Untuk yang ke dua kalinya Dio memergoki Natta dan Kayna dengan keadaan yang menurutnya tidak sepantasnya. Terlebih kejadian yang baru saja dialami semakin membuat Dio murka. Entah karena perasaan yang dia rasakan untuk Kayna, atau perihal cicak yang akhirnya membuat jus buatannya terbuang sia-sia.
"Di, sorry," ujar Natta duduk di depan Dio.
Bukan hanya Natta saja, Kayna juga masih berada di ruangan Dio menunggu keputusan Dio untuk memberi hukuman untuknya.
"Bukan tentang cicak itu, tapi kalian selalu-"
"Kita nggak ngapa-ngapain kak, tadi Natta nggak sengaja nglempar cicak itu, dan aku juga yang salah udah nakut-nakutin Natta," jelas Kayna, tetapi Dio malah menjawab dengan gelengan kepala.
"Kamu nggak salah Kay, yang salah Natta," balas Dio seketika membuat mata Natta melirik ke arahnya dengan geram.
"Cowok kok takut cicak," ledek Dio menyunggingkan senyumnya.
"Di, kamu kan tahu ak-"
"Iya tuan Natta yang terhormat," potong Dio kembali membuat Natta mendelik.
Tidak seharusnya memang Dio mengatakan hal itu di depan Kayna. Bisa gagal semua rencana yang sudah Natta lakukan dan persiapkan selama ini. Bukan hanya di depan Kayna saja, tetapi di depan semua, orang-orang terdekat Natta harus memperlakukannya layaknya anak pada umumnya. Bukan seorang anak yang diistimewakan karena apa yang dimiliki oleh kedua orang tuanya.
"Ck, nggak usah tegang sih, aku kasih hukuman kalian yang mudah kok." Dio melirik ke arah Natta yang juga menatapnya, seperti sedang berperang dalam sebuah sandiwara.
"Anterin makanan ke alamat ini." Dio menyerahkan secarik kartu berisi alamat rumah yang akan Natta dan Kayna kunjungi untuk mengantar makanan.
Seketika wajah Natta menegang melihat kartu yang tanpa ia baca alamatnya pun jelas dia tahu dimana letaknya. Itu perumahan mewah yang juga terdapat rumah kedua orang tuanya yang selama ini ditinggali olehnya. Dio seperti sengaja sekali memberikan hukuman yang berat untuknya.
Tangannya mengepal melihat wajah puas Dio yang sedang mempermainkannya. "Sick," gumamnya.
Lain halnya dengan Kayna yang tersenyum seraya mengangguk setuju. Gadis itu bahkan tidak henti-hentinya terus mengucapkan rasa terimakasihnya untuk Dio. Kayna pikir Dio akan memecat atau memberi hukuman yang sulit untuk Kayna lakukan. Seperti bekerja dengan potongan gaji atau tanpa digaji untuk beberapa hari mungkin. Namun hukuman yang Dio berikan sangatlah mudah menurut Kayna.
"Itu rumah pak Aditama. Beliau pembisnis besar di kota ini. Jangan sampai bikin masalah," terang Dio sengaja menggoda Natta yang kini sudah berwajah merah menahan amarah.
"Pasti kak, kita akan lakuin sebaik mungkin," balas Kayna diangguki oleh Dio.
"Nat, jawab," tekan Kayna menyenggol lengan Natta.
"Nggak janji, bisa aja kita susah untuk masuk ke perumahan itu," ujar Natta tanpa melihat ke alwan bicaranya.
"Mudah saja Nat, aku udah menghubungi istri beliau, dan makanan yang dipesan kini sedang ditunggu. Tolong kerja samanya," terang Dio dengan senyum smirknya.
"Baik kak, kalau begitu kita langsung saja ke sana," pamit Kayna diangguki oleh Dio.
Tetapi Natta, laki-laki itu sama sekali tidak mau berpindah dari tempatnya. Ia kesal dan ingin marah sekarang juga. Jika saja tidak ada Kayna, mungkin Natta sudah meluapkannya dengan Dio.
"Cepat Natta, tunggu apa lagi? Jangan karena kita berteman kamu bisa menentang apa yang aku perintahkan." Dio semakin mengambil kesempatan ini untuk mempersulit Natta.
"Oke," jawab Natta menatap Dio tajam.
Setelah kepergian Natta dan Kayna. Barulah Dio bisa tertawa sepuasnya melihat wajah marah Natta tadi. Kapan lagi dia bisa berada di atas Natta? Jika bukan karena sikap angkuh Natta yang tetap menopak permintaan ayahnya dan menjadi pelayan di kafenya. Tentu kesempatan ini tidak akan pernah datang. Lagi pula ada rasa sedikit kesal melihat Natta yang juga sedang memeluk Kayna tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Natta blm punya cewek ya mbak Ri ??
2023-01-23
0
acih aja
dio sengaja ngerjain natta,,,,
2022-09-26
0
Ririe Handay
aduh aduh.....
2022-09-23
0