...***...
Beberapa jam telah berlalu. Hilman beserta ibu dan adik perempuannya pergi meninggalkan rumah Yasmin. Tempat Hilman dan Yasmin memulai hidup berumah tangga. Sepuluh tahun, tanpa akhir yang indah. Barang berharga yang dia miliki tidak banyak. Selain beberapa barang fisik, pakaian dan barang-barang pribadi, Hilman tak diizinkan untuk membawa yang lain.
Yasmin masih berbaik hati menyewakan jasa pindahan untuk Hilman. Dua orang bawahan Pak Torman, sedang memeriksa daftar barang yang dinaikkan ke dalam mobil pindahan. Sedangkan satu orang yang diutus dari pengadilan, sudah pergi sedari tadi. Kunci rumah ia serahkan. Hilman kini resmi meninggalkan rumah itu.
Dengan segala kekesalannya. Hilman terpaksa pindah, segala yang dia inginkan tak terpenuhi. Begitupun juga dengan Astrid dan ibu mereka. Wajah keduanya juga tampak sangat kesal. Semua barang yang ingin mereka ambil, tidak dibolehkan mereka bawa oleh orang yang pengacara Yasmin utus.
"Jadi kita hanya bawa ini, Mas!" Seru Astrid setelah barang terakhir selesai di naikkan ke mobil. Dari awal sampai akhir, dia selalu memperhatikan barang apa saja yang diangkut oleh orang jasa pindahan.
"Iya …," jawab Hilman sinis. Raut wajahnya sudah tak bisa diartikan lagi. Terlihat menakutkan. Namun, Astrid tidak peduli, dia masih saja sibuk dengan ocehanya.
"Ihhh, nyebelin banget sih. Di dalam masih banyak yang bagus-bagus," ucapnya cemberut
Yati, yang mengerti dengan suasana hati Hilman, mencoba membuat putrinya diam. Agar anak lelakinya tak mengamuk. "Itu semua punya Yasmin. Mereka nggak ngasih kita bawa."
Tapi apa yang dipikirkan Astrid, dia sama sekali tidak bisa melihat keadaan. "Coba aja, Mas Hilman beli saham perusahaan punya si wanita mandul itu. Kita nggak akan jatuh miskin sekarang!" Oceh Astrid dengan gayanya yang sombong.
Hilman mulai kehilangan kesabaran. "Kamu bisa diam nggak! Semua ini gara-gara siapa? Coba aja kamu nggak keseringan minta uang. Aku udah punya banyak tabungan buat beli saham!"
"Tapi, Mas!"
Tiba-tiba terdengar hantaman keras dari atas body mobil Hilman. Pria itu memukul, meluapkan kekesalannya. Sehingga Astrid dan Yati tersentak karena kaget. Astrid tak dapat berkata-kata lagi. Dia sedikit syok dengan larangan sang kakak.
Yati pun menggelengkan kepala. Satu helaan napas kecil dia hembuskan. "Udah … naik mobil. Jangan cerewet!"
Tangan Astrid langsung di seret Yati dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Mereka telah kalah, ketamakan telah membuat mereka kehilangan sesuatu yang berharga. Kasih sayang yang tulus, Yasmin berikan selama ini.
Disinilah letak kesalahan terbesar Hilman. Harga dirinya sebagai laki-laki telah di injak. Entah sejak mulai kapan, Cinta yang dulu ia pupuk, sehingga bisa memiliki Yasmin, sekarang telah hilang. Benar yang orang-orang katakan. Harta dunia bisa merubah segalanya, bahkan hati manusia sekalipun.
Tidakkah mereka sadar? Yasmin sudah sangat banyak memberikan apa yang mereka mau. Segala keperluan untuk mereka telah dipenuhi. Rumah, keperluan pribadi, bahkan uang bulanan selalu rutin Yasmin berikan. Selain itu mereka masih saja minta lebih dari Hilman.
Yasmin adalah wanita yang mandiri. Dia juga sangat sederhana, tidak suka menghamburkan uang. Honor yang diterima selama mengajar, tidak pernah ia gunakan secara pribadi. Yasmin selalu menyumbangkan kepada yayasan yatim-piatu.
Mengajar adalah kesukaannya, Jika Yasmin tidak memilih pekerjaan sebagai tenaga pendidik, mungkin sekarang ia sudah menjadi dokter bedah yang handal. Berkat sifat dan karakternya yang sangat baik. Semua orang-orang selalu suka padanya. Terbukti saat Yasmin mengundurkan diri dari sekolah, semua guru serta muridnya, sangat bersedih.
...***...
...Like dan komen karya ini jika kalian suka....
...Jangan lupa favorit dan baca bab-bab selanjutnya....
...❤️❤️❤️...
...Terima kasih ☺️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
☘💚Efa Vania💚☘
mantap. lanjut thor
2022-05-24
2