"Nisa apa apaan ini? mengapa kau memakai baju beginian," Nadim pun berdiri dan segera menarik tangan istrinya.
"Emang salah ya, kalau aku begini di depan suamiku sendiri?"
"Ya emang nggak salah, tapi malu di lihat Sarah, ah, sana masuk! aku mau ngantar Sarah beli sesuatu, dia pengen makan tahu tek tek, nanti aku belikan," Ucap Nadim sambil menarik tangan jstrinya dan mengantarnya sampai muka pintu.
"Bang, aku ikut." rengek Nisa, yang emang nggak pernah di ajak jalan jalan oleh Nadim, karena Nadim merasa tidak suka cara berpakaian Nisa,yang slalu pakai gamis.
"Nggak bisa Nis, kan kita cuma punya motor, nggak muat, nanti aja ya, sebentar doang kok." Ucap Nadim dia pun berhasil mendorong Nisa masuk kamar dan menutup pintunya.
Bruk.
Tap
Tap
Tap
"Ayo! jadi kan?" tanya Nadim.
"Tapi bagaimana dengan Nisa? dia kan ngajak Mas tidur?" Ucap Sarah, hanya ingin tau reaksi Nadim.
"Udah, nggak papa sebentar doang kok, sebagai ucapan terimakasih ku padamu, aku akan traktir makan Tah ,tek tek sepuas mu oke,"
Nadim pun berjalan menuju Motornya. Di ikuti Sarah yang terlihat senyum senyum.
Yes, aku pasti bisa merebut hatimu Mas.
Lirihnya.
Sementara Nisa di kamar dia memperhatikan kepergian suaminya dan Sarah sedikit membuka tirai jendelanya.
"Bang, kok kamu tega sama aku, emang kita di jodohkan, tapi ini bukan perjodohan paksa, setelah kita sepakat menikah dan memcoba belajar saling mencintaj, Bang, aku sakit Bang , hik hik hik."
Nisa pun menangis dan duduk di lantai. entah sudah berapa lama dia duduk hingga akhirnya dia pin tertidur dengan pakaian,setengah tilan jang.
Sementara di kejauhan.
"Mas, enak banget lo tahunya, aku belum pernah ke mari." ucsp Sarah manja.
"Benarkah, nanti kita akan sering mampir ke sini ya, tenang saja. Ayo makan lagi!" Saeah pun nambah.
Mereka pun menyantap Tahu tek tek tersebut dengan lahapnya. tak terasa Sarah menghabiskan 3 porsi, sedang Nadim 2 porsi.
"Mas, tolong bungkus 2 porsi ya." ucap Nadim
"Maaf Bang, sudah habis, Abang terlambat bilang, tadi masih banyak kok," ucap penjual.
"Masa sih Mas, sedikit, setengah porsi pun nggak papa?"
"Habis Bang. nggak ada." ucap penjual
"Baiklah, nggak papa nesok aja deh."ucapnya.
"Gimana Mas? aap Nisa,akan marah, kita menghabiskan 5 porsi lho, masa kita lupa tadi pesan,duluan?" ucap Sarah lagi.
"Ah gampaaang, besok juga masih ada, ayo pulang!" Ajak Nadim.
Namun Sarah masih ingin bersama Nadim, dia mencsri alasan.
"Mas, kita ke sebelah sana yuk, siapa taumasih ada yang jualan tahu, kasian Nisa. kalau ganti dengan yang lain gimana? sate atau apalah." Ucap Sarah.
"Baiklah, ayo!" Mereka pun meninggalkan tempat tersebut dan berkeliling kota.
Hap
Kini Saraj memberanikan diri memeluk tubuh Nadim.
"Maaf Mas, aku kedinginan." ucapnya
Nadim pun terpaksa diam. Diam diam Nadim pun menikmati pelukan sarah dan mulai terbuai, apalagi saat melewati jalanan yang rusak benjolan kenyal milik Sarah seakan menari nari di punggugnya. Nadim pun memelankan laju kendaraannya.
"Mas kok pelan amat, ada apa?" Tanya Sarah.
"Supaya kamu nggak kedinginan," sahutnya singkat. Padahal Nadim merasakan ada yang berbeda di tubuhnya, aliran darahnya berdesir hebat.
"Oooh," Sarah pun mengeratkan pelukannya.
Setelah 1 jam perjalanan mereka pun sampai di rumah telat jam 11.30 malam. perjalanan sebenarnya cuma 30 manit.
"Terimakasih ya Mas." Sarah pun turun, Nadim memarkirkan kendaraannya di teras rumah dan menguncinya, mereka masuk beriringan.
"Au." Sarah kaget saat dengan sengaja sarah berjongkok dadakan di depan Nadim untuk melepas sendalnya yang ada talinya. Spontan saja Nadim pun menabrak pan tat Sarah keras, gesekan itu tak dapat di hindari, sekali lagi darah Nadim mendidih.
"Maaf," ucap Sarah, namun dia terlingat tersenyum puas.
Nadim pun menutup pintu dan menguncinya, setelah menutup pintu, dia pun menuju kamar mandi sikat gigi dan berwudhu untuk sholat isya, walau pun tidak alim, sholat baginya adalah Formalitas sebagai seorang muslim.
Ceklek
"....." Nadim terbelalak melihat pemandangan di depannya, Sarah dengan berani memakai pakaian tidur kain menerawang berbentuk dastar di atas lutut. yang memperlihatkan separu buah Da danya.
"Mas," Sarah dengan sengaja mendekat dan berdiri tepat di depan Nadim.
"Bang, sudah pulang?" Nisa yang terbangun dan mengetahui suaminya sudah pulang pun keluar dari kamarnya.
"Oh iya, Nadim yang salah tingkah pun segera berjalan menuju kamarnya dan sholat isya.
Nisa yang melihat gelagat Sarah sangat mengerti bahwa wanita itu adalah ular. Dia pun berbaring telentang di ranjangnya. sengaja menentang suaminya yang tadi dia lihat, sudah menggelinjang kepanasan. Selesai sholat Nadim pin melepas pakaiannya hanya tersisa kolot dan baju kaos. Dia pun berbaring di sisi istrinya.
"Bang kemana aja? kok baru datang?" Tanya Nisa dengan nada datar.
"Cuma mencari tahu tek tek, tapi kehabisan nggak bisa ngebungkus, besok aku bawakan ya?" Ucap Nadim.
Nisa pun memulai aksinya, dia men cum bu suaminya, mengajaknya kencan malam ini. Nadim yang sudah tersulut naf su pun tak bisa menolak. Nisa sangat aktif, kalau biasanya dia hanya menunggu, namun kali ini tidak, dia dengan sengaja mendesah nyaring seakan akan dia mau mengatakan kepada Sarah bahwa dia sedang ber cin ta😃.
Benar saja, di kamar sebelah,
Sarah hanya memeluk guling erat sambil menggigit gigit bi birnya.
Nisa makin aktif, dan mulai keliling dunia berlayar menerjang badai dan sunami, menghalau ikan ikan hiu dan memukul2 air laut🤣 hingga saatnya yang di nanti pun tiba Nisa dengan sengaja berteriak sangat keras karena merasa senang sudah sampai di sebrang dengan selamat.
Nadim yang merasa malu kedengeran Sarah pun membekap mulut istrinya kuat kuat, namun Nisa malah menggeleng dan tetap mengeluarkan suaranya, emang sengaja, mau manasin Sarah, kepanasan nggak ya. tentu doong kayak cacing penggal😃
Akhirnya mereka pun terkulai lemas tak berdaya. Nisa senyum senyum sendiri.
Rasain loe
Bathinnya
Sementara Sarah.
Awas loe gue nggak akan kalah begitu saja.
Bathinnya juga.
Nadim dan Nisa pun kebelakang, sengaja Nisa membanting pintu saat menutupnya.
"Nisa, apaan sih, pelan pelan."
"Nggak sengaja Bang." Padahal dia tersenyum licik.
Setelah bersih bersih dan wudhu mereka kembali ke kamarnya.
Nadim tampak sudah mendengkur, sementara Nisa tampak masih melek dan sesekali tersenyum.
Kedengeran nggak ya suaraku tadi,
Lirihnya.
Entah berapa lama akhirnya Nisa pun tertidur.
***
Jam menunjuknya jam 06.00 Nisa baru bangun.
Tap
Tap
Tap
"Bang, kok nggak bangunin aku?"
Nisa heran melihat Nadim sudah duduk manis di dekat meja makan dan menikmati sarapan sendirian.
"Tadi sudah aku panggil panggil, ku kira kau sudah mendengar." ucap suaminya.
"Eeh Nisa,sudah,bangun."
Tampak Sarah baru masuk lewat pintu belakang hanya menggunakan kimono nya dengan rambut di gulung handuk. Seperti biasa belahan gunungnya pun terlihat.
BERSAMBUNG....
Mari mampir
#WANITA BERCADSR BIRU.
#PEMBUNUH BAYARAN PALSU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments