"Nisaaaa, aku pulang, kamu di mana?" Nadim pun masuk tanpa mengucap salam bersama Sarah, mereka nyelonong menuju dapur.
"Astagaaaa, Nisaaaa, di mana kau?"
"Iya Bang."
"Kenapa dapur berantakan begini? ada apa?"
"I..itu Bang tanganku licin, dan piring yang ku pegang pun jatuh."
"Mengapa tak kau bereskan? ayo cepat, ada tamu nih."
Nisa pun memandang wanita seksi yang ada di hadapannya, dia memindai tubuh wanita itu jeli.
"Nisaaaa, hey, malah melamun"
"Iya Bang."
Nisa pun mengambil sapu dan juga bak sampah untuk membuang beling yang berserakan.
"Ayo Sar, kamu tunggu di ruang tamu dulu, atau kau mau mandi dulu? ayo, aku antar ke kamar tamu."
Rumah Nadim mempunyai 2 kamar, kamar dirinya dan Nisa juga kamar yang masih kosong. Rumah mungil dengan tipe 36 tersebut adalah rumah yang masih dia cicil di Bank.
"Aku mandi dulu deh Mas, oh iya Mas, aku boleh nginap nggak? soalnya kan aku juga ngekos nggak ada juga yang nunggu aku pulang." Ucap Sarah.
"Baiklah, lagian kamar ini juga kosong, ini kamarmu, kalau perlu sesuatu panggil saja aku. Kamar mandinya ada di dekat dapur ya."
"Terimakasih Mas." Sarah pun masuk kamar.
"Bang, dia siapa?" Tanya Nisa heran, kini suaminya membawa wanita seksi ke rumah mereka.
"Dia sekretaris Ceo di perusahaan ku, oh iya, kau harus hati hati berbicara padanya, dia telah mempromokan jabatan ku dan hari ini aku naik jabatan jadi manager lapangan, kita harus berterima kasih padanya."
"Kenapa Abang bawa ke sini?" Tanya Nisa dengan nada protes.
"Sebenarnya dia minta traktir karena telah mempromosikan aku, tapi kan kau tau, aku belum gajihan dan keuangan kita menipis, dia pun meminta untuk makan bersama di sini malam ini."
"Apa? makan di sini? bukankah Abang tau, aku tidak bisa memasak? dan hari ini aku juga lagi puasa, makanya pagi tadi tidak bisa icip icip makanan." protes Nisa lagi
"Kau puasa?" Tanya Nadim.
"Iya Bang, bayar utang ramadhan kemaren, bagaimana ini bang? masak apa?" Nisa jadi panik sendiri, mana nggak ada sayuran dalam kulkas, karena dia belum belanja.
"Kau tenang saja, dia pintar masak kok, itu di atas meja juga belanjaan yang kami beli di pasar tadi, itu pun pakai uang dia, makanan yang akan kita masak malam ini, kau bisa belajar padanya." Nadim oun duduk dan mengambil minum.
"Ooooh, baiklah, aku mau menyiapkan makan buat aku buka puasa dulu Bang, abang mandi saja." Ucap Nisa kemudian.
"Kamar mandinya mana?"
Tiba tiba Sarah muncul sambil menggunakan handuk di dada dan di atas pahanya, dan membawa baju ganti di tangannya.
Nadim pun kaget dan terpana, kulit mulus putih bersih dan belahan buah da** yang tampak terlihat sedikit. membuat Nadim terpana dan tak mampu bergerak.
Nisa menyadari itu.
Bruk
"Maaf, Bang, ayo ke kamar!" Nisa pun menarik tangan suaminya. Sementara Sarah tersenyum puas.
Nadim, sebentar lagi kau akan jadi milikku, sekarang tidak ada lagi kendala tentang status pekerjaanmu, pasti orang tuaku merestui, kalau kita menikah, kalau dulu mengapa aku tidak bisa menggoda mu, karena pekerjaanmu tidak selevel denganku.
Bathinnya.
"Bang, mengapa wanita itu mandi di sini?"
"Dia bermalam di sini Nis, dia anak Kos, kalau dia makan di sini mungkin dia akan kemalaman pulang ke kosnya, kosnya lumayan jauh dari sini." Ucap Nadim meminta Nisa untuk perduli.
"Mengapa dia berpakaian tidak sopan? mengapa memakai handuk di depanmu Bang?" Nisa terus protes.
"Mana aku tau? sudahlah Nis, jangan cemburu tanpa alasan, dia telah membantuku menaikkan jabatan ku, kami hanya teman sekantor, nanti kalau gajih ku naik, kau juga yang akan menikmatinya heh? ayo cepat, bereskan semua pekerjaanmu." Titah Nadim
Nadim pun kembali keluar dan menuju teras.
Ya tuhaan, cobaan apa lagi ini?
Bathin Nisa kesal.
Nisa pun kembali ke dapur dan memasukkan belanjaan Nadim ke dalam kulkas. menyapu semua beling, dan kembali memasak untuk persediaan buka puasa.
