"Kamu kerja hari ini ?" Tanya Maya pada Biandra yang sedang memakai dasi.
"Iya sayang. Hari ini ada rapat penting."
"Pulang jam berapa ?"
"Malam ini kamu jangan tungguin aku. Mungkin nanti aku langsung ke apartemen Azalea. Lagi pula malam besok kita kan mau nginap dirumah Kakek." Biandra meraih jasnya dan mengecup kening Maya. "Aku pergi ya."
Maya tinggal seorang diri dikamar besar itu. Hatinya membatin. Walaupun suaminya berkata tidak akan mencintai Azalea dan bisa menjaga perasaannya. Namun nyatanya ada sesuatu yang berbeda dari sikapnya tanpa disadarinya.
***
Pekerjaan kantor yang menumpuk membuat tubuh Biandra terasa lelah.
"Assalamualaikum." Sapanya saat masuk kedalam apartemen.
"Walaikumsalam." Sahut Azalea yang sedang menonton diruang tv.
Biandra langsung menghampiri dan merebahkan kepalanya dipangkuan Azalea.
"Capek ya ?" Tanya Azalea sambil mengurut pelan kepala Biandra.
"Empp, capek banget. Kerjaan aku jadi numpuk karena hampir sebulan gk masuk kerja."
"Maaf." Lirih.
Biandra melirik ke arah Azalea.
"Bukan gara-gara kamu."
"Trus ?"
"Ya gara-gara aku sendiri lah. Siapa suruh gak masuk kerja." Terkekeh pelan.
"Oh iya, malam besok aku gak kesini ya. Ada pesta dirumah Kakek. Jadi kami akan nginap disana." Lanjut Biandra.
"Ikuutttt..." Dengan ekspresi manjanya.
Biandra terdiam. Memikirkan sesuatu.
"Gak apa-apa juga kok kalau gak boleh." Azalea mengalihkan pandangannya, menekan tombol di remote tv untuk mengganti channel.
Azalea tidak pernah meminta apapun pada Biandra selama ini. Hanya ini permintaan pertamanya semenjak setelah Biandra menikahinya.
"Iya boleh." Jawab Biandra.
"Gak usah aja, lagian besok aku harus belanja bulanan." Sahut Azalea. Bukan karena ngambek. Dia memang berencana untuk belanja bulanan besok. Tadipun permintaannya itu hanya asal keluar dari mulutnya.
Biandra bangkit dari rebahannya. Dan duduk menghadap ke arah Azalea.
"Beneran kok boleh. Kamu ikut aja besok." Biandra jadi takut kalau Azalea akan ngambek karena jawabannya yang sedikit terlambat tadi.
"Gak usah aja Mas. Beneran, besok tuh aku mau belanja."
"Gak gak gak. Pokoknya kamu harus ikut."
"Gak mau."
"Harus mau."
"Gak."
"Oohhhh ..." Biandra menggelitik pinggang Azalea sampai dia menjerit karena geli. Sedangkan Biandra justru tertawa terbahak melihat Azalea yang menjerit sambil tertawa karena ulah Biandra tersebut.
***
Setelah selesai dengan aktivitas paginya. Mereka pun berangkat menuju kekediaman Maya. Untuk menjemput Maya, setelah itu mereka akan langsung menuju kerumah Kakek Biandra.
Azalea tidak berhasil meyakinkan Biandra kalau dia tidak serius dengan keinginannya itu. Namun, Biandra yang keras kepala tidak mau tau dengan itu dan Azalea tetap harus ikut.
Azalea turun dari jok depan mobil. Dan pindah ke jok belakang.
Kini, jok itu sudah ditempati oleh sang pemilik.
Ada rasa sedikit canggung di antara Maya dan Azalea. Mungkin karena mereka sudah jarang bertemu. Namun seiring waktu, mereka kembali seperti semula.
Sesampainya di kediaman sang Kakek. Semua sedang sibuk dengan persiapan acara.
Pesta yang akan di adakan nanti malam melibatkan seluruh keluarga.
Maya dan Biandra memperkenalkan Azalea sebagai sepupu Maya kepada sanak saudara.
Mereka percaya begitu saja.
Untungnya, Azalea diterima hangat oleh seluruh keluarga.
Pembawaan Azalea yang ramah dan sopan membuat dia disenangi oleh semua orang.
Azalea, Maya dan Biandra sedang mengobrol sambil meneguk secangkir coklat hangat ditaman belakang.
"Kamu..." Azalea menoleh kearah sumber suara. Dia hanya menatap heran. Itu si pengemudi yang mencipratkan air kepadanya.
"Haii akhirnya kita ketemu lagi." Ujar Zico sok akrab. Yap, si pengemudi itu adalah Zico, sepupu Biandra.
"Kalian udah saling kenal ?" Tanya Maya penasaran.
Dan Zico menjelaskan kronologinya.
Zico tak segan segan ikut bergabung bersama ketiga orang itu.
Walaupun sudah jelas-jelas Biandra menunjukkan ketidaksukaannya.
Kedua laki-laki itu memang tidak pernah akur dari kecil.
"Jadi ternyata kamu sepupunya Maya ya."
Azalea mengangguk, sambil tersenyum kikuk.
"Wah, aku jadi tambah gak enak lagi nih. Sorry banget yaa, tapi aku janji. Aku akan traktir kamu untuk ganti ruginya."
"Ehemm..." Biandra berdehem.
"Minta traktirannya di tempat paling mahal Lea. Mumpung lagi kesempatan." Tambah Maya.
"Gak usah. Gak apa-apa kok. Lagian kan Anda gak sengaja." Ujar Azalea.
Biandra bangkit dari kursinya. Dan meninggalkan mereka dengan ekspresi kesal.
"Aku kesana dulu ya. Nikmati ngobrolnya." Sambil menepuk punggung tangan Azalea, Maya pun ikut menyusul Biandra.
Tinggallah Azalea berdua dengan Zico di taman itu.
Tidak butuh waktu lama untuk keduanya menjadi akrab.
Azalea merasa mengobrol dengan Zico cukup menyenangkan. Ditambah lagi umur mereka yang tidak jauh berbeda membuat Azalea tidak terlalu segan mengobrol atau bercanda dengan Zico.
Pesta dimulai. Zico masih betah saja menempel di dekat Azalea.
"Kini mereka sedang duduk di meja bersama dengan seluruh keluarga besar." Sedangkan di meja-meja yang lain, terdapat tamu-tamu undangan yang juga sedang menikmati makan malam.
Melihat ke akraban Azalea dan Zico membuat ibu Zico penasaran.
"Sepertinya kalian cocok berdua." Kalimat itu justru membuat Biandra tersedak.
Maya menepuk pelan punggung Biandra.
"Masa sih Ma ? Emangnya Mama setuju kalau aku sama Azalea ?" Balas Zico yang tahu kalau Mamanya sedang menggodanya.
"Setuju, memangnya kapan Mama pernah tidak setuju dengan pilihan kamu. Iya kan Pa." Kini Mama Zico juga melibatkan Papa Zico dalam percakapan ini. Sedangkan yang lain hanya terkekeh melihat candaan mereka.
"Empp iyaa..." Sambil mengelap bibirnya dengan tissue. "Kalau memang sudah cocok, langsung nikah saja."
Mendengar kalimat itu, semua tertawa.
Hanya Biandra yang meremas kuat tangannya, karena geram.
Juga Azalea yang merasa candaan ini tidak lucu. Dia hanya membalasnya dengan senyuman canggung.
"Tapi tapi... Kita juga harus dapat persetujuan dari pihak wanitanya dong." Sahut saudara jauh Biandra. "Gimana Maya, kira-kira setuju gak kalau Azalea sama Zico ?" Tanyanya memastikan.
Maya terdiam cukup lama. Sambil melirik satu persatu tatapan yang sedang menunggu jawabannya.
"Setuju !" Ucapnya setelah beberapa saat.
Dan semua kembali terbahak.
Kakek Biandra yang sedari tadi hanya diam. Kini ikut serta. Beliau bangkit dari duduknya.
"Mohon perhatian sebentar." Semua keluarga dan juga para tamu jadi terdiam dan melihat ke arahnya.
"Saya punya sedikit pengumuman. Dimalam yang berbahagia ini saya bersyukur karena masih diberikan umur, untuk menikmati acara pertemuan ini. Saya tau diusia seperti saya ini, kapan saja saya bisa mati. Tapi malam ini, melihat keluarga dan semua orang yang berada disini tertawa, bahagia, rasanya tidak ada penyesalan jika saya harus mati malam ini. Namun, ada satu hal lagi yang belum tercapai dalam hidup saya saat ini. Tapi sekarang saya." Ucapannya terhenti.
Semua menunggu kelanjutan dari ucapannya.
"Malam ini, acara pertemuan ini. Akan menjadi malam pertunanganan cucu saya Zico."
Semua saling melirik satu sama lain.
"Dengan Azalea." Lanjut sang Kakek.
Biandra terlonjak dari duduknya.
"Kakek !" Ucapnya dengan nada meninggi.
Mamanya yang juga duduk disampingnya langsung menarik tangan Biandra. Meremasnya kuat.
"Jangan buat Kakek mu marah." Bisiknya mengingatkan.
"Ada apa Bian ? Apa kamu keberatan ?" Tanya sang Kakek memastikan.
"Tidak, tentu saja tidak. Bian justru bersyukur karena dengan itu akan lebih mengeratkan kekeluargaan kita dengan Maya. Jawab Mama Biandra dengan cepat.
Sang Kakek terkekeh puas lalu kembali duduk.
Sedangkan Azalea, bisu seribu bahasa. Dia mengutuk dirinya sendiri. "Apa lagi yang akan terjadi dalam hidupmu Lea." Benaknya.
Lain halnya dengan Zico. Laki-laki itu sama sekali tidak ambil pusing dengan permasalahan itu.
Baginya itu tidak penting. Kehidupannya yang dikelilingi banyak wanita sering kali membuat dia menganggap remeh sebuah hubungan.
Namun, jika Kakeknya serius dengan apa yang diucapkannya. Dia siap menurutinya.
.
.
.
.
Bersambung...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Nurmala
Thorrrrrr.. aku kasih bom like yaa
2022-12-07
5