...***...
Malam telah berganti fajar, Yasmin masih tergolek malas di atas ranjang dengan tubuh yang masih digulung selimut tebal. Dia terbangun sebentar hanya untuk mematikan alarm dan ke kamar mandi. Rasa lelah telah membuatnya lupa akan rencana untuk melihat sunrise dari ufuk timur pantai. Rasa malas juga mengalahkan segala semangatnya.
Satu jam kemudian, dia benar-benar membuka mata dan meregangkan ototnya. Yasmin mengerjap dan menguap menghilangkan rasa kantuk. Lalu, tangannya meraih ponsel di nakas dan melihat sesaat. Tangannya mengusap mata yang masih enggan terbuka lebar. Keningnya mengerut memastikan angka di layar ponsel itu tidak salah lihat.
“Hah! Jam delapan? Ya ampun, aku kesiangan!” seru Yasmin bangkit dari tidurnya.
Dia teringat akan rencananya pagi ini. Namun, sudah terlambat, Yasmin terlihat santai kembali.
“Ah, ya sudahlah. Masih ada hari esok. Seminggu waktu yang cukup lama untuk menikmati keindahan Bali.” Yasmin tersenyum, dan kembali merebahkan tubuhnya.
Beberapa saat kemudian ia memilih bangun dan membersihkan dirinya. Lalu memutuskan untuk turun ke bawah dan breakfast di restoran di lantai dasar.
___
Yasmin berjalan membawa sebuah piring kosong, dia bingung memilih makanan yang tersaji di sana, karena terlalu banyak hidangan. Pancake dan madu menjadi menu pagi ini untuk Yasmin. Dia juga mengambil beberapa buah, serta jus jeruk kesukaannya. Kemudian, dia melangkahkan kaki ke meja paling ujung di restoran. Yasmin menikmati sarapan seraya melihat pemandangan pantai yang sudah mulai ramai pengunjung.
Sesosok pria datang menghampiri, dengan piring di tangan berisi makanan.
“Hai, boleh gabung?” tanya Eza dengan senyuman manis, lalu meletakkan piringnya di meja.
Yasmin tersentak. “Kamu ... silakan duduk! Sendirian aja?"
"Terima kasih." Eza menarik kursi dan duduk tepat di hadapan wanita itu. Sejenak dia menatap wajah ayu yang dirindukan tadi malam. "Sebenarnya aku liburan di sini bersama temanku, tapi mereka nggak ikut sarapan, masih tidur."
Wanita itu hanya tersenyum tipis, lanjut menyesap kopi latte yang dia ambil.
"Kamu juga sendirian?” tanya Eza kemudian.
“Ya, tentu saja aku sendiri.” Tangan Yasmin sibuk memotong pancake dan menyuapkan ke mulutnya, dia menghindari tatapan langsung dengan pria di hadapannya, agar bisa mengatur ritme detak jantung yang mulai tak beraturan.
“Hari ini kamu ada kegiatan apa?” tanya Eza yang juga mulai menyendok scrumble egg ke mulutnya.
Yasmin terlihat berpikir sejenak, dia menerawang ke awang-awang. Sebenarnya dia bingung karena memang belum ada rencana untuk pergi ke mana pun hari ini, dia hanya berpikir ingin menikmati waktu sendiri di pantai.
“Aku bingung, yang aku tahu, pantai di sini sangat indah. Selebihnya, mungkin aku akan melihat di brosur ini.” Yasmin menunjuk brosur yang berada di meja, yang dia dapat dari resepsionis hotel beberapa waktu lalu.
“Aku tahu tempat yang bagus, apa kamu mau pergi ke sana?” Dengan bersemangat Eza menawarkan jasa wisata, tanpa biaya. Dia sudah beberapa kali berlibur ke pulau Dewata ini.
“Tempat apa itu?” tanya Yasmin.
“Ya, kalau kamu mau. Aku ingin menunjukkan sebuah tebing atas pantai yang sangat indah.” Eza mengelap mulutnya dengan tisu tanda makan telah selesai.
“Oke! Aku mau.” Tanpa berpikir panjang, Yasmin mengiyakan ajakan Eza. “Kapan kita berangkat ke sana?” sambungnya
"Wow! Sepertinya kamu sangat antusias." Eza tersenyum. "Mungkin sekitar satu jam lagi. Biar ada jeda setelah makan."
“Oh, baiklah. Aku memang suka melihat pemandangan bagus."
Paling tidak, Yasmin ada yang menemani. Tidak berjalan kesana sini sendirian tanpa arah tujuan. Eza tampak seperti pria baik, jadi Yasmin tak mempermasalahkan dengan siapa ia menghabiskan waktu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ai Hodijah
pepet terus za
2023-02-23
0