Di ruangan Dio. Kayna duduk sembari mendengar penjelasan dari Dio apa saja yang harus dia lakukan. Sementara laki-laki yang tadi juga berada di ruangan tersebut kini sudah mulai bekerja.
"Sudah paham kan?" tanya Dio diangguki oleh Kayna.
"Kalau begitu kamu boleh langsung mulai bekerja, semoga betah ya?" ujar Dio diangguki oleh Kayna.
"Makasih kak, kalau begitu aku pamit langsung kerja," pamit Kayna berlalu dari ruangan Dio.
Setelah kepergian Kayna. Seulas senyum terlihat dari bibir manis Dio. Meski bersikap normal dan biasa saja, nyatanya kedatangan Kayna cukup membuat hatinya terasa berbeda.
"Kay, sini!" Olin memanggil Kayna melihat kedatangan gadis itu.
"Gimana?" tanya Olin ingin tahu, terlebih wajah yang diperlihatkan oleh Kayna saat ini membuat Olin berpikir aneh.
"Lin, aku-," ujarnya terpotong.
"Kamu diterima kan kerja di sini?" wajah Olin ia condongkan menatap Kayna penuh.
Terdengar helaan napas dari Olin melihat wajah muram Kayna saat ini. "Padahal kak Dio biasanya baik lho, siapa aja yang butuh kerjaan dia bantu," beritahu Olin dengan sedikit keluhan.
"Termasuk aku," balas Kayna seketika membuat Olim mendelik.
"Jadi kamu-," kepala Kayna mengangguk.
"Iya, aku ganti baju dulu ya?" pamitnya diangguki senang oleh Olin.
"Semangat Kay!" teriaknya.
Hari pertama kerja cukup menyenangkan bagi Kayna. Teman-teman di tempatnya bekerja sangat baik, telaten untuk mengajarkan atau memberitahunya apa saja yang harus Kayna lakukan setelah pekerjaannya selesai.
Karena kafe sudah mulai sepi, tinggal beberapa pengunjung saja. Kayna bersama dengan Olin kini duduk sembari mengobrol bersama.
"Kay tahu nggak?" ujar Olin membuat Kayna menoleh.
"Apa?" tanyanya penasaran.
"Hari ini ada anak baru juga lho, ganteng banget," bisik Olin membuat Kayna mengangguk.
Ia tidak begitu tertarik apa Olin katakan. "Oh," singkat Kayna membuat Olin mendelik.
"Kok oh aja sih? Kamu normal kan Kay?" tanya Olin memastikan.
"Normal Olin, kalau nggak normal pasti aku udah naksir berat sama kamu yang lucu ini," tangan Kayna reflek mencubit pipi Olin dengan gemas.
"Tapi dia beda Kay, dilihat tuh gantengnya melebihi kak Dio, sayang nasibnya tidak sebaik kak Dio," ujar Olin membayangkan wajah pegawai baru yang tadi sempat dia lihat.
"Tapi Kay, dimana dia sekarang ya? Dari tadi aku nggak lihat," mendadak Olin jadi teringat dimana keberadaan pegawai baru yang baru saja memenuhi pikirannya.
"Mana aku tahu. Kamu kan tadi yang lihat?" balas Kayna cuek.
"Ih Kayna... Sekarang aja sok cuek, coba kalau kamu lihat dia...dijamin naksir," cibir Olin berdiri seraya membawa tumpukan kertas yang akan dia buang.
"Kayna!" panggil salah satu pegawai.
"Iya." Kayna menoleh mendengar namanya disebutkan.
"Kamu disuruh buatin lemon tea sama kak Dio, langsung bawa ke ruangannya ya?" beritahu pegawai tersebut.
"Siap kak," balasnya segera bergegas.
Selesai membuatkan minuman sesuai permintaan tadi. Kayna kembali mengetuk pintu ruangan Dio. Dengan harapan tidak terjadi hal seperti tadi siang lagi.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!" terdengar suara dari arah dalam.
"Kak minumnya." Kayna menaruh minuman yang dibawa olehnya ke meja ruangan Dio.
Namun ada yang menarik perhatian Kayna saat ini. Laki-laki tadi siang yang dia tahu sebagai pegawai di kafe tersebut kini kembali berada di ruangan Dio. Lebih parahnya lagi ia sedang tertidur pulas di sofa meski mengenakan seragam kafe sama sepertinya.
"Kak boleh tanya?" ujar Kayna ragu.
Dio mengangguk. "Tanya aja," balasnya.
"Itu." Kayna menunjuk ke arah laki-laki yang sedang tertidur pulas di pojokan ruangan Dio. "Dia kenapa tidur di sini?" tanya Kayna ingin tahu.
"Oh..sepertinya dia kecapean Kay, sampai ketiduran di sini, tolong bangunin dia ya? Aku ke depan sebentar," ujar Dio bergegas pergi.
"Tapi ka-" Kayna menghela napas dalam melihat kepergian Dio. Lalu menoleh ke arah laki-laki yang sedang tertidur dengan pulasnya.
"Gila, berani banget ya pegawai tidur di ruangan bos?" heran Kayna melihat laki-laki di depannya.
Tangannya mulai terulur untuk membangunkan laki-laki tersebut.
"Heh..bangun."
"Siapapun nama kamu, bangun!" lanjut Kayna masih tidak membuat laki-laki tersebut bergerak. Yang ada ia tanpa sadar malah menarik tangan Kayna dan membuat gadis itu terjatuh di pelukannya.
Seperti kejadian di film-film yang sering dilihat olehnya. Kayna sempat terdiam beberapa saat dengan keadaan dan juga pemandangan di depannya. Kayna akui wajah di depan matanya sekarang ini sangat tidak cocok sekali menjadi salah satu pegawai kafe. Laki-laki di depannya ini lebih cocok menjadi anak dari pemilik perusahaan ternama.
"Eh lepas!" sadar Kayna mulai berontak.
"Nggak mau," balasnya membuat Kayna sontak mendelik.
"Nggak mau yah. Sampai kapanpun aku nggak mau sebelum aku benar-benar siap," lanjutnya lagi membuat Kayna menggeleng.
Bukan menjawab ucapan Kayna tadi. Namun sepertinya dia sedang mengigau karena mimpinya.
"Natta!" suara itu seketika membuat Kayna menoleh. Bersamaan dengan Natta yang juga terbangun dari tdiurnya.
"Kalian-" ujar Dio seketika membuat Natta menoleh ke arah gadis yang tepat berada di atasnya.
"Kamu lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Wiyanti Yanti
kayanya bakal jd jodohnya nih
2024-05-17
0
Pecinta Halu
Hahahahaha
2023-01-23
0
Santi Rahma
sbnrnya udah baca cmn lgi bingung hrs bca kmna ya.smngat
2023-01-07
0