Semenjak sering bersama Azalea, kini Biandra sudah tidak pernah lupa shalat. Buktinya, saat azan subuh berkumandang dia langsung bangun. Mengecup lembut kening Azalea yang masih tertidur dalam dekapannya.
"Waktunya sholat subuh sayang." Biandra mencoba membangunkan Azalea. Tidak butuh waktu lama untuk membangunkan Azalea.
Setelah mandi, mereka pun menunaikan shalat subuh berjamaah.
"Mau sarapan apa hari ini ?" Tanya Azalea sambil melipat mukenah nya.
"Emmm apa yaa..." Sambil berfikir. "Omelette sosis abon aja deh."
Azalea mengangguk paham, dan bergegas menyiapkan sarapan.
Disaat sedang sibuk didapur, Biandra datang menghampiri sambil memeluknya dari belakang.
"Kenapa Mas ?"
"Cuma pengen peluk aja."
"Nanti omelette nya hangus ni."
"Walaupun hangus tetap aku makan."
Biandra tetap tidak melepaskan pelukannya walaupun tahu Azalea kesulitan memasak karena dekapannya.
Dibenamkan wajahnya antara pundak dan leher Azalea. Dihirup nya dalam-dalam aroma tubuh Azalea.
"Kamu wangi banget."
"Kan habis mandi Mas."
"Gak, aroma tubuh kamu tuh beda. Kaya ada manis-manisnya." Ucap Biandra lalu terkekeh.
"Apaan sih. Kamu pikir aku le mineral." Azalea ikut terkereh dengan candaan Biandra.
Terdengar dari kejauhan suara ponsel Biandra berdering.
"Ada yang telpon tuh."
"Em iya, aku angkat telpon dulu." Sebuah kecupan mendarat di pipi Azalea.
Biandra berjalan menuju meja makan. Meraih ponselnya yang diletakkannya disana.
"Hallo May."
Azalea menoleh ketika Biandra menyebut nama itu. Ada sesuatu yang berbeda di hati Azalea, namun dia mencoba untuk menepis nya.
"Iyaa, bentar lagi aku pulang." Biandra mematikan panggilan itu lalu kembali meletakkan ponselnya. Saat dia berbalik dan ingin menghampiri Azalea, ternyata Azalea sedang berjalan menuju meja makan dengan dua piring omelette di tangannya.
"Kak Maya bilang apa Mas ?"
"Mama aku mau kerumah hari ini. Jadi aku harus pulang."
"Hemmm." Mengangguk-anggukkan kepalanya.
Setelah sarapan, Biandra langsung bergegas untuk pulang.
Tinggallah Azalea seorang diri. Setelah hampir satu bulan Biandra tidak pernah meninggalkannya sebentarpun, kini ketika Biandra pulang kerumahnya bersama Maya, seakan ada sesuatu yang hilang dari Azalea.
Dia mencoba menetralkan perasaannya.
Entah perasaan aneh apa yang sedang hinggap di dadanya. Ada sesuatu yang sesak, sesuatu yang membuat dia sulit bernafas.
Azalea mencoba menghela nafas panjang berulang kali.
Sampai akhirnya memilih untuk menghirup udara segar dari luar apartemen.
***
Biandra sampai kekediamannya dengan Maya. Ternyata ibunya sudah duluan sampai.
"Ma, kok udah sampai." Sapa Biandra saat memasuki ruang keluarga dan melihat sudah ada Mamanya disana.
Lalu Biandra pun ikut duduk bersama Mamanya dan juga Maya.
"Iya, ada yang mau Mama omongin."
"Tentang apa Ma ?"
"Kakek kamu akan mengadakan pesta dirumah. Sebenarnya itu untuk menyeleksi siapa yang pantas menjadi penerus perusahaan. Menurut yang Mama tau, dia akan menulis wasiatnya setelah acara itu. Jadi kamu harus bisa mengambil hati kakekmu di malam pesta nanti."
"Udahlah, Mama gak perlu khawatir. Kakek pasti akan serahin semuanya ke Bian."
"Kamu jangan terlalu percaya diri. Asal kamu tau, Zico sudah kembali seminggu yang lalu. Dan dia selalu mencari muka di depan kakek mu." Cetus Mama Biandra dengan kesal.
Pasalnya, perusahaan itu memang di bangun oleh kakek Biandra. Namun, yang membesarkan nama perusahaan itu adalah Biandra dan Ayahnya. Apa lagi setelah ayah Biandra meninggal karena serangan jantung. Secara otomatis Biandra seorang diri yang terus berusaha untuk tetap membuat perusahaan semakin maju dan sukses.
Sedangkan Zico, adalah Anak dari Adik Ayah Biandra.
Biandra menggenggam tangan Mamanya. "Mama tenang aja. Aku pasti akan berusaha semampu aku agar perusahaan tidak jatuh ke tangan yang salah."
"Kamu janji ? Mama tidak rela melihat apa yang sudah diperjuangkan oleh ayahmu selama ini justru jadi milik orang lain." Matanya berkaca-kaca, wanita paruh baya itu menaruh harapan yang sangat besar pada Biandra. Anaknya satu-satunya.
"Aku janji." Biandra meyakinkan Mamanya, sekaligus juga untuk menenangkannya.
"Yaudah kalau gitu. Mama pulang dulu." Mama Biandra bangkit dari duduknya. "Oh iya, kamu dari mata tadi. Kenapa pagi-pagi sekali sudah keluar ?" Mamanya penasaran.
"Hah... Anu, tadi keluar ada perlu bentar sama temen." Jawab Biandra gelagapan.
"Hemmm, yaudah itu jangan lupa pestanya. Nginap !" Sambil berjalan keluar rumah. Dan di ikuti oleh Biandra dan Maya yang mengantarnya sampai pintu rumah.
"Siap bos."
***
Azalea berjalan menyusuri trotoar jalan.
Jalanan yang masih basah karena diguyur hujan semenjak subuh tadi mengeluarkan aroma khasnya.
Rintik-rintik halus masih menyapa, membuat suasana pagi serasa semakin sejuk.
Azalea memasukkan tangannya kedalam saku hoodie yang dikenakannya. Mencari kehangatan didalam sana.
Dipandanginya gedung-gedung pencakar lagi di sejauh matanya memandang.
Dan...
Serrrrrr...
Seorang pengemudi mobil tidak sengaja mencipratkan air yang tergenang disamping jalan ke arah Azalea.
"Aishhhhh..." Azalea spontan langsung membalikkan badannya, namun cipratan air itu berhasil membuat dia basah kuyup.
"Sorry sorry sorry... Aku gak sengaja." Si pengemudi menghampiri dan merasa sangat bersalah.
"Iya gak apa-apa." Azalea tidak menoleh. Dia sibuk menepuk-nepuk hoodienya yang sudah basah.
"Emm gimana kalau aku ganti dengan baju baru. Kamu tujuannya mau kemana ? Atau..." Tampak jelas diwajah si pengemudi kalau dia sangat gugup.
"Udah udah gak apa-apa. Tempat tinggal aku Deket kok. Gak usah repot-repot. Silahkan lanjutkan perjalanan Anda."
"Gak bisa, aku tetap harus ganti rugi. Gini aja, gimana kalau kamu kasih kontak kamu. Nanti aku akan kirimkan ganti ruginya." Sambil menyodorkan ponselnya.
"Hufttt ... Beneran gak apa-apa kok. Anda tidak perlu ganti rugi. Silahkan lanjutkan perjalanan Anda." Azalea berbalik dan meninggalkan si pengemudi yang masih tetap memandang ke arah Azalea walaupun dia sudah berjalan jauh.
***
"Aku pikir kamu udah lupa jalan pulang." Ujar Maya sambil berjalan kembali ke arah ruang keluarga setelah melepas kepergian Mamanya Biandra.
Wajahnya tampak kesal.
"Maksud kamu." Sambil mengernyitkan alisnya. Biandra berjalan menghampiri Maya.
"Semoga kamu gak lupa deh dengan status kamu."
"Maksud kamu apa May ?"
"Udahlah lupain aja. Aku males bahasny."
"Kamu kenapa sih ? Kok jadi aneh gini."
"Bian, kamu sadar gak yang istri sah kamu itu aku. Tapi kenapa kamu justru lebih banyak menghabiskan waktu disana ketimbang disini ?"
"Aku kan jagain Azalea Maya. Dia sedang sakit."
"Kamu kan bisa sewa perawat untuk jagain dia."
"Bukannya dari awal kamu udah setuju. Kenapa sekarang jadi dipermasalahkan."
Maya terdiam. Matanya berkaca-kaca, dadanya sesak.
Biandra mendekat dan memeluk istrinya.
"Aku takut kamu jatuh cinta pada Azalea, Bian." Tangisnya pecah.
"Kamu gak usah mikir yang gak-gak May. Aku tau kok, tugasnya dia dan aku apa. Hubungan kami gak mungkin lebih dari itu. Kamu percaya deh sama aku."
"Kamu janji. Kamu tidak akan pernah punya perasaan lebih ke Azalea."
"Iya aku janji." Kalimat penenang itu tidak hanya terlontarkan begitu saja dari mulut Biandra. Dia memang merasa, kalau dia bisa menjaga perasaannya. Dia tidak mungkin akan jatuh cinta pada Azalea. Dia hanya menganggap Azalea hanya sebagai Rahim Pengganti untuk Maya. Hanya itu, tidak lebih. Sampai detik ini dia masih sangat mencintai istrinya.
.
.
.
Bersambung...!
Bagi yang suka dengan Novel ini, jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa.
Dengan cara coment, like, dan subscribe.
Terimakasih
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Wkwkwkk
ya begitulah kl py madu
2023-11-18
0
Febriyantari Dwi
Mulai...hehe...cburu juga kan May...
emangnya enak apa....cari madu🤔🤭
2022-10-18
9