"Mas."
Sarah duduk di samping Nadim di kursi kayu panjang.
"Oh Sarah, udah selesai?"
Sarah yang memakai babydoll di atas lutut itu sengaja duduk dan menyilangkan kakinya, hingga nampak lah pa ha mulusnya.
"Iya nih, seger banget, setelah seharian bergalut dengan pekerjaan yang membosankan." Ucapnya.
Nadim sebagai lelaki normal tentu saja sangat merasa ada yang lain dengan dirinya, detak jantungnya yang tak karuan pun memicu adrenalin nya.
"Bang, cepat mandi!"
Nisa yang tiba tiba datang dari balik pintu mengagetkan ke duanya.
"Oh iya, kamu sudah mandi Nis?" Nadim guguo karwna tercyduk sedang menatap pa ha Sarah.
"Abang duluan saja, aku masih beres beres." Ucapnya. Dia pun menatap Sarah dan merasa bahwa wanita itu memang sengaja ingin menggoda suaminya.
"Kamu aja Mbak mandi duluan, lagian kan mbak puasa, nanti keburu azan." Ucap Sarah.
"Nggak, nanti aja, aku meriang kalau mandi sore selagi puasa." Sahut Nisa lagi.
"Baiklah, aku tinggal dulu ya." Selagi Nadim berdiri, dia pun sempat sempatnya melirik
pa ha mulus itu, membuat hati Nisa terasa terbakar.
Astagfirullah
Zikirnya dalam hati.
Akhirnya Nadim pun masuk dan mandi.
"Bang, hem wangi banget." Ucap Nisa di depan Sarah, dia sengaja seakan mencium aroma dengan mendenguskan hidungnya ke udara. lewat jarak yang lumayan dekat dengan suaminya.
"Apaan sih, malu maluin kalau habis mandi emang begini, aneh, biasanya nggak pernah kok dengus kayak anjing cium tulang aja."
"Kenapa malu, biasa kan kalau penganten baru emang pengen slalu dekat. Oh ya, mbak Sarah udah menikah?" Tanya Nisa
"Belum lah, kalau dia sudah menikah tentu saja dia tidak mungkin ngekos kan?" Sahut Nadim.
"Aku nanya dia Bang, cepetan Mbak menikah, enak kok ada yang nemenin hi hi." Ucap Nisa lagi. Dia pun mengekori suaminya masuk kamar.
"Ada apa sih Niiis? malu tau, di depan tamu, lagian kamu juga jangan mikir macam-macam." Ucap Nadim ketus.
"Abang tu yang bawa tamu cewe ke sini, seksi lagi." Nisa terus saja protes, berharap Nadim mengerti.
"Ya kamu kan juga bisa seksi, coba gaya berpakaianmu ini di ubah, pasti kamu nggak kalah cantik ama dia." Puji Nadim.
"Udah ah. hampir bukaan tuh." Nisa pun mengalah dan keluar menuju dapur. Nisa sangat kesal dan duduk manis di depan meja makan, sementara suaminya duduk santai di depan ruang tamu menikmati cemilan dan nonton TV.
"Mas, kalau istrimu kurang suka aku di sini, nggak papa kok nanti malam aku pulang aja," Ucap Sarah pura pura bersalah.
"Nggak papa kok, dia emang begitu," sahut Nadim.
Nisa yang mendengar pembicaraan mereka semakin di tambah kesal dibuatnya.
"Allahu akbar Allahu akbar." Azan berkomandang dengan merdu.
"Alhamdulillah."
Nisa pun berbuka dengan seiris buah apel, dan secangkir teh hangat. Selesai makan buah dan kue seadanya dia pun mengambil wudhu.
"Bang, ayo!"
"Sarah, ayo sholat, mau ikut berjamaah?"
"Aku nggak bawa mukena nih," Sahutnya.
"Nis pinjamkan mukena mu ya, tolong amnilkan" perintah Nadim
"Iya Bang,"
Nisa pun ke kamar dan mengambil mukena lainnya.
Mereka bertiga sholat berjamaah.
Ya Allah, izinkan aku memilikinya untuk menjadi imam ku.
Do'a Sarah setelah selesai sholat. Doa yang terdengar jahat, doa yang bertujuan baik namun sangat jahat karena dia adalah suami orang oooi.
Selesai sholat Nisa pun salim dan di cium mesra oleh Nadim di jidad nya, karena itu kebiasaan mereka selama seminggu menikah ini.
"Kita masak sekarang Yuk!" Ajak sarah.
mereka pun ke dapur, Nadim juga ikut memotong sayur dan lainnya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bey
asyik thor, cocok buatku yang lagi berdoa buat nyari istri sholehah.
2022-08-13
0
Bunga Syakila
menyimsk
2022-08-07
1
Umi Sukriasih
sebenarnya aq kurang suka novel yg berbau ada pelakor, tapi kucoba aja selanjudnya 🤔
2022-07-06
1