Dua hari berselang. Biandra tidak datang ke apartemen setelah kejadian dua malam yang lalu.
Namun kali ini dia sudah bertekad. Tidak mungkin dia terus mengulur waktu.
Saat masuk ke dalam apartemen, didapatinya Azalea sedang menonton. Namun Azalea tak menggubris sama sekali kedatangannya.
"Kamu marah ?" Tanya Biandra. Lalu dia duduk mendekati Azalea. "Sorry." Lanjutnya lagi.
Masih tak ada tanggapan.
Biandra meraih tangan Azalea.
"Aku sudah berjanji pada Maya untuk melakukannya malam ini."
Mendengar kalimat itu, harga diri Azalea sebagai seorang wanita sangat terluka.
Namun, dia kembali sadar. Harga dirinya sudah di beli dengan harga tinggi oleh kedua pasangan suami istri ini.
"Baiklah. Ayo kita lakukan." Ujar Azalea sambil berdiri dengan wajah tampak kesal.
"Aku tidak akan melakukannya jika kamu terpaksa."
Azalea mendengus kesal.
Ditatapnya dalam-dalam wajah Biandra.
Di sandarkannya tubuh Biandra pada sandaran sofa. Lalu Azalea duduk ke atas paha Biandra.
Dia mempelajari adegan itu ketika menonton film Horor dua malam yang lalu bersama Biandra.
Dilumatnya bibir Biandra dengan agresif.
Biandra yang tadinya sempat tak percaya dengan apa yang dilakukan Azalea justru ikut terbuai.
Kembali di balas ******* itu dengan tak kalah agresif nya.
Dengan cepat tangan Biandra bermain di atas dua gunung milik Azalea.
Kini Azalea mulai terengah. Suaranya mulai mendesah ketika jari Biandra menyentuh bagian sensitif di tubuhnya.
Biandra mengangkat tubuh mungil Azalea dan dimasukkannya kedalam kamar.
Direbahkan tubuh itu keatas tempat tidur dan ditindih nya.
Biandra melepaskan baju Azalea sampai tak tersisa satu benangpun.
Setelah itu, dia juga membuka baju dan celananya.
Kini keduanya benar-benar tak tersisa sehelai benangpun di tubuh mereka.
Biandra memainkan jari dibawah sana. Membuat Azalea semakin mendesah.
Dic*umnya setiap jengkal tubuh Azalea.
Setelah memastikan Azalea sudah terbuai dan bergairah. Biandra perlahan memasukkan sesuatu yang sudah mengeras itu membelah sesuatu yang sempit di bawah sana.
"Aahhh..." Erangan Azalea.
"Sakiittt Mass." Azalea meremas kuat lengan Biandra.
"Tahan sedikit." Biandra mencoba menekannya agar semakin masuk.
Azalea menggeleng cepat.
"Gak gak gak.. aku gak mau Mas. Sakit Mas Bian." Azalea mulai menangis.
Namun Biandra tidak menyerah. Didekapnya tubuh Azalea agar tidak melawan.
Lalu menekannya semakin kuat dan plupp...
Darah hangat mengalir. Diikuti dengan teriakan dan tangisan Azalea.
Biandra membiarkan benda itu terbenam disana untuk beberapa saat. Kembali dilumatnya bibir Azalea untuk menghentikan tangisan Azalea.
Kembali membuatnya terbuai dan bergairah. Agar rasa sakit dibawah sana bisa ternetralkan.
Perlahan Biandra mulai memainkannya. Azalea semakin erat menggenggam lengan Biandra. Rasa sakit dan enak bercampur menjadi satu.
"Ahh... Esstttt.." ******* Azalea menambah gairah Biandra. Beda halnya disaat dia bercinta dengan Maya. Maya lebih cenderung diam dan menahan suaranya. Sedangkan Azalea tidak segan-segan mengeluarkan desahannya.
"Emm enak Mas... Ssttt ahh..."
Matanya terpejam sambil menikmati sensasi luar biasa itu. Melihat ekspresi Azalea membuat Biandra semakin mempercepat ritme nya. Dia suka dan semakin bergairah melihat ekspresi Azalea yang menahan rasa sakit sekaligus enak itu.
Biandra mengganti posisi bercinta nya. Kini Azalea yang diatas.
Azalea mulai memainkan pinggulnya. Rasa sempit dibawah sana membuat Biandra juga ikut mendesah.
Biandra memegang pinggul Azalea dan membantunya menghentak pelan tubuh Azalea.
Kedua gunung Azalea yang terbilang lebih besar dari milik Maya membuat Biandra kecanduan meremasnya.
Setelah puas dengan posisi misionaris. Biandra mengganti posisi bercinta nya lagi.
Kini dengan gaya nungging. Kini ritme nya semakin cepat. Biandra seakan sudah mencapai orgasmenya.
"Ahh Mas... Trus Mas.. Enak Mas.. sstt ahhhh."
"Ahhhh..." Biandra ikut mendesah ketika sp*rmanya menembus uterus Azalea.
Keduanya kelelahan dengan nafas yang sudah tidak teratur.
Biandra masih belum melepaskannya. Membiarkannya terbenam lebih lama dan memberi akses untuk sp*rmanya masuk lebih dalam.
Dia berharap setelah ini, Azalea akan hamil.
Keduanya tertidur kelelahan.
***
Saat Biandra bangun di pagi hari. Azalea sudah tidak berada disampingnya.
Biandra bangkit dari tempat tidur. Memakai celana nya, dan mencari Azalea. Namun tidak ditemukan nya walaupun sudah mencari di setiap sudut apartemen.
Deg !
Jantungnya berdetak lebih kencang seketika.
Diraih ponselnya dengan cepat. Mencari kontak nama Azalea dan langsung menghubungi nya.
"Hallo Mas Bian."
"Kamu dimana ?"
"Lagi dijalan. Aku mau pulang jemput Adikku."
"Huffftttt..." Bian menghela nafas lega.
"Ada apa Mas "
"Gak, gak ada apa-apa. Hati-hati dijalan."
"Iya, oh iya Mas. Aku minta tolong nanti jangan ke apartemen dulu selama beberapa hari ini ya Mas."
Biandra terdiam.
"Hallo Mas."
"Empp iya."
"Yaudah, udah dulu ya Mas. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Azalea mematikan panggilan itu.
Biandra merasa heran dengan perasaannya.
"Kenapa aku harus kecewa ya, dilarang ke apartemen." Gumamnya.
***
"Assalamualaikum." Ucap Azalea pelan saat memasuki rumahnya. Dia langsung menuju ke kamar adiknya.
"Udah siap ?" Tanyanya pada Azriel yang memang sudah menunggunya.
"Udah kak." Azriel meraih ranselnya dan ikut keluar dari kamar bersama Azalea.
Sayangnya, Abang tirinya datang mencegat mereka.
"Wahhh wahhh wahhh.. akhirnya pulang juga kamu yaa." Mendorong kepala Azalea. "Kemana aja kamu selama ini ?"
"Bukan urusan kamu."
"Jadi urusan aku dong. Walau bagaimanapun kamu kan adik aku." Dengan nada mengejek.
Azalea menarik tangan Azriel.
Dan lagi-lagi dicegat oleh Reno.
"Ini mau kemana ni udah bawa-bawa tas."
"Azriel akan pindah sekolah ke asrama."
"Pindah sekolah ? Ke asrama ? Ohh udah banyak duit jadi kamu sekarang ya. Hasil jual diri."
Dalam hati Azalea "Tebakan yang tepat."
"Iya, aku jual diri demi bisa keluar dari rumah ini. Puas kamu !" Bentak Azalea.
Reno yang tidak terima di bentak langsung menampar Azalea dengan sekuat tenaganya.
Tamparan itu membuat sudut bibir Azalea berdarah.
Reno yang baru saja meneguk minuman keras membuat emosi nya tidak bisa dikontrol.
Azalea menjadi tempat pelampiasan Reno. Reno bahkan tidak segan memukul dan menendang Azalea.
Jika bukan karena Azriel cepat memanggil warga untuk menolong Azalea, mungkin Azalea tidak akan terselamatkan.
Kejadian itu berhasil membuat Reno di amankan oleh polisi dan Azalea dibawa kerumah sakit.
Azalea mengalami memar di beberapa bagian tubuhnya. Kepalanya berdarah dan harus menerima jahitan karena terbentur dengan sudut meja. Tangan kanannya juga sampai terkilir.
Adiknya yang berada di tempat kejadian sampai lemas melihat keadaan Azalea.
Dia menunggu Azalea yang sedang diruang IGD dengan tubuh yang gemetar.
Grtttt grtttt...
Getar ponsel Azalea berhasil membuat dia shock untuk kedua kalinya.
Tertera nama Biandra dilayar ponsel itu.
"Ha-hallo." Jawab Azriel dengan suara gemetar.
"Iyaa hallo. Ini dengan siapa ya ? Azalea nya ada ?" Tanya Biandra.
"Lagi diruang IGD." Jawab Azriel singkat.
Spontan Biandra terperanjat dari duduknya.
"Apa !"
Bersambung...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Any
Ciee ciee, akhirnya jadi juga malam pertama nya 🤭
2022-10-04
10