Dengan cepat Biandra langsung bergegas ke rumah sakit tempat Azalea berada sekarang.
Sepanjang perjalanan hati dan perasaannya tak karuan.
Ada sesuatu yang berbeda. Entah sejak kapan, rasa itu muncul.
Entah semenjak malam Azalea membangunkannya untuk sholat subuh. Atau setelah kejadian bercinta malam itu.
Entahlah. Yang Biandra tahu saat ini dia sangat khawatir dengan keadaan Azalea.
***
Azriel menunggu kedatangan Biandra didepan ruang IGD, sesuai dengan permintaan Biandra.
"Kamu adiknya Azalea ?" Tanya Biandra memastikan.
Azriel mengangguk.
"Dimana dia sekarang ?"
"Sudah dipindahkan keruangan. Mari saya tunjukan."
Biandra mengikuti langkah Azriel yang akan membawanya menemui Azalea.
Betapa terenyuhnya dia ketika melihat keadaan Azalea.
Azalea yang lemas tak berdaya hanya bisa tidur setelah disuntikkan obat penghilang rasa sakit.
Biandra mendekat dan memandang wajah Azalea. Dia merasa bersalah.
"Seharusnya aku ikut denganmu." Gumam Biandra.
Biandra mulai menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
"Dimana dia sekarang." Sambil meremas geram tangannya.
"Dikantor polisi bang." Jawab Azriel.
"Jagain kak Azalea dulu. Abang keluar sebentar."
***
Biandra datang kekantor polisi. Dan membuat Reno dihukum seberat-beratnya.
Rasanya ingin sekali memukul Reno dengan kedua tangannya. Namun, keberadaannya tidak memungkinkan untuk Biandra melampiaskan amarahnya.
Grtttt grtttt...
Biandra merogoh ponsel didalam saku celananya.
"Iyaa sayang."
"Sayang kamu dimana ?"
"Dikantor polisi."
"Dikantor polisi ? Ngapain kamu di kantor polisi ?" Maya mulai panik.
"Nanti aku ceritain. Ini aku udah selesai kok di kantor polisi nya. Lagi mau balik."
"Yaudah hati-hati. Aku tunggu dirumah."
***
Biandra kembali kerumah sakit.
Saat dia masuk keruangan, ternyata Azalea sudah siuman.
"Mas Bian. Kok kamu bisa disini ?" Dengan suara yang nyaris tak terdengar.
Azriel yang tadinya sedang duduk disamping tempat tidur Azalea langsung bangun. Dan membiarkan Biandra duduk disana.
Biandra menggenggam tangan kiri Azalea.
Matanya berkaca-kaca.
"Maaf Mas. Jadi ngerepotin kamu." Imbuh Azalea.
"Jangan ngomong gitu. Aku sama sekali tidak merasa direpotkan."
Azalea tersenyum tipis. Dia masih belum punya tenaga sepenuhnya.
Beberapa hari berlalu.
Biandra masih setia menemani Azalea dirumah sakit.
Hari ini Azalea dijadwalkan bisa pulang dan dirawat dirumah.
Juga bertepatan dengan Azriel yang harus masuk ke asrama.
Dan semua akhirnya di handle oleh Biandra.
Biandra mengurus segala kebutuhan Azriel selama di asrama. Dan juga mengurus kepulanagan Azalea.
***
"Terimakasih Mas Bian." Ucapan tulus itu terucap saat Biandra sedang membereskan obat yang baru saja diminum oleh Azalea. Kini mereka sudah berada di apartemen.
Tak lama, Maya tiba.
Dengan panik dia langsung menemui Azalea dikamar.
"Ya ampun Lea. Kenapa bisa jadi gini ?" Ucapnya sambil menghampiri Lea ditempat tidur.
Sedangkan Biandra memilih duduk di sofa yang berada tak jauh dari tempat tidur. Sambil memperhatikan kedua wanita yang sangat spesial baginya saat ini.
"Kak maafin aku."
"Maaf kenapa ?"
"Rencana Kakak dan Mas Bian jadi tertunda karena aku."
"Aduh Lea, kamu gak perlu mikirin itu dulu. Yang penting sekarang kamu sembuh dan sehat lagi seperti sediakala."
"Kakak baik banget sama aku." Mata Azalea mulai berkaca-kaca. Hanya Biandra dan Maya yang begitu tulus padanya. Padahal mereka hanya orang asing yang tanpa sengaja dipertemukan dengannya.
"Yaudah, sekarang waktunya istirahat. Biar cepat sembuh." Biandra mengambil alih. Dia menyelimuti Azalea dan menggenggam tangan Maya untuk ikut keluar bersamanya.
