...!Attention!...
Cerita ini di tunjukkan/dipublikasikan hanya untuk sekadar hiburan semata, tidak bermaksud menyinggung ataupun mencemarkan nama baik orang atau tokoh dalam alur cerita, cerita ini murni haluan author, jadi tolong bijak dalam membaca alur cerita, Selamat membaca readers 🥰🥰****🥰****
*
*
*
Pukul 13.00
Sedari tadi Alina hanya berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar Kinara, ia ragu untuk masuk ke dalam kamarnya, tapi rasa khawatirnya lebih besar, pasalnya sedari tadi Kinara tidak menampakkan dirinya apalagi tadi ia belum sempat sarapan
Alina pun memberanikan diri mengetuk pintu kamar Kinara (tok, tok, tok), "Mbak Kinara apa boleh aku masuk? Aku membawa makanan untuk mu, tadi pagi mbak Kinara belum sarapan"
Hening... tidak ada jawaban sama sekali, rasa ke kekhawatiran Alina lebih besar dari pada kecanggungannya, tanah Alina pun mulai membuka knop pintu yang tidak terkunci
Alina seketika melemas melihat Kinara terbaring dengan keringat dingin yang sudah membasahi seluruh tubuhnya, Kinara terlihat sangat kedinginan padahal ini siang hari dan ia sedang memakai selimut, dengan gerakan refleks Alina mendekati Kinara dan menaruh nampan makanan di meja
Alinapun menaruh punggung tangannya di dahi Kinara dan, "Ya Ampun.. mbak Kinara kamu demam tinggi, tunggu sebentar ya aku ambilkan kompresan dulu" Ucap Alina dengan langkah² terburu-buru
Tidak berselang lama Alina datang dengan membawa kain dan wadah berisi air, ia mulai mengompres dahi Kinara seraya berkata, "Jangan sakit mbak, itu membuat hatiku terluka, aku semakin merasa bersalah padamu" Ucap Alina yang sudah meneteskan air mata
Walau Kinara mendengar ocehan Alina tapi ia tidak bisa menjawab karena jujur saja tubuhnya sangat lemas dan bibirnya terus saja bergetar
1 jam... 2 jam berlalu tapi demam Kinara tidak kunjung reda, Alina semakin bingung apa yang harus ia lakukan, dengan perasaan yang campur aduk akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Vano
(Di Telpon)
"Ha-halo Mas Vano"
"Kenapa? Apa ada masalah? Kenapa kamu terlihat sedang panik?"
"Mbak Kinara sedari tadi demam tinggi, dan demamnya belum turun, kumohon cepatlah pulang"
"Apa?!! Baiklah aku akan cepat pulang"
30 menit kemudian, Vano membuka pintu kamar secara kasar, raut wajahnya begitu sangat khawatir pasalnya sang istri tidak pernah sakit sampai separah ini
Vano tidak pulang sendirian, dibelakangnya terdapat dokter yang sama halnya berjalan dengan buru² karena Vano terus menerus menyuruh dokter itu untuk secepatnya memeriksa istri kesayangannya
Vano duduk di sebelah tubuh Kinara, ia menggenggam tangan sang istri dengan erat sambil sesekali mengelap keringat dingin yang membasahi kening Kinara
"Cepat periksa istri ku dan berikan obat terbaik agar ia cepat sembuh" Ucap Vano panik
Setelah memeriksa Kinara dokter itupun berkata, "Istri anda mengalami stress berat, ia terus menangis karena memikirkan sesuatu yang mengganggunya, saya harap anda terus memantau perkembangan kesembuhannya karena jika tidak demamnya akan terus seperti ini, saya sangat mengkhawatirkan dia mengalami sakit yang lebih parah" Ucap sang dokter panjang lebar. "Saya sudah menuliskan beberapa resep obat untuk istri anda, jika demamnya masih tidak turun maka segeralah bawa kerumah sakit agar ia mendapatkan perawatan yang maksimal" Lanjut sang dokter
Vano hanya diam menatap sang istri tercinta dengan air mata yang sudah mulai berlinang, Alina yang mengertipun langsung mengantar sang dokter untuk keluar
Untuk sementara waktu Vano dibuat bungkam, ia tidak sanggup mengatakan satu katapun, hatinya begitu hancur melihat sang istri terbaring lemah hanya karena memikirkan kelakuan suaminya yang keterlaluan
"Kamu sangat ingin pergi bebas dengan memutuskan hubungan suci kita, tapi sungguh jauh dari lubuk hatiku, aku merasa sangat tidak rela jika harus berpisah denganmu sayang hiks" Ucap Vano dengan air mata yang sudah menerobos turun
"Aku adalah pria egois yang selalu menjadikanmu cintaku seutuhnya walaupun yang kulakukan padamu hanya sebuah penyiksaan tapi sungguh hikss aku sangat mencintaimu istriku" Ucap Vano lalu mencium lembut tangan Kinara
Disaat Vano sedang mengatakan kata² cintanya untuk sang istri, tanpa disadari.. sedari tadi sang istri kedua sedang memperhatikan dibalik pintu kamar
Alina memegang dadanya yang merasakan sesak teramat dalam, antara cemburu, iba dan merasa bersalah.. semua itu bercampur aduk menjadi satu
~Mereka berdua adalah wanita yang kuat, hanya karena mengikuti keinginan pria egois itu kalian rela untuk menahan sakit walaupun sebenarnya kalian ingin pergi jauh~
*
*
*
****Hai guys, ini novel perdananya author, jadi tolong dimaklumi dan di maafkan apabila dalam alur cerita ada salah kata atau mungkin kurang tepat kata-katanya.🙏🙏🙏****.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments