Shaina dan Dika pergi keluar menuju parkiran, Nisa pun masuk ke dalam mobil Dika.
Brak
Nisa melepas kerudungnya, entah apa yang ada dipikirannya.
"Lho? kok di lepas?" Tanya Dika heran.
"Aku harus berubah, aku harus lebih cantik dari Si pelakor itu." Ucap Dika.
"Baiklah, sekarang kau mau ke mana? biar aku antar."
Dika tidak mau berdebat dengan Nisa yang hatinya kini sudah hancur entah seperti apa.
"Bawa aku ke taman!" Pintanya.
Nadim oun melajukan mobilnya menuju Taman kecil ada ada di kota itu.
Bremmmm
Mereka sampai dan turun. Nisa berjalan menuju bangku yang ada di bawah pepohonan Taman.
"Mengapa takdirku begitu pahit?" Nisa yang kini tidak berkerudung lagi duduk menyilangkan kakinya, dia masih menggunakan rok panjangnya, walau kerudungnya tertinggal di mobil.
Setttt
Ketika Dika memasangkan kerudung segi tiga itu di kepala Nisa seadanya tanpa peniti.
"Kenapa?" Tanya Nisa.
"Kau lebih cantik kalau pakai kerudungmu, walau aku pun orang yang bejat, dengan jalan sama istri orang, namun aku masih tau kok klo kerudung itu wajib."
Cecer Dika.
"Aku oenasaran, sebenarnya kau itu kerja apa sih?"
Kini Nisa menatap wajah Dika lekat, seakan akan dia ingin menikmati indahnya wajah lelaki yang slalu ada di saat dia tersakiti.
"Tunggu!" Nisa kembali menatap semakin mendekat ke wajah Dika, Kali ini dia juga menyentuh pipi Dika dan memutar mutarnya arah kanan dan kiri.
"Ada apa?" Kini malah Dika yang jadi gugul, seakan akan dia sedang menyembunyikan sesuatu.
"Sepertinya kau mirip seseorang? coba lepas kacamatamu!" Titah Nisa.
"Jangan ah, mungkin wajahku pasaran kale ya?" Sahutnya, dia pun memalingkan wajahnya.
"Apa kau punya kembaran?"
Tanya Nisa lagi penasaran.
"Nggak, ayo aku traktir beli cemilan!" Dika mengalihkan perhatian Nisa.
"Aku akan menggugat cerai Nadim suamiku,"
Nisa curhat.
"Aku takut nanti malah aku yang di fitnah merebut kamu dari dia." Sahut Dika.
"Baiknya, kita jangan bertemu lagi, dan ucapanku kemaren tentang mengajakmu pacaran pun, aku mohon maaf."
Ucap Nisa. Kali ini Dika merasa patah hati, entah mengapa dia ingin benar benar menjalin hubungan special dengan Nisa.
"Jadi itu hanya sesaat?" Tanya Dika lagi.
"Hemmm, ayo! aku harus balik ke kantor, aku takut Bos anehku itu nanti mencariku lagi." Ucap Nisa sambil berdiri mendekati parkiran mobil.
"Aneh? kenapa kau sebut aneh?" Dika penasaran.
"Ya aneh lah, dia sering menyuruhku ke ruangannya dan hanya minta bawakan berkas yang padahal sudah di periksanya kemaren, minta rapikan meja, namun mejanya sudah sangat rapi. kan aneh?" Ucap Nisa lagi.
Dika yang mengikuti Nisa hanya tersenyum tipis tanpa menjawab.
Bruk
Mereka sudah masuk di mobil dan melaju menuju kantor Nisa.
Sesampainya di halaman, Nisa pun turun.
"Terimakasih untuk hari ini."
Nisa pun melangkah menjauh dan mendekati Lift. Tak ada siapa pun dalam Lift, dia pun masuk.
Tap tap bruk
Tiba tiba Bos Ardi masuk dengan sedikit berlari.
Aneh
Batjin Nisa.
Baru kali ini dia melihat Bos yang nggak jaga imege gitu. grasah grusuh.
Lift mulai Naik.
Hap
Tiba tiba Ardi menggenggam tangan Nisa tanpa memandangnya. Rupanya dia meng ancang ancang lewat dinding Lift. Nisa pun menarik tangannya. Namun cengkraman Ardi sangat kuat.
Creeeeek
Pintu Lift terbuka, pertanda ada seseorang yang akan masuk.
"Bos!?" Ternyata Nadim dan Sarah, mereka menunduk.
"Abang?"
Nisa kaget, ketika melihat 2 orang dihadapannya itu adalah pasangan yang membuat hatinya hancur.
Ardi seketika menarik tangan Nisa kebelakangnya agar tidak terlihat oleh Nadim dan Sarah, Nisa pun sedikit terdorong nempel di dinding. Ardi tidak melepaskan tangan itu, walau dia cukup menarik dengan keras.
"Bang...kau keterlaluan hik hik hik." Nisa menangis tanpa merasa malu pada Bosnya.
"Nis.." Nadim menjulurkan tangannya ingin menarik Nisa kepojokan lain. Namun malah Bos Ardi menghalanginya. malah meletakkan Nisa tepat di belakangnya. Sehingga Nisa pun terhalang landangannya oleh Nadim dan Sarah.
"hik hik hik." Nisa menangis dan akhirnya menempelkan kepalanya di bahu Bos Ardi.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sadriyanti Lahari
maaf nisa....semarah apapun kamu tdk seharusnya melepas hijabmu.....
2022-08-14
0