"Kasian Azalea. Itu pasti sakit banget." Ujar Maya.
Sedangkan Biandra hanya terdiam termenung.
"Sayang kamu kenapa ?"
"Hah... Gak kok, cuma gak habis pikir aja sama saudara tiri nya itu. Kenapa bisa Setega itu yaa."
"Namanya juga orang dalam pengaruh alkohol. Mana sadar dia dengan apa yang dia lakukan. Kamu pulang aja, biar aku yang jagain Azalea disini. Kamu kan harus ke kantor besok."
"Gak apa-apa. Biar aku aja. Lagian aku udah kasih tau Siska untuk nge- handle kerjaan kantor dalam beberapa hari ini."
"Tapi kamu juga butuh istirahat Mas. Udah biar aku aja disini."
"Gak apa-apa sayang beneran."
"Kenapa ? Kamu gak yakin aku bisa ngurus Azalea ?"
"Bukan gitu sayang. Kalau kamu gak dirumah trus mama tiba-tiba datang dan kamu gak ada dirumah. Jadi berantakan nanti rencana kita."
Maya berfikir sejenak. Yang di katakan Biandra ada benarnya. Tapi dia mulai merasa cemburu melihat perhatian Biandra pada Azalea.
Dia ingin menepis perasaan itu. Namun...
"Yaudah deh kalau gitu. Aku pulang dulu."
"Bye sayang. Maaf aku gak bisa anterin kamu." Biandra mengecup kening Maya.
"Gak apa-apa sayang. Bye."
Maya beranjak. Dan keluar dari apartemen dengan perasan tak karuan.
***
Hari terus berganti. Kini Azalea mulai sembuh sepenuhnya. Kejadian itu justru menambah kedekatan antara Biandra dan Azalea.
Setiap hari bersama membuat mereka semakin lengket.
"Lea..."
"Mmm..."
"Mungkin gak, kalau ternyata waktu malam setelah kita berhungan itu ternyata kamu hamil. Tapi gak jadi karena inseden itu."
Azalea yang tadinya sedang serius dengan tontonan nya di televisi jadi terdiam dan berfikir. Dia membenarkan duduknya menghadap ke arah Biandra yang berada disampingnya.
"Emang bisa gitu ya ?"
"Ya gak tau. Mungkin aja."
Azalea mengernyitkan alisnya.
"Terus berarti maksudnya. Usaha Mas Bian malam itu gagal karena aku ?"
"Bukan gitu maksud aku."
Yang namanya cewe kalau cowoknya udah salah ngomong sikit pasti panjang jadinya. Fitrah nya memang sudah begitu.
"Udahlah Mas, maksud Mas memang gitu kan. Yaudah, aku minta maaf sebesar-besarnya karena sudah menggagalkan usaha Mas Bian yang sudah dengan sangat terpaksa melakukannya."
"Kok jadi larinya kemana-mana." Ujar Biandra heran.
"Au ah. Aku mau tidur." Azalea beranjak dari duduknya. Namun dicegat oleh Biandra.
Biandra menarik tangan Azalea sampai Azalea terduduk dalam pangkuannya.
Biandra langsung melingkarkan tangannya di pinggang Azalea.
Dia tersenyum melihat wajah Azalea yang sedang cemberut.
"Maksud aku gak gitu sayang."
Azalea menatap Biandra kaget.
"Sayang ?" Pasalnya ini untuk pertama kalinya Biandra memanggil Azalea dengan sebutan sayang.
"Iya, kenapa memangnya kalau aku panggil kamu sayang. Kamu kan istri aku."
Kini wajah Azalea memerah karena tersipu.
"Mau dicoba lagi ?"
"Apanya ?" Tanya Azalea pura-pura bodoh.
"Yang kemarin gagal itu."
Azalea tersenyum malu.
Dan kini, Biandra yang memulainya.
Jika waktu itu dengan agresif, kini diganti dengan ******* lembut.
Perlahan tapi pasti. Tidak sulit membuat Azalea melayang karena gairah nya.
Sebenarnya sudah sejak lama Biandra ingin melakukannya. Namun mengingat Azalea yang masih belum pulih sepenuhnya membuat dia mengurungkan niatnya berulang kali.
Entah mengapa, semenjak bercinta dengan Azalea. Biandra selalu dibuat ketagihan. Seakan Azalea menjadi candu baginya.
Dilumatnya juga kedua gunung kembar Azalea.
Cukup lama Biandra bermain disana.
Keduanya sungguh menikmati setiap adegan sampai keduanya pun mencapai puncaknya.
Bersambung...!
Lanjut lagi yukkk...
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments