Sambil menunggu Zarin sadar, Rasyid berpamitan sebentar. Ia ingin menghubungi sangat nenek. Ia ingin meminta pendapat wanita yang telah membesarkannya itu.
"Bantukah dia, Nak. Kasihan dia," jawab Laras, di sela-sela obrolan mereka.
"Rasyid hanya takut tidak bisa menjaga amanah ibu, Nek," jawab pemuda tampan itu.
"Nenek yakin kamu pasti bisa, Sayang. Lupakanlah Anisa, dia bukan jodohku. Siapa tau, gadis inilah yang dikirimkan Tuhan untukmu. Untuk menyembuhkan lukamu. Kalian berdua sama-sama terluka oleh penghianatan. Siapa tau, pernikahan ini adalah obat terbaik untuk kalian. Yang penting kalian bisa saling menjaga dan bisa saling menerima!" balas Laras lagi.
"Maafkan aku, Nek. Karena telah berprasangka buruk terhadap sahabatmu. Aku pikir, mereka hendak menjodohkan ku dengan cucunya karena tau aku kaya. Ternyata tidak. Mereka memang membutuhkan bantuan kita dan terima kasih karena nenek menepati janji, tidak menceritakan pekerjaanku sebenarnya pada mereka," ucap Rasyid, sedikit lega.
"Nenek tahu, Sayang. Kamu tidak bermaksud menyembunyikan jati dirimu. Tetapi, kamu memang ingin mencari wanita yang tidak memilihmu karena harta. Tapi karena ketulusan hatimu. Nenek yakin, kebaikanmu tidak akan menghianatimu. Nenek selalu mendoakan yang terbaik untukmu, Sayang!" ucap Laras lagi.
Rasyid tersenyum. Entah senyum itu senang, atau hanya ingin menutupi kegelisahan yang kini ia rasakan.
"Baiklah, Nek. Jika ini yang terbaik untuk kita, Rasyid bersedia menikah dengan gadis itu," ucap Rasyid setelah berhasil melerai pergulatan yang terjadi di medan hatinya.
"Benar? Apakah kamu ikhlas?" tanya Laras, antara senang dan sedih.
"Insya Allah, Nek!" jawab pemuda itu pasrah.
Senyum mengambang sempurna di bibir wanita tua itu. Ia sangat bahagia. Bagaimana tidak? Ini adalah saat yang paling ia tunggu.
Kesediaan sang cucu untuk menikah. Untuk move on dari jerat bayang wanita yang pernah membuat cucunya ini patah hati.
"Kamu tunggu di situ, Sayang. Nenek akan segera ke sana," jawab wanita yang masih ayu di usianya itu, senang.
"Baik, Nek. Rasyid akan tunggu!"
Sedetik kemudian, panggilan pun berakhir. Rasyid menghela napas dalam-dalam. Berharap, keputusan yang ia ambil tidak salah.
Semoga gadis yang hendak dijodohkan dengannya ini adalah gadis baik yang bisa menerima baik buruk dirinya. Tidam meninggalkannya dalam suka maupun duka.
Selalu bersama mengatur bahtera rumah tangga. Selalu setia sampai maut memisahkan.
Itu adalah harapan Rasyid, perihal pernikahan.
***
Di sisi lain, seorang gadis sedang menangis tersedu-sedu di samping tubuh seorang wanita tua yang terlihat sangat lemah.
Namun, wanita itu masih berusaha kuat dan tegar menyampaikan apa yang menjadi keinginan terakhirnya.
"Jangan menangis, Sayang. Oma tidak apa-apa. Hapus air matamu!" pinta Zarin pada cucu satu-satunya.
"Bagaimana Nadia bisa tenang, Oma! Oma sakit seperti ini. Tolong jangan menyerah, Oma. Siapa yang bakalan nemenin Nadia kalo Oma pergi," ucap Gadis cantik itu dalam tangis kesedihannya.
