Duduk bersebelahan dengan Natta membuat tumpukan kekesalan pada hati Kayna semakin menjadi. Rasanya sangat dongkol sampai ia tidak bisa kosentrasi lagi.
Melihat gadis di sebelahnya yang terus bergerak tidak beraturan membuat Natta menggeleng. Ia sendiri acuh meski Kayna terliha sangat tidak nyaman karena sebangku dengannya.
"Bu!" Kayna mengangkat tangannya ke atas.
"Iya, ada apa?" tanya guru yang sedang mengajar di depan.
"Ijin ke toilet," ujar Kayna diangguki oleh guru tersebut sebagai bentuk mempersilahkan.
"Nggak usah gugup sih satu bangku sama aku," desis Natta seketika membuat Kayna mendelik.
Ia semakin kesal mendengar kata-kata Natta barusan. "Ngaco," lirihnya segera bergegas keluar.
Bukannya merasa terkesima atau tertarik dengan kemunculan Natta seperti siswi di kelasnya. Kayna justru merasa mendapat kesialan berkali-kali lipat.
"Bisa ya muncul terus," komentarnya dengan gelengan di kepala.
Plak
Suara itu cukup membuat Kayna terkejut dan langsung melihat ke asal suara tadi. Mata Kayna membola melihat seorang gadis yang sedang bersimpuh dengan dua orang gadis berdiri di depannya.
"Kamu diam-diam menghanyutkan ya? aku udah sering bilang jangan deketin Arka. Kenapa susah banget sih dibilangin? mau aku bikin kamu lebih menderita?" salah satu dari gadis itu kini menjambak rambut gadis yang masih duduk dengan wajah pucat pasi.
"Ma-af Sasa," cicitnya nyengir sembari menahan rasa sakit.
Melihat itu semua membuat Kayna tidak tega rasanya. Dia sendiri paling tidak suka melihat seseorang yang ditindas, itu mengingatkannya ketika pamannya selalu menindas mama Mita meski tanpa kekerasan.
"Berhenti!" Kayna dengan keberaniannya muncul dan langsung menghampiri mereka.
Sasa sebagai pelaku penindasan pertama langsung melepaskan tarikan tangannya pada rambut gadis itu.
"Siapa kamu?" tanyanya melihat kedatangan Kayna. Gadis cantik yang masih asing wajahnya.
"Siapa aku itu tidak penting, aku cuma mau ingetin ini masih di sekolah nggak pantas kamu lakuin sesuatu seperti anak yang nggak berpendidikan," jelas Kayna membantu gadis itu untuk diberdiri.
Mendengar kata-kata Kayna barusan membuat Sasa menatapnya tajam. Ia tidak terima diceramahi oleh murid yang dia sendiri tidak kenal.
"Kalau masih mau sekolah di sini, nggak usah ikut campur urusan aku," ujarnya menatap Kayna tajam.
"Ayo cabut," ajak Sasa pada salah satu temannya yang ikut di sana.
Setelah kepergian Sasa dan temannya. Kayna menatap ke arah gadis yang kini sedang merapihkan kembali seragam sekolahnya.
"Kam-"
"Makasih ya?" ujarnya berlalu pergi.
Melihat kepergian gadis itu membuat kepala Kayna menggeleng. Padahal tadi ia ingin menanyakan keadaannya. Tapi gadis itu sepertinya terlihat tidak nyaman dan malah buru-buru pergi.
"Ada yang sembelit kayaknya," suara Natta seketika membuat langkah kaki Kayna terhenti.
Ia baru saja selesai dari kamar mandi dan baru saja keluar. Namun rupanya sudah ada Natta berdiri di ujung lorong kamar mandi dengan bersandar di dinding.
"Auw! sakit gil*!" umpat Natta kesakitan.
Kayna sengaja menginjak kaki Natta dengan kasar. Setelahnya ia segera bergegas untuk kembali ke kelas.
"Tunggu Kayna!" teriak Natta kembali membuat langkah kaki Kayna terhenti.
Gadis itu berbalik badan dan menghampiri Natta yang sedang berjalan pincang menghampirinya.
"Udah tahu nama aku?" sinis Kayna. "Nih aku tambahin!" dengan menambahkan tenaganya Kayna kembali menginjak kaki Natta sebelahnya.
"Biar adil Nat!" teriaknya lagi disertai kekehan.
"Akh... Kay! awas kamu!" Natta memegangi kakinya yang tadi diinjak oleh Kayna. Meski masih terbalut sepatu, nyatanya kekuatan gadis itu tidak main-main. Nyerinya sampai membuat ujung anunya ikut berdenyut. Hahahaha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
αуαηgηуαᴳᴼᴶᴼᴷᴵᴷᴼᵇᵃᵍⁱ2
eh ujung anu🤣🤣🤣
2023-02-24
1
Pecinta Halu
Itu anu apa mbak Rii😃😃
2023-01-23
0
acih aja
makin seru
2022-09-25
0