Rasyid tersenyum dalam hati, rasanya mengerjai gadis barbar ini, pasti sangat menyenangkan. Menjadikannya istri, lalu menekannya sampai dia tak berkutik.
Ya sepertinya itu akan sangat menyenangkan, pikir licik Rasyid.
"Saya ingin lanjut, Nyonya. Saya tidak ingin mengecewakan anda," jawab Rasyid dengan senyuman liciknya.
"Bagus, aku suka laki-laki sejati sepertimu," jawab Zarin, ia pun tersenyum bahagia. Namun tidak dengan Nadin, ia sangat tahu bawa pria yang saat ini ada di depannya, pasti memiliki akal licik untuk menabuh genderang perang padanya. Nadin yakin, pernikahan ini adalah tipu muslihat pria itu untuk melumpuhkannya. Nadin yakin, ini pasti hanya akal-akalan Rasyid untuk menindas nya.
"Nggak, elu harus nolak perjodohan ini. Gue nggak mau jadi istri elu!" tolak Nadin kesal.
"Terserah! Aku hanya mau profesional, Nona. Menepati apa yang sudah aku pilih. Bukankah begitu, Nyonya," jawab Rasyid tanpa merasa bersalah.
Zarin tersenyum, mengangguk senang.
"Gue tahu, ini pasti cuma akal-akalan elu kan. Elu mau nindas gue kan?" tabak Nadin, masih dengan emosi yang sama
"Ih, siapa bilang? Menikah kan ibadah, mana ada acara tindas menindas. Iya kan Nek?" sanggah pria itu lagi.
Di titik ini, Nadin semakin merasa bahwa Rasyid sengaja melakukan hal gila ini untuk balas dendam atas apa yang pernah ia lakukan pada pria itu. Namun, Nadin tak mau kalah, dengan segala kekuatannya ia pun tetap mau menolak perjodohan ini.
"Pokoknya, sampai kapanpun Nadin nggak mau nikah sama satpam jerapah ini, Oma. Lihat saja, tatapan nya saja licik," rengek Nadia.
"Hist, mana ada begitu. Dia begitu tampan dan konsisten, tidak sepertimu yang plin-plan. Kemarin semangat bilang iya, sekarang tidak? Siapa di sini yang licik," jawab Zarin tak mau kalah.
"Kenapa Oma belain dia sih? Di sini yang cucu Oma siapa?" protes Nadin mulai tak terima.
"Oma hanya membela siapa yang benar saja. Kali ini, Oma membela Rasyid. Gimana kamu mau menikah, atau terima konsekuensi yang sudah kamu tanda tangani?" tanya Zarin, sekali lagi.
"Aku tetap terima konsekuensi, ogah aku nikah sama dia. Apaan?" Nadin terus saja menolak. Namun, ini bukanlah awal dari masalah ini.
"Oke! Tidak masalah. Rasyid... karena kamu konsisten maka tak ada hukuman bagimu dan kamu, Nadin... karena menolak, maka mulai besok silakan kamu cari uang 100 juta untuk membayar denda. Serta jangan lupa, mulai besok kamu harus bekerja. Violeta yang akan memberitahu bagaimana pekerjaan mu mulai besok, mengerti!" ucap Zarin, memberi keputusan.
"Oke, Nadin akan bayar 100 juta. Di rekening Nadin masih ada kalo cuma segitu!" jawab gadis ayu ini, penuh percaya diri.
"Oh ya," Zarin mencebikkan bibir, meremehkan jawaban gadis itu. Kemudian, wanita tua ini kembali berucap, " Violeta.. tau kan apa yang harus kamu lakukan? Blokir semua fasilitas yang kita berikan pada gadis bodoh ini. Jangan lupa, suruh dia tinggal di tempat yang sama dengan para pekerja yang lain. Kita harus tunjukkan padanya, bagaimana susahnya mencari uang dan hidup sendiri?"
"Oma! Nggak bisa gitu dong? Kan itu nggak ada di surat perjanjian kita?" protes Nadin.
"Memang tidak ada? Tapi uang yang hendak kau pakai untuk membayar denda mu itu, uang siapa? Uangku kan? Jadi, kapanpun aku ambil, bukankah itu hakku?" jawab Zarin tanpa merasa bersalah.
"Mana ada begitu? Oma nggak adil. Kenapa selalu belain dia di banding Nadin. Nadin yang cucu oma. Kenapa Oma begitu kejam?" teriak Nadin, marah.
Sayangnya, Zarin sama sekali tidak mau mendengarkan rengekan gadis manja itu.
"Keputusan sudah kita ambil. Baik ... untuk Rasyid, kamu boleh pulang. Tapi kalo mau menginap juga boleh, minta Violeta siapkan kamar untukmu," ucap Zarin lembut.
"Tidak, Nyonya. Besok saya kerja. Sebaiknya saya pulang," jawab Rasyid, santai.
"Sebaiknya kita berbincang di kamarku, Ras. Aku lelah sekali," ajak Zarin, dengan senyum senangnya.
Sayangnya, adegan yang nampak di depan mata, membuat Nadin kesal. Dengan penuh amarah, gadis ini pun kembali protes.
"Oma kenapa begitu jahat pada Nadin? Kenapa Oma suka sekali memaksa? Kenapa Oma suka sekali menindas Nadin? Kenapa Oma, apa salah Nadin?" terika gadis manja itu, protes.
"Agar kamu berpikir dan bisa dewasa. Cukup sudah aku memberi kelonggaran padamu. Kamu sudah terlalu liar, pikiranmu hanya bersenang-senang saja. Tidak mau memikirkan betapa bahaya selalu ada di depan mata. Sekarang, hadapi hidupmu sendiri. Oma sudah lelah. Violeta, segara kau urus gadis manja ini. Biar dia tau, apa arti hidup yang sebenarnya," jawab Zarin tegas.
Tak ingin mendengarkan protes Nadin, Zarin pun segera menggandeng tangan Laras dan mengajak sahabatnya itu melangkah menuju kamar pribadinya.
Bersambung..
Yang mau tahu kelanjutan kisah Adnan dan Reva Di BIDADARI SURGA UNTUK ADNAN bisa langsung cus ke apk F dengan judul IZINKAN AKU MEMILIKIMU SEKALI LAGI😍😍 Oke😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ya Nadin memang harus belajar, gimana susah nya nyari duit ... jangan main aja, apalagi mabuk2an ... gak jelas beuud ..
2023-04-01
0
Nie Adela
Nadin....Nadin....bocil banget kamu
2023-02-23
0
HARTIN MARLIN
memang oma harus tegas kepada Nadin
2022-10-07
1