Kembali Terluka

Pagi yang cerah, tampaknya Nisa dan Nadim sudah baikan kembali. Terlihat Nisa dan Nadim Mandi basah sepagi ini.

Setiap langkah Nisa slalu berdoa, untuk yang terbaik bagi hubungan mereka berdua.

"Aku hari ini melamar pekerjaan di perusahaan Abang."

Ucap Nisa.

"Uhuk...uhuk, apa? untuk apa kau melamar pekerjaan, gajihku sudah cukup untuk membiayai hidupmu Nis!"

"Aku ingin belajar mandiri Bang, siapa tau nanti kau selingkuh lagi, atau mungkin kau meninggal, kan? siapa yang tau."

Jawab Nisa entang.

"Nis, kok ngomong gitu sih?"

Sahut Nadim protes.

"Siapa tau aja Bang, mana tau kita takdir nanti kan?"

Sebenarnya Nisa masih sangat kesal dengan ulah Nadim, namun kali ini dia berusaha untuk tenang dan tak perduli.

...

...

...

Tok tok tok

"Masuk."

Nisa pun masuk ke ruangan Ardi Ceo muda perusahaan itu.

"Maaf Pak, aku ingin melamar pekerjaan."

Ucapnya.

"Pekerjaan? kau mau melamar jadi apa?"

Tanya Ardi lagi.

"Saya dengar perusahaan anda memerlukan seorang sekretaris Pak."

Jawab Nisa.

"Oh baiklah, aku akan interview langsung denganmu."

"Untuk apa anda memerlukan pekerjaan ini?" Ardi

"Saya ingin punya pengalaman kerja pak." Nisa

"Berapa gajih yang kau inginkan?" Ardi

"Terserah perusahaan memberi Pak." Nisa

"Baik, Kau di terima bekerja di sini." Ardi

"Ha? di terima?"

Nisa heran, kok singkat banget interview nya.

"Iya, lalu mau apa lagi? besok kau boleh mulai bekerja di sini." Ucap Ardi.

"Terimakasih pak."

Nisa pun pamit dan merasa haus karena sudah jam 11 siang.

"Maaf, Kantinnya di mana ya?"

Tanya Nisa pada karyawan yang berpapasan dengannya.

"Lurus saja ada belokan, belok kanan."

Jawabnya.

"Terimakasih.

" Nisa pun berjalan menyusuri lorong kecil dan sampai di sebuah Kantin yang terlihat ramai.

"Ramai banget ya...aku neli minum di warung pinggir jalan aja ah."

Ketika Nisa mau berbalik dia mendengar dengan jelas galak tawa suaminya.

"Abang?" Gumamnya.

Dia pun kembali masuk kantin dan mencari di sekeliling.

Deg

Benar saja, Nadim sedang menghadapi makan siangnya bersama Sarah di pojokan warung. Nisa lun mendekat dan

Bruk.....

Bruk...

Bruk....

Dia pukul meja berulang ulang Nadim, Sarah dan orang orang yang sedang makan siang pun terkejut.

"Nisa? ku?"

Ucap Nadim kaget.

"Yaaaa, aku! kenapa? ku kira tadi benar mau mengantar pesanan keluar kota, ternyata kotanya cuma di samping pabrik doang."

Ucap Nisa sbil bertdriak.

"Nis, malu di lihat orang."

"Malu, hahahahahahaha, urat malumu yang sudah hilang, ku kira kemaren kamu benar dengan ucapanmu bekal meninggalkan pelakor itu, namun? cih."

Nisa memindai tubuh Sarah yang mulus dengan mengenakan rok mini yang cuma 2 jari di bawah seleng kangannya.

"Seksi, cantik pantas saja kau tidak bisa meninggalkannya."

"Nis, sudah, ayo kita pulang!"

Nadim berdiri dsn meraih tangan Nisa.

plak

Nisa menepisnya kasar.

"Jangan sentuh aku lagi. Menjijikkan."

Nisa pun pergi dari kantin itu disusul Nadim yang sangat merasa malu.

Sementara Sarah membayar makanan mereka yang baru separo di makan.

"Nis, aku tadi ingin mengatakan padanya agar kami putus, namun aku perlu mencari kata kata yang baik Nis."

Bujuk Nadim.

"Mengajak putus dengan tertawa terbahak bahak? Heh aneh."

Nisa terus berjalan menuju jalan raya dan menunggu Taksi umum.

Ceo Ardi menatap iba dari kejauhan.

Setelah berapa lama menunggu namun taksi tak juga datang.

Bremmm

"Nis, mau ku antar?"

Ternyata Dika yang datang, dia tidak perduli ada Nadim di sana.

Dika yang menggunakan kaca mata dan masker berhenti tepat di depan Nisa.

Ceklek Bruk

Nisa masuk ke mobil Dika dan menutupnya kasar.

"Nis, siapa dia? mengapa kau ikut dia? aku masih suamimu, Nis tunggu taksi saja!"

Namun Nisa tak menghiraukan teriakan Nadim.

Dika terus melajukan mobilnya menuju sebuah tempat yang indah.

Taman.

"Ayo turun!"

Ajak Dika.

"Untuk apa?"

Tanya Nisa.

"Lihatlh bunga bunga itu! apa kau tidak ingin berkenalan dengannya?"

Tanya Dika lagi.

Nisa pun turun dan mendekati bunga bunga cantik.

"Hik hik hik."

Tiba tiba Nisa menangis nyaring, membuat pengunjung lain heran dan mengira Nisa sedang bertengkar dengan pacarnya Dika.

"Nis, ssssst, malu di lihat orang, di kira nanti aku yang ngapangapain Nis."

Ucap Dika.

"Mas...kok pacarnya nangis? bukan di tenangin malah di cuekin."

Ucap seorang pengunjung.

"Us us us us us. Sayang, jangan nangis lagi doong."

Dika pun terpaksa memeluk Nisa dari samping dan menepuk nepuk pundak Nisa.

Namun Nisa malah semakin nyaring menangisnya.

"Dasar lelaki hidung belang, pasti di tinggal selingkuh makanya cewenya nangis sampai sebegitunya."

Ucap yang lainnya.

"Hey, kalian tau tidak! aku tidak sebejat itu...aku bahkan tidak pernah menyakiti hayi wanita manapun walau hanya se ujung kuku."

Teriak Dika kesal.

"Dika...sudah sudah."

Nisa pun jadi tidak enak.

"Tuan tuan, aku menangis bukan karena dia."

Teriak Nisa lagi.

Semua orang yang tadi mencemooh Dika pun bubar.

BERSAMBUNG....

Episodes
1 Piring Terbang.
2 Kesel Bang
3 Kecewa
4 Lingeri
5 Jengkel Bang!
6 Ranjang ambruk bikin Keseeeel
7 Satu Kamar
8 Suara Cekikikan mencurigakan
9 Hati yang Terskiti
10 Sakit yang kesekian kali.
11 Tatapan Ji-jik
12 Surat Misterius
13 Melabrak Perselingkuhan
14 Jadikan aku Pacarmu
15 Kembali Terluka
16 Di gampar
17 Tangan saling terpaut
18 Di Lamar Bos
19 Gertakan Maut(roh)
20 Siasat Dika
21 Teriakan Syok
22 Roh yang tertukar
23 Dika atau Bos?
24 Lebih menarik Istri sendiri
25 Mengirim tubuh Nadim jauuuuuh
26 Go Afrika
27 Tersadar
28 dalam kebingungan
29 Lift kesayangan
30 Menarik paksa
31 Meludah jijik.
32 Uang 100 juta
33 Mendatangi Ustadz
34 Melindungimu selamanya
35 Memeluk Hangat
36 Lagi ngegombal
37 Memperkenalkan Calon berstatus istri orang(V)
38 Bertngkar hebat
39 Pukulan dadakan
40 Nisa, jangan pergi
41 Hamil
42 Dansa yuk dansa
43 Janji janji
44 Tertidur pulas
45 Melompat girang
46 Melamar
47 Terjebak Roh
48 Basah kuyup
49 Di kunjungi Mertua(kaget syok)
50 Membuang HP
51 Di paksa berhenti
52 Maukah Kau Menikah Denganku
53 Ke ikhlasan
54 Keluar dari Penjara
55 Ruang rahasia
56 Kecelakaan
57 Di culik
58 Kepanikan Mahardika
59 Meraba
60 Tatapan penuh, Naf*u
61 Salah beri Obat Bius
62 Pelukan Pertama Nisa untuk Tuan Barra/Ardi
63 Panggilan Sayang Pertama kali
64 Malam Pertama(TAMAT)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Piring Terbang.
2
Kesel Bang
3
Kecewa
4
Lingeri
5
Jengkel Bang!
6
Ranjang ambruk bikin Keseeeel
7
Satu Kamar
8
Suara Cekikikan mencurigakan
9
Hati yang Terskiti
10
Sakit yang kesekian kali.
11
Tatapan Ji-jik
12
Surat Misterius
13
Melabrak Perselingkuhan
14
Jadikan aku Pacarmu
15
Kembali Terluka
16
Di gampar
17
Tangan saling terpaut
18
Di Lamar Bos
19
Gertakan Maut(roh)
20
Siasat Dika
21
Teriakan Syok
22
Roh yang tertukar
23
Dika atau Bos?
24
Lebih menarik Istri sendiri
25
Mengirim tubuh Nadim jauuuuuh
26
Go Afrika
27
Tersadar
28
dalam kebingungan
29
Lift kesayangan
30
Menarik paksa
31
Meludah jijik.
32
Uang 100 juta
33
Mendatangi Ustadz
34
Melindungimu selamanya
35
Memeluk Hangat
36
Lagi ngegombal
37
Memperkenalkan Calon berstatus istri orang(V)
38
Bertngkar hebat
39
Pukulan dadakan
40
Nisa, jangan pergi
41
Hamil
42
Dansa yuk dansa
43
Janji janji
44
Tertidur pulas
45
Melompat girang
46
Melamar
47
Terjebak Roh
48
Basah kuyup
49
Di kunjungi Mertua(kaget syok)
50
Membuang HP
51
Di paksa berhenti
52
Maukah Kau Menikah Denganku
53
Ke ikhlasan
54
Keluar dari Penjara
55
Ruang rahasia
56
Kecelakaan
57
Di culik
58
Kepanikan Mahardika
59
Meraba
60
Tatapan penuh, Naf*u
61
Salah beri Obat Bius
62
Pelukan Pertama Nisa untuk Tuan Barra/Ardi
63
Panggilan Sayang Pertama kali
64
Malam Pertama(TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!