu udah hamil." Sambil melirik ke arah sepatu bayi yang sedang di pegang Maya.
"Ini hadiah untuk kawannya Maya yang sedang hamil Tante." Jawab Biandra berbohong.
"Oohhhh... Tante pikir kamu sedang hamil." Ucap sang Tante sambil duduk ikut bergabung bersama mereka. "Ini siapa ?" Lanjutnya saat melihat Azalea.
"Sepupu aku Tan." Jawab Maya, jawaban itu memang sudah di persiapkan mereka semenjak jauh-jauh hari. Karena mereka pasti akan sering bersama nantinya dan pasti akan bertemu dengan orang-orang terdekat mereka.
Mereka pun berbincang beberapa saat. Membahas tentang pernikahan anak dari Tante Ria yang akan menikah Minggu depan.
"Datang ya nak." Ujarnya pada Azalea.
"Iyaa Tante." Sambil tersenyum canggung.
"Yaudah, Tante duluan yaa."
"Iya Tante, ini kami juga mau balik." Balas Maya.
"Huffftttt ... Kaget aku." Ujar Maya saat Tante Ria meninggalkan meja mereka.
Biandra hanya terkekeh sambil mengacak rambut Maya.
"Balik yuk." Ujar Biandra sambil berdiri. Dan diikuti oleh Maya juga Azalea.
Biandra mengantar Maya pulang terlebih dahulu, setelah itu dia pulang ke apartemen bersama Azalea.
>>>TO BE CONTINUED<<<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Nurmala
Mesranyaaaa 🥰
2022-12-07
5