"Jangan takut soal itu, Sayang. Asalkan kamu mau menikah dengan pria pilihan, Oma. Kamu pasti bahagia. Kamu nggak akan sendirian. Percayalah!" ucap Zarin, dengan senyuman meringis menahan sakit.
"Asalkan Oma mau berjuang untuk sembuh, Nadin janji akan lakukan apapun untuk Oma. Apapun permintaan Oma. Nadin janji," jawab gadis itu tanpa berpikir panjang.
Zarin kembali tersenyum, lalu ia pun memastikan apa yang ia dengar. Sebuah janji manis yang diucapkan oleh cucu kesayangannya, "Sungguh kamu mau menikah dengan pria pilihan Oma?"
"Ya, apapun itu Oma. Asalkan Oma tetap bertahan. Tetap berjuang untuk sembuh. Tetap tersenyum dan ada untuk Nadin. Nadin akan menikah dengan pria pilihan Oma. Nadin janji!" jawab Nadin yakin.
Zarin merasa lega. Akhirnya, Nadin bersedia menikah dengan pria pilihannya. Setidaknya gadis ini mau sedikit menekan kebenciannya terhadap pernikahan.
Zarin sangat berharap terhadap pernikahan ini bisa membawa sang cucu ke dalam istana kebahagiaan.
"Bagaimana dengan pemuda itu, Vio? Apakah dia juga bersedia?" tanya Zarin pada asisten pribadinya.
"Bersedia, Nyonya. Ibu Laras sudah memastikannya pada saya dan sekarang, beliau sedang dalam perjalanan ke sini," jawab Violeta.
"Bagus! Sekarang tak ada lagi yang aku risaukan. Seandainya Tuhan memanggilku, aku siap Vio. Sungguh!" ucap Zarin, sedih.
"Tidak Oma! Oma sudah janji akan tetap bersamaku, kan," ucap Nadin seraya memeluk tubuh wanita tua itu.
"Oma tidak akan ke mana-mana. Tapi Oma sekarang ngantuk. Oma tidur dulu, jangan brisik ya!" pinta wanita tua itu.
Nadin, menurut. Meski hatinya sangat ketar-ketir. Ia takut terjadi sesuatu pada wanita itu. Dengan setia, ia pun mengenggam tangan sang Oma, agar wanita itu kuat menahan rsa sakit yang saat ini menyerang otot-otot tubuhnya.
Zarin hanya tersenyum. Lalu kembali memejamkan mata. Sebab obat yang disuntikkan di selang infus nya mulai bereaksi. Kantuk menyerang. Lalu ia pun memutuskan untuk tidur sejenak.
Bersambung...
Jangan lupa like komen n vote sebanyak-banyaknya yes🥰
sambil nunggu up, kalian bisa kepoin karya teman manis saya ini🥰🥰🥰
Ini cuplikan bab nya
"Ayah, apa kau ingin membunuh istrimu sendiri!"
Gertakan dari Virgo mampu menghentikan ulah Robby. Ingin rasanya ia menampar lelaki yang berstatus ayahnya itu, tetapi tangan ibunya mencegahnya.
"Jangan Nak, nanti ayahmu semakin marah!"
Robby menatap nyalang putrinya, tersenyum sambil menyeringai ke arah kedua wanita di depannya itu.
"Kau habis menang balapan bukan? Serahkan uangnya padaku!"
"Nggak, uangnya untuk bayar hutang ke Bos Alex."
"Kecil-kecil pandai berbohong, kamu kira aku tidak tau jika kau sudah melunasinya, hah!"
"Cepat serahkan atau aku habisi kalian berdua!" gertaknya sekali lagi.
Penasaran cuzz ke NOTA HUTANG DI ATAS PERNIKAHAN kakak😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
jangan tidur selamanya, oma ... tunggu Nadin nikah dulu ...
*kak othor punya kuasa 🤭
2023-04-01
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
koq Nadia apa Nadin, kak othor ?
2023-04-01
0
Erni Kusumawati
penasaran nih ketika si tom and Jerry tahu jika mereka di jodohkan😂😂😂 rusuh pastinya
2022-06-15
1