Malam ini seluruh pegawai sibuk dengan tugas masing-masing, termasuk Kayna, Olin, dan ada beberapa pegawai lainnya yang bertugas di depan sebagai penjamu tamu atau pelayan khusus di meja.
Natta seharusnya juga ikut serta bersama dengan Kayna dan yang lain. Tetapi laki-laki itu kini sedang mondar-mandir tidak jelas setelah mengetahui siapa yang sudah membooking kafe Dio malam ini.
"Kacau," gumamnya tampak berpikir sejenak.
"Natta, malah mondar-mandir nggak jelas gitu, buruan bantuin kita." Kayna datang setelah mencari keberadaan Natta dari tadi.
"Dicari-cari juga," lanjut Kayna bergumam.
Bukannya menjawab. Natta justru berniat kabur, dia belum punya cara bagaimana agar tidak bertemu dengan ibu-ibu yang akan mengadakan acara arisan malam ini di kafe tersebut.
"Heh, malah pergi! Natta acara sebentar lagi dimulai," beritahu Kayna setelah melihat beberapa ibu-ibu yang memang sudah mulai berdatangan di depan.
"Kamu ke depan dulu Kay! perut aku sakit," teriak Natta beralasan.
Mendengar jawaban dari Natta seketika membuat Kayna mencebik. Ia memang pergi dan tidak lagi memaksa Natta untuk ikut membantunya saat ini karena alasan Natta tadi, tetapi lihat saja nanti jika Natta benar-benar tidak membantunya sama sekali Kayna akan memaksa entah dengan cara apapun itu.
Pukul 8 malam. Semua ibu-ibu dengan gaya sederhana namun tetap terlihat berkelas sudah berkumpul di kafe cinlok milik Dio. Kebetulan mamanya Dio juga salah satu anggotanya. Namun bukan mama Dio yang mengadakan arisan tersebut di kafe milik Dio, melainkan istri pak Rian Aditama atau ibu Delia.
"Jeng, makasih lho ya udah mau berkunjung di kafe kecil milik anak saya," ujar mama Dio diangguki oleh Bunda Delia.
"Jangan merendah jeng, justru saya bangga sama Dio yang sudah mau berbisnis di usia muda," balas bunda Delia disetujui oleh teman-teman arisan yang lainnya.
"Kalau anak jeng Delia gimana? mau nerusin yang mana dulu? bisnis hotel, apartemen atau kantor ayahnya?" tanya salah satu dari mereka.
Mendengar pertanyaan salah satu temannya membuat Bunda Delia tersenyum tipis. Senyuman yang tersirat akan makna.
"Saya membebaskan anak saya jeng, apapun yang dia kerjakan untuk saat ini saya mendukungnya," ujar beliau.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Seketika membuat salah satu pegawai kafe yang berdiri tidak jauh dari kumpulan ibu-ibu tersebut terbatuk.
Semua yang berada di sana langsung menatap ke arah pegawai tersebut. Termasuk bunda Delia yang juga menoleh ke arah pegawai yang memakai topi dan juga masker hampir tidak memperlihatkan wajahnya. Hanya mata yang bisa terlihat, namun karena pegawai tersebut menduduk, beliau tidak begitu melihat dengan jelas.
"Aku ke belakang sebentar," pamit pegawai tersebut membuat Kayna menggeleng.
"Kenapa lagi si ganteng Kay?" tanya Olin berbisik.
Kepala Kayna menggeleng. Ia melirik ke arah dimana Natta tadi pergi.
"Awas aja kalau sampai alasan lagi biar nggak bantuin, teman bos sih teman bos, tapi bukan berati bisa seenaknya aja dia," lirih Kayna masih dapat didengar oleh Olin.
"Kay, jangan jahat-jahat sih sama Natta, ganteng tahu," bela Olin semakin membuat Kayna berusaha menahan amarahnya.
Bagi Kayna, Natta itu penuh dengan tipu muslihat, beribu alasan untuk dapat lepas dari tanggung jawabnya, seperti saat ini misalnya, dan Olin selalu saja membela Natta setiap kali Kayna membicarakan atau mencibir laki-laki itu.
Hampir selesai acara malam itu. Namun Natta tak kunjung juga muncul lagi. Kali ini bukan hanya mulut Kayna saja yang menahan kesabaran, tetapi tangan-tangan Kayna sudah tidak sabar untuk memberi pelajaran kepada laki-laki seperti Natta.
"Kayna!" panggil seseorang seketika membuat Kayna menoleh.
"Airin?" heran Kayna melihat kedatangan Airin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ririe Handay
tamapol aja tu si natta nya kay
2022-09-23
0
DwiAzalia
aku kira bunda nya tau kalo natta krj tmpt dio mkanya arisan disitu
2022-06-16
0
Dian Nova
blm apa2 kok aku dah ga suka ya sama airin..
2022-06-